86 • Harbour report warta kapal yang berisikan suatu keterangan mengenai
kapal, mauatn, air tawar, bahan bakar penumpang, ada tidaknya senjata api dikapal, tempat berlabuh dan tempat sandar.
• International Declaration of Health adalah suatu pernyataan bahwa kapal sehat, tidak tersangka dan tidak terjangkit suatu penyakit menular.
• Daftar sijil awak kapal adalah buku yang beriksi daftar nama dan jabatan anak kapal mereka yang melakukan tugas diatas kapal yang harus
diketahui dan disahkan oleh syahbandar.
99
B. Tinjauan Umum Tentang Status Kapal
1. Status Hukum Kapal Sebagai Benda Tetap
Kapal merupakan benda yang dapat dijadikan obyek jaminan hutang. Menurut ketentuan pasal 314 ayat 1 dan pasal 314 ayat 3 KUHDagang, hipotik dapat
dibebankan pada kapal-kapal yang dibukukan dalam register kapal dan memiliki bobot isi kotor minimal 20 M³. Dengan demikian kapal dengan kondisi seperti ini
dikategorikan sebagai benda tetap dan jika dijaminkan, lembaga yang digunakan adalah Hipotik. Sedangkan untuk kapal-kapal yang tidak terdaftar menggunakan
lembaga jaminan gadai atau fidusia, karena merupakan benda bergerak.
100
Yang termasuk dalam jaminan hipotik adalah kapal termasuk dengan segala alat perlengkapannya karena merupakan satu kesatuan dengan benda pokoknya.
Undang-undang nomor 17 tahun 2008, tentang Pelayaran, di dalam pasal 60-64 diatur mengenai hipotik kapal, namun peraturan pelaksananya belum dibuat sehingga masih
mengacu pada PP no 51 tahun 2002 pasal 33-36. Mengenai Hipotik Kapal ini awalnya diatur dalam KUHPerdata dan KUHDagang . Pada asasnya berdasarkan
99
http : Pelayaran.nettagjual-beli-kapal , diakses pada tanggal 31 Januari 2012 pukul 21.00 WIB
100
www.scribd.comdoc74772206File, diakses pada tanggal 25 Mei 2012 pukul 09 WIB
87 ketentuan Pasal 510 KUH Perdata, kapal-kapal, perahu-perahu, perahu tambang,
gilingan-gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu atau yang berdiri, terlepas dari benda-benda sejenis itu merupakan benda bergerak.
Pengecualian bagi kapal-kapal yang terdaftar, statusnya bukanlah benda bergerak akan tetapi dapat dikategorikan menjadi benda tetap.
2. Kapal Bekas Asing Yang Dapat Dijadikan Sebagai Objek Transaksi
Kapal yang berasal dari luar negeri yang ingin didaftarkan menjadi kapal berbendera Indonesia dibatasi oleh pemerintah hanya berlaku terhadap kapal yang
berukuran kotor 20 M3 GT 7 atau lebih dan dimiliki oleh warga negera Indonesia atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan
di Indonesia.
101
Dari ketentuan tersebut terhadap kapal yang berasal dari luar negeri yang berukuran kotor kurang dari 20 M3 GT 7 atau yang tidak dapat diikat dengan
hipotik kapal tidak diizinkan untuk didaftarkan menjadi kapal berkebangsaan Indonesia. Hal ini juga untuk melindungi pengusaha yang bergerak pembuatan
kapal berukuran GT 7 kebawah yang ada di Indonesia dapat berkembang dalam rangka menumbuh kembangkan perusahaan pelayaran nasional Indonesia.
101
Pasal 2 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 26 tahun 2006.
88 Ketentuan ini tidak hanya berlaku terhadap bekas kapal asing yang dibeli
oleh pengusaha nasional akan tetapi juga berlaku terhadap kapal kapal baru yang pembangunannya dilakukan di luar negeri.
