Apabila ada santri yang melanggar peraturan atau melakukan perbuatan merugikan kepada santri lain akan mendapatkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukanya. Pengurus juga memberikan kesempatan kepada santri untuk konseling dengan ustadz atau seniornya di pondok pesantren jika memiliki masalah. Selain itu,
pihak pesantren juga bekerjasama dengan pihak sekolah formal baik itu SMA atau SMP terutama guru BP dan wali kelas apabila ada santri yang berkelakuan tidak baik. Sehingga
jika ada santri yang berkelakuan tidak baik maka akan ditegur oleh pihak pengurus.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dibawah ini merupakan karakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas.
Dibawah ini merupakan kategori responden penelitian, antara lain :
a Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi
Presentase Laki - laki
Perempuan 59
64 48,0
52,0 Total
123 100,0
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden. Jenis kelamin perempuan memperoleh jumlah tertinggi sebesar 64 responden 52,0 .
b Kelas
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas
Kelas Frekuensi
Presentase VII
VIII IX
45 35
43 36,6
28,5 35,0
Total 73
100,0
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi kelas responden. Kelas VII memperoleh jumlah tertinggi sebesar 45 responden 36,6 , dan kelas VIII memperoleh jumlah terendah
yaitu 35 responden 28,5 . Kelas responden dimasukkan dalam data demografi untuk melihat presentase tiap
kelas, sehingga peneliti bisa mengetahui kelas mana yang paling banyak mengalami kecemasan berpisah dan mana yang memiliki risiko perilaku bullying tinggi.
C. Analisa Univariat
a. Gambaran Kecemasan Perpisahan Dengan Orang Tua pada Santri Assanusi Cirebon
Nilai kecemasan perpisahan dengan orang tua pada santri diukur dengan kuesioner yang dijawab langsung oleh responden. Untuk tingkat kecemasan
perpisahan dengan orang tua pada santri Pondok Pesantren Assanusi Cirebon yaitu :