I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, ada tiga masalah etika penelitian keperawatan Hidayat, 2008
1. Informed consent lembar persetujuan Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti memberikan lembar informen consent kepada santri sebelum mengisi
kuesioner. Tujuan dari informed concent adalah agar santri mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika santri bersedia, maka santri harus menandatangani
lembar persetujuan. Akan tetapi jika santri tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya dan tidak ada paksaan.
2. Confidentially kerahasiaan Etika penulisan bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas
responden, melindung dan menghormati hak responden. Peneliti menjelaskan kepada santri bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas santri,
dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
3. Anonimity tanpa nama Peneliti tidak meminta santri untuk menuliskan nama mereka. Karena
masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
65
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Pondok Pesantren Assanusi merupakan pondok pesantren yang sejarahnya di mulai dari perjuangan Al-maghfirullah K.H. Muhammad Sanusi. Pesantren ini berada di
Jl. Kebon Melati No.02 Babakan Ciwaringin Cirebon 45167.pesantren Assanusi di resmikan pada tahun 1994. Pada saat ini Pesantren Assanusi di pimpin oleh K.H Ali
Munir. Jumlah santri Assanusi berjumlah 304 santri, 187 santri duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama SMP, 109 santri duduk di bangku Sekolah Menengah Atas SMA,
dan 8 santri mengabdi di pesantren. Untuk mengawasi seluruh santri di pesantren Assanusi maka pengasuh membentuk
kepengurusun, mulai dari kepengurusan pusat sampai kepengurusan kamar yang bertujuan untuk mengontrol kegiatan maupun tingkah laku santri. Kepengurusan
pesantren dipegang oleh santri senior, kepengurusan ini terdiri dari kepala pondok, wakil kepala pondok, bendahara, seksi keamanan, seksi ibadah, seksi kebersihan, seksi
kesehatan, dan kepala kamar di setiap kamar. Peraturan
– peraturan yang dibuat oleh pengurus wajib dipatuhi oleh seluruh santri. Namun pengurus memberikan keringanan bagi santri baru, mereka selama sebulan tidak
dituntut untuk mengikuti semua pengajian atau peraturan pesantren, santri baru tersebut diberikan keringanan dengan tujuan mereka akan merasa kerasan di pesantren.
Di tahun ajaran pertama selama dua semester, santri baru mulai dimasukan tentang materi pembinaan akhlakul karimah dengan tujuan santri mengerti tentang perilaku yang baik.
Apabila ada santri yang melanggar peraturan atau melakukan perbuatan merugikan kepada santri lain akan mendapatkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukanya. Pengurus juga memberikan kesempatan kepada santri untuk konseling dengan ustadz atau seniornya di pondok pesantren jika memiliki masalah. Selain itu,
pihak pesantren juga bekerjasama dengan pihak sekolah formal baik itu SMA atau SMP terutama guru BP dan wali kelas apabila ada santri yang berkelakuan tidak baik. Sehingga
jika ada santri yang berkelakuan tidak baik maka akan ditegur oleh pihak pengurus.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dibawah ini merupakan karakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelas.
Dibawah ini merupakan kategori responden penelitian, antara lain :
a Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi
Presentase Laki - laki
Perempuan 59
64 48,0
52,0 Total
123 100,0
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden. Jenis kelamin perempuan memperoleh jumlah tertinggi sebesar 64 responden 52,0 .