Dalam hal pengadaan kapal yang berasal dari luar negeri maupun kapal baru yang dibangun diluar negeri tidak diperlukan izin akan tetapi harus memenuhi
persyaratan baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti ; telah terpenuhinya persyaratan keselamatan kapal dan pecegahan pencemaran dari kapal serta memiliki
dokumen yang sah dan masih berlaku dari negara asal kapal.
102
C.
Pelaksanaan Jual Beli Kapal Berbendera Asing di Batam
Hal yang paling penting diperhatikan oleh para pihak di dalam membuat perjanjian termasuk dalam perjanjian jual beli kapal adalah syarat sahnya perjanjian
sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata, yang pada intinya mengatur tentang :
1. Kesepakatan para pihak;
2. Kecapakan;
3. Objek tertentu
4. Sebab yang halal
Perjanjian jual beli kapal berbedera asing yang transaksinya dilakukan di Batam, harus mengikuti ketentuan yang diatur berdasarkan ketentuan hukum
Perdata Internasional Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya unsur asing
102
Lihat pasal 1 ayat 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 26 tahun 2006.
89 yang dilibatkan didalam perjanjian, dimana antara para pihak mempunyai
ketentuan atau sistem hukum yang berlainan. Harus memperhatikan Choice of Law ataupun ketentuan forum yang menjadi pilihan bagi para pihak dalam
menyelasaikan perkara seandainya terjadinya wanprestasi dari salah satu pihak yang mengikatkan diri.
Dalam perjanjian jual beli kapal berbendera asing di Batam, para pihak bebas mengadakan suatu perjanjian, sesuai dengan asas Asas Pacta Sunt Servanda
perjanjian merupakan undang-undang bagi yang membuatnya, dan asas kebebasan berkontrak dalam pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Para pihak bebas memuat
kontrak dan mengatur sendiri klausula perjanjian diantara mereka, sepanjang mernenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai suatu kontrak
b. Tidak dilarang oleh undang-undang
c. Sesuai dengan kebiasaan yang berlaku
d. Sepanjang kontrak tersebut dilaksanakan dengan iktikad baik
103
Perjanjian jual beli kapal bekas berbendera asing dalam proses pelaksanaannya sangat erat kaitannya dengan ketentuan-ketentuan pendaftaran
kapal karena setelah terjadinya proses peralihan hak sudah merupakan suatu keharusan bagi pemilik baru untuk melakukan pendaftaran kapal tersebut guna untuk
menetapkan status hukum terhadap kapal.
103
Munir Fuady, Hukum Kontrak, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal 30
90 Pengadaan kapal untuk didaftarkan sebagai berbendera kebangsaan
Indonesia dapat dilakukan dengan cara memasukkan kapal dari luar negeri baik kapal bangunan baru maupun kapal bekas berbendera asing.
104
Pengadaan kapal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, tidak diperlukan izin namun wajib memenuhi
persyaratan keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal, serta wajib memiliki dokumen kapal yang sah dan masih berlaku dari negara bendera asal
kapal.
105
Kapal yang dapat didaftar sebagai kapal berbendera Indonesia adalah Kapal dengan ukuran 20 M3 tonase 7 GT 7 atau lebih, dimiliki oleh warga
negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
106
Pemilik kapal bekas berbendera asing yang akan diganti bendera dan akan didaftarkan sebagai kapal berbendera Indonesia harus memberitahukan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan melampirkan : a.
Bukti pembayaran Bill of Sale yang dilegalisasi oleh notaris atau oleh pejabat pemerintah yang berwenang dari negara bendera asal berada;
b. Berita acara serah terima kapal Protocol of Delivery and Acceptance
c. Surat keterangan penghapusan Deletion Certificate yang diterbitkan
oleh negara bendera asal kapal; d.
