Bentuk – bentuk Bullying Faktor

Sedangkan menurut Astuti 2008, bentuk – bentuk bullying yaitu : 2.1 Fisik Menganiaya secara fisik seperti memukul, menendang, menonjong, mendorong, mencakar, meludahi, mengancam, dan lain-lain. 2.2 Non fisik 2.2.1 Verbal Berkata-kata yang menyakiti korban, mengancam, menghasut, berkata jorok pada korban, dan menyebarkan kejelekan korban. 2.2.2 Non verbal 2.2.2.1 Langsung Tindakan kasar dan membahayakan, menatap dengan sinis, dan menakuti. 2.2.2.2 Tidak langsung Memanipulasi pertemanan, mengasingkan, dan mencurigai.

3. Faktor

– faktor Penyebab Terjadinya Bullying Anak-anak tidak dilahirkan untuk menjadi seorang pembuli, perilaku bullying juga tidak diajarkan secara langsung kepada anak-anak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi anak menjadi seorang pelaku tindakan bullying, yaitu : 3.1 Faktor individu Faktor utama yang mempengaruhi perilaku bullying yaitu pelaku tindakan bullying dan korban bullying. 3.1.1 Pelaku tindakan bullying Pelaku tindakan bullying cenderung menganggap dirinya senantiasa diancam dan berada dalam bahaya. Biasanya pembuli memiliki kekuatan secara fisik, namun tidak memiliki perasaan bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah dilakukan. 3.1.2 Korban bullying Korban buli adalah seseorang yang menjadi sasaran berbagai tingkah laku agresif. Anak-anak yang sering menjadi korban buli biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku internal seperti bersikap pasif, sensitif, pendiam, dan tidak membalas jika diserang musuhnya. 3.2 Faktor keluarga Latar belakang keluarga memiliki peranan yang penting dalam membentuk perilaku bullying. Orang tua yang sering bertengkar cenderung membentuk anak-anak yang berisiko untuk menjadi lebih agresif. Anak- anak yang mendapatkan kasih sayang yang kurang, didikan yang tidak sempurn, berpotensi untuk menjadi pelaku tindakan bullying. 3.3 Faktor teman sebaya Teman sebaya juga memainkan peranan yang penting terhadap perkembangan tingkah laku buli, sikap anti sosial dan tingkah laku dikalangan remaja. Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat, secara tidak langsung membantu pelaku tindakan bullying memperoleh dukungan kekuasaan dan popularitas. Saksi atau teman sebaya yang melihat kejadian bullying, cenderung mengambil sikap diam dan tidak mau ikut campur. 3.4 Faktor media Tingkah laku kekerasan yang sering ditayangkan di televisi dan media elektronik akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan anak-anak dan remaja. Misalnya acara smack down, acara tersebut dikatakan telah mempengaruhi perilaku kekerasan pada anak-anak dan remaja. 3.5 Faktor self – control Kontrol diri dapat mempengaruhi korban bullying melalui interaksi dengan jenis kelamin dan ukuran berat badan, serta kekuatan. Verlinden dkk, 2000 dalam Yusuf Fahrudin, 2012 Sedangkan menurut Hoover, et al 1998 dalam Simbolon 2012, faktor – faktor penyebab terjadinya bullying adalah faktor internal dan eksternal. 1.1 Faktor internal, yaitu : 1.1.1 Karakteristik kepribadian 1.1.2 Kekerasan yang dialami sebagai pengalaman masa lalu 1.1.3 Sikap keluarga yang memanjakan anak sehingga tidak membentuk kepribadian yang matang 1.2 Faktor eksternal, yaitu : 1.2.1 Lingkungan 1.2.2 Budaya Menurut Astuti 2008, penyebab terjadinya bullying disebabkan oleh : 3.1 Perbedaan kelas Perbedaan kelas menjadi penyebab terjadinya bullying, perbedaan kelas disini termasuk perbedaan gender, agama, dan ekonomi. Sebagai contoh perbedaan kelas ekonomi yaitu individu yang ekonominya lebih rendah cenderung menjadi korban bullying. 3.2 Tradisi senioritas Tradisi yang diwariskan oleh seniornya dahulu seringkali dijadikan alasan untuk melakukan tindakan bullying. 1.3 Senioritas Penyebab senioritas muncul dari diri individu sendiri dengan alasan untuk menunjukkan kekuasaannya. 1.4 Keluarga yang tidak rukun Masalah-masalah pada keluarga seperti perceraian orang tua, kurangnya komunikasi, ketidak harmonisan orang tua, dan lain-lain dapat menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying. 1.5 Situasi sekolah yang tidak harmonis Situasi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat juga menyebabkan terjadinya perilaku bullying. 1.6 Karakter individu atau kelompok, seperti ; Dendam atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik, untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan teman sepermainannya dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku bullying. 1.7 Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban Korban merasa bahwa dirinya pantas di bully, sehingga korban tidak berani untuk melawan pelaku.

4. Dampak Bullying

Menurut Astuti 2008, dampak bullying pada diri korban timbul perasaan tertekan oleh karena pelaku menguasai korban. Bagi korban, kondisi ini menyebabkan dirinya mengalami kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri yang menurun, malu, trauma, tak mampu menyerang balik, merasa sendiri, dan merasa takut ke sekolah. Sedangkan menurut Levianti 2008, beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bahkan dampak fisik bisa mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial yang buruk. Dampak buruk yang dapat terjadi pada korban bullying, antara lain : 4.1 Kecemasan 4.2 Merasa kesepian 4.3 Rendah diri 4.4 Depresi 4.5 Penarikan sosial 4.6 Keluhan pada kesehatan fisik 4.7 Penggunaan alkohol dan obat – obatan Priyatna, 2010

5. Penanggulangan Bullying

Strategi untuk mengatasi bullying antara lain : 5.1 Strategi yang menekankan pada bukti nyata factual evidence dan rationale untuk perubahan empirical-rational 5.2 Strategi yang melibatkan re-edukasi dan kesepakatan pada norma-norma baru normative-re-educative. 5.3 Strategi yang menekan orang untuk berubah power-coercive. Astuti, 2008

6. Kuesioner perilaku Bullying

Beberapa kuesioner yang banyak digunakan untuk perilaku bullying antara lain The Bullying Prevalence Questionnaire BPQ yang dibuat oleh Ken Rigby dan Phillip Slee 1994, dengan pilihan jawaban tidak pernah, sekali, jarang, dan selalu. Terdapat 20 pernyataan dengan arah favorable dan unfavorable. The Handling Bully Quitionnaire HBQ dibuat oleh Bauman S, Rigby K Hoppa K 2008, kuesioner ini terdiri dari 22 pernyataan yang