Prinsip-Prinsip Hukum Perdata Internasional

60 Asas-asas dalam Hukum Perdata Internasional umumnya telah diterima oleh sebagian besar negara-negara dunia, karena sudah menjadi suatu yang mengikat bagi negara-negara peserta konvensi internasional untuk memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku secara internasional sepanjang telah dilakukan ratifikasi hukum dan tidak bertentangan dengan norma hukum yang dianut oleh suatu negara.

2. Prinsip-Prinsip Hukum Perdata Internasional

Prinsip-prinsip dalam kontrak internasional berlaku prinsip yang umum yang selama ini diakui, termasuk juga dalam jual beli kapal berbendera asing yaitu : a. Prinsip Freedom of contract, dimana para pihak berhak menentukan perjanjian, di Indonesia terdapat dalam pasal 1338 KUHPerdata. b. Prinsip good faith, dimana para pihak harus beritikad baik dalam menangani kontrak. Apabila kita melakukan perjanjian dengan negara yang menganut system common law, maka perlu dipahami bahwa itikad baik menurut pengertian mereka ditempatkan setelah perjanjian ditandatangani, sehingga isi kontrak harus dipikirkan dengan baik sebelum ditandatangani. c. Prinsip Pacta sunt servanda , dimana perjanjian harus ditepati dan dipatuhi oleh para pihak. Ketiga prinsip ini harus diketahui selain prinsip yang lainnya berlaku. Prinsip yang ada dalam kontrak perdata internasional kerap harus diperhatikan teori hukum perdata internasional dalam penyusunan kontrak yang biasa dipakai seperti : 1. Lex Loci Contractus Menurut teori Lex Loci Contractus ini hukum yang berlaku adalah hukum dari mana tempat dimana kontrak itu dibuat. Jadi tempat dibuatnya suatu kontrak adalah faktor yang penting dalam 61 menentukan hukum yang berlaku. Dimana suatu kontrak dibuat, hukum dari negara itulah yang dipakai. 2. Lex Loci Solution Menurut teori ini hukum dari tempat mana perjanjian dilaksanakan, jadi bukan tempat dimana kontraknya ditandatangani akan tetapi dimana kontrak itu dilaksanakan. 3. The Proper Law Of The Contract. Digunakan untuk mengedepankan apa yang dinamakan “ intention of the parties” hukum yang akan diberlakukan untuk perjanjian tersebut karena dikehendaki oleh para pihak yang bersangkutan. Hukum yang diperjanjikan tersebut dicantumkan secara tegas didalam perjanjian , bisa juga dinyatakan tidak tegas. Apabila ditegaskan para pihak maka hukum yang diberlakukan adalah yang ditegaskan. 4. Teori The Most Characteristic Connection Pada setiap kontrak dapat dilihat pihak mana yang melakukan prestasi yang paling berkarakteristik dan hukum pihak yang paling berkarakteristik ini adalah hukum yang dianggap harus dipergunakan karena hukum inilah yang terberat dan yang sewajarnya dipergunakan. 67 Sumber hukum Perdata Internasional Indonesia tersebar dimana-mana tetapi sumber utamanya adalah Argemene Bepalingen van Wetgeving AB, khususnya pasal 16, 17 dan 18 AB. Pasal 16, 17 dan 18 AB merupakan kaidah penunjuk hukum Perdata Internasional karena menunjuk pada satu sistem hukum yang berlaku sebagai wujud dari teori-teori hukum perdata internasional seperti: Lex Loci Contractus, Lex Loci Solution, The Proper Law Of The Contract. Teori The Most Characteristic Connection. 67 http: Secangkir kopi panas680.blogspot .com201107tugas hukum perdata internasional- asas.htlm?m=1, di download pada tanggal 04032012 pukul 22.00 WIB 62

D. Sumber Hukum Perdata Internasional

1. Sumber Hukum Perdata Internasional Indonesia