Surat dan sertifikat yang diterbitkan oleh negara bendera asal kapal; dan
e. Gambar rancang umum bangunan kapal General Arrangement GA
107
104
Lihat pasal 1 ayat 1 Peraturan menteri Perhubungan Nomor: KM. 26 tahun 2006
105
Lihat pasal 1 ayat 2 Peraturan menteri Perhubungan Nomor: KM. 26 tahun 2006
106
Lock cit
107
Lihat Pasal 7 ayat 1 Peraturan menteri Perhubungan Nomor: KM. 26 tahun 2006
91 Kalau diperhatikan ketentuan diatas, dalam huruf a bahwa “yang
dilegalisasi oleh notaris atau oleh pejabat pemerintah yang berwenang dari negara bendera asal berada” ini ditujukan terhadap kapal asing yang dibeli oleh warga
negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang dilakukan di luar yurisdiksi Indonesia kemudian di daftarkan untuk menjadi kapal berbendera Indonesia.
Ketentuan ini tidak berlaku terhadap kapal bekas asing yang transaksinya dilakukan di wilayah hukum Indonesia khususnya Batam karena untuk proses
kontrak jual belinya dilakukan dihadapan notaris yang ada dalam wilayah kerja Batam.
Terhadap jual beli yang dilakukan oleh badan hukum, harus mendapatkan surat persetujuan tetulis dari Dewan Komisaris dan Direksi, baik persetujuan biasa
ataupun yang dituangkan dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang nantinya dapat dijadikannya dasar untuk dilakukannya kontrak jual beli dan
pendaftaran kapal. Tanpa adanya persetujuan berarti pembelian terhadap kapal tersebut dilakukan secara pribadi tanpa melibatkan perusahaan. Dampak dari
tidak adanya persetujuan tersebut akan sangat berpengaruh dalam penetapan pajak yang akan dikenakan terhadap perjanjian jual beli yang dibuat oleh para pihak.
Hal ini dapat kita lihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan berbunyi :
Pasal 24 1.
Pendaftaran hak milik atas kapal harus dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut :
92 a.
Bukti kepemilikan b.
Identitas pemilik; dan c.
Surat Ukur 2.
Kapal yang dibeli atau diperoleh dari luar negeri dan sudah terdaftar di negara asal, selain dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus
dilengkapi pula dengan surat keterangan penghapusan dari daftar kapal yang diterbitkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.
108
Kalau diperhatikan ketentuan dari pasal 24 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2002, bahwa terhadap kapal berbendera asing yang
transaksinya dilakukan di wilayah hukum Indonesia di wajibkan untuk melakukan pencabutan penghapusan kebenderaan kapal tersebut dimana kapal tersebut
terdaftar sebelumnya. Kewajiban pencabutan kebenderaan kapal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik kapal sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
menurut bendera asal kapal tersebut di daftarkan serta harus di legalisasi oleh notaris atau pejabat pemerintah yang berwenang di negara bendera asal kapal.
109
Kewenangan untuk melakukan kontrak jual beli kapal bekas asing yang dilakukan dalam wilayah hukum Indonesia tidak ada diatur secara rinci dalam UU
Nomor 17 tahun 2008, Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2002 ataupun dalam Peraturan Menteri perhubungan KM. 26 tahun 2006, hal ini hanya sesuai dengan
penalaran menurut hukum saja. Walaupun tidak ada ketentuan undang-undang yang mengharuskan
diadakannya perjanjian atau kontrak jual beli kapal di depan notaris, akan tetapi
108
Pasal 24 ayat 1 dan 2, Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2002 tentang Perkapalan.
109
ibid
93 merujuk kepada ketentuan pasal 7 huruf a Peraturan Menteri Perhubungan nomor :
KM. 26 tahun 2006, untuk pendaftaran kapal dengan melampirkan bukti Pembayaran Bill of Sale yang dilegalisasi oleh notaris atau pejabat pemerintah
yang berwenang dari negara asal kapal. Disini terlihat bahwa proses jual beli yang dilakukan di luar negeri dilakukan dihadapan notaris atau dihadapan pejabat
pemerintah yang berwenang di negara bendera asal kapal, maka untuk transaksi jual beli yang dilakukan di wilayah hukum Indonesia dapat juga melibatkan notaris
sebagai pejabat publik. Akta jual beli yang dibuat dihadapan notaris oleh para pihak dapat
dijadikan sebagai alat bukti kepemilikan bekas kapal berbendera asing tersebut untuk dapat didaftarkan sebagai dasar untuk diterbitkannya akte pendaftaran dan groose
akte kapal sebagai penganti bukti pembayaran Bill of sale , Berita Acara serah terima kapal Protocol of Delivery and Acceptance , untuk kepemilikan yang baru
selain persyaratan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 7 huruf b, c, d dan e Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KM. 26 tahun 2006.
110
Perjanjian jual-beli kapal yang dilakukan di daerah Batam Kepulauan Riau dalam prakteknya banyak dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Perjanjian jual belinya dibuat dihadapan notaris selaku pejabat yang
berwenang membuat akta autentik .
110
Lihat pasal 7 huruf b,c,d dan e Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KM.26 tahun 2006.
94 2.
Dibuat dengan akta dibawah tangan.
111
Dalam prakteknya hanya sedikit yang melakukannya perjanjian dibawah tangan mengingat akibat-akibat hukum yang ditimbulkannya masih dapat
disangkal oleh para pihak yang ada dalam perjanjian dan ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah sangat kenal sekali dan mempunyai hubungan
bisnis yang sudah lama sehingga masing-masing pihak sudah mengenai akan karakter masing-masing.
112
Persyaratan yang utama di dalam pendaftaran kapal terletak pada : bukti pembayaran Bill of sale , Berita Acara serah terima kapal Protocol of Delivery
and Acceptance , Surat keterangan penghapusan Deletion Certificate serta Surat
dan Sertifikat yang diterbitkan oleh negara bendera asal kapal. Karena dengan bukti tersebut kapal tersebut sudah bisa dimohonkan untuk dibuatkan akte
pendaftaran oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal, untuk selanjutnya diterbitkan satu grosse akte yang diberikan kepada pemilik kapal. Artinya kapal
yang diproses jual belinya dilakukan di luar negeri dapat didaftarkan tanpa harus melibatkan peran notaris setempat.
113
Selanjutnya untuk transaksi jual beli yang dilakukan di hadapan notaris di Batam, untuk mengetahui status kapal yang akan diperjual belikan tersebut , apakah
111
Wawancara dengan Kepala Syahbandar Batam, Bapak Jon Kennedy, pada tanggal 27 Februari 2012
112
Wawancara dengan Bapak Jon Kennedy, Kepala bagian Kesyahbandaran Batam, pada tanggal 27 Februari 2012
113
Wawancara dengan Bapak Jon Kennedy, Kepala bagian Kesyahbandaran Batam, pada tanggal 27 Februari 2012
95 masih terdaftar atau sudah dicabut kebenderaannya, notaris dapat meminta bantuan
pihak syahbandar untuk dapat mengajukan permohonan ke kedutaan besar negara bendera asal kapal tersebut yang ada Indonesia atau di negara tetangga Singapura.
Seandainya status kebenderaannya belum dilakukan pencabutan, sesuai dengan ketentuan pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2002,
perjanjian jual belinya tidak dapat dilaksanakan sampai dicabutnya bendera asal dimana kapal tersebut karena hal tersebut merupakan suatu keharusan untuk dapat
didaftarkan menjadi kapal berbendera Indonesia, kecuali adanya surat keterangan dari negara bendera asal kapal yang menyatakan tidak keberatan atas penggantian
bendera kapal dimaksud menjadi kapal berbendera Indonesia.
114
Khusus mengenai keabsahan dokumen kapal yang diperlihatkan kepada pihak syahbandar, dalam hal ini pihak syahbandar hanya bertanggung jawab sebatas
pemeriksaan saja tanpa mempunyai kewenangan untuk membuat pernyataan yang menyebutkan bahwa keaslian palsunya dokumen kapal tersebut. Setelah dilakukan
proses jual beli kapal tersebut pihak pembeli diwajibkan untuk memohonkan dikeluarkan grosse akta ke pihak syahbadar Batam yang dapat dibantu oleh notaris
dengan dibuktikan dengan akta jual beli serta kelengkapan dokumen kapal serta
114
Lihat Pasal 7 ayat 3 yang berbunyi : Apabila pemilik belum dapat menunjukkan surat keterangan penghapusan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 butir c, untuk keperluan penggantian
bendera dapat digunakan surat keterangan dari Negara bendera asal kapal yang menyatakan tidak keberatan atas penggantian bendera kapal dimaksud menjadi kapal berbendera Indonesia
96 persyaratan lain sebagaimana yang dimuat dalam pasal 7 Peraturan Menteri
Perhubungan nomor : KM. 26 tahun 2006.
115
Permohonan grosse akta kapal dengan melampirkan copy, kecuali Deletion Certificate
asli sebagai berikut : 1.
Deletion certificate asli 2.
Builder certificate 3.
Delivery certificate
4. Bill of Sale dilegalisir oleh notaris
5. KTP Direktur
6. Akta Perusahaan pengesahan
Menurut Notaris Azlan, SH, Mkn, Kontrak jual beli kapal berbendera asing didalam akta perjanjian jual beli tersebut harus memuat yaitu :
1. Data-data lengkap berkaitan dengan kapal yang akan ditransaksikan tersebut,
yaitu : a.
Surat kuasa khusus apabila menunjuk ship broker untuk mewakili salah satu pihak yang ada dalam perjanjian yang dilampirkan dalam minut akta;
b. Jenis kapal
c. Surat Izin Usaha Pelayaran Angkutan Laut SIUPAL;
d. Penjelasan secara rinci sesuai dengan spesifikasi teknis kapal;
- Nama kapal
- Negara kebenderaan asal kapal
- Tahun buatan
- Surat ukur kapal, yang didalamnya menguraikan Jumlah geladak dan
jumlah tiang, ukuran panjang, lebar, dalam, kapal, isi kotor , isi bersih dan tanda selar
115
Wawancara dengan Bapak Jon Kennedy, Kepala bagian Kesyahbandaran Batam, pada tanggal 27 Februari 2012.
97 2.
Di dalam pasal yang dibuat para pihak dalam akta tersebut terhadap kapal yang dijualdibeli dengan akta ini bebas dari hipotik dan hak-hak benda lainnya.
3. Pihak pertama menjamin pihak kedua bahwa mengenai hal itu pihak kedua tidak
akan mendapat tuntutan dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak terlebih dahulu ataupun turut mempunyai hak atas apa yang dijual melalui akta yang
dibuat.
4. Menyebutkan wilayah hukum untuk penyelesaian jika terjadi sengketa diantara
para pihak terhadap objek kapal yang diperjanjikan tersebut, karena dalam proses transaksinya melibatkan adanya unsur asing orang atau badan hukum
dengan demikian harus adanya pilihan hukum bagi para pihak sesuai dengan ketentuan dan asas-asas yang diatur dalam Hukum Perdata Internasional
Indonesia.
5. Terhadap subjek hukum yang berupa badan hukum harus disertai dengan
anggaran dasar perusahaan, dan surat persetujuan dari Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan.
Untuk menghindari ketidak jelasan asal kapal perlu juga dituangkan di dalam akta perjanjian jual beli kapal tersebut riwayat kapal, dan dilampirkan dalam minuta
akta, guna lebih menjamin kepastian kepemilikan sampai terjadinya proses jual beli dilaksanakan.
116
1. Ketentuan Hukum Yang Digunakan Terhadap Kontrak Jual Beli Kapal