2. Bagaimana pandangan Gorin 5 etika hubungan golongan atas dan
bawah yang terdapat pada novel Grotesque?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian tidak menjadi terlalu luas, sehingga penulisan dapat lebih terarah. Dalam analisis ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yang
difokuskan pada masalah sosiologi tokoh dalam novel Grotesque, yang digambarkan melalui dua tokoh utamanya yaitu, Kazue dan Yuriko. Bagaimana
kedua tokoh ini bertahan dalam lingkungan sosial yang menganggap adanya perbedaan strata sosial antara siswa kelompok dalam dan kelompok luar. Selain
kondisi sosial kedua tokoh, sebagai pendukung akan dipaparkan bagaimana pengaruh budaya Gorin 5 etika pergaulan pada masyarakat Jepang yang menjadi
latar belakang sosial pada tokoh utama dalam novel ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka
Menurut Wolff dalam Endraswara 2003:77 sosiologi sastra merupakan disiplin yang tanpa bentuk, tidak terdefenisikan dengan baik, terdiri dari sejumlah
studi-studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general, yang masing-masingnya hanya mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya
berurusan dengan hubungan sastra dan masyarakat. Sosiologi sastra menurut Ratna 2002:2 yaitu pemahaman terhadap
totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya. Sosiologi sastra mewakili keseimbangan antara kedua komponen,
yaitu sastra dan masyarakat. Oleh karena itu, analisis sosiologis memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk
masyarakat tertentu. Sastra merupakan sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang
merupakan satu tes dialektika antara pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik yang
dikembangkan dalam karya sastra. Penelitian sosiologi sastra lebih banyak memperbincangkan hubungan antara pengarang dengan kehidupan sosialnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sekalipun aspek imajinasi dan manipulasi tetap ada dalam karya sastra, aspek sosial pun juga tidak bisa terabaikan. Aspek sosial akan memantul penuh dalam
karya sastra Endraswara 2003:78. Namun Swingewood dalam Faruk 1999:43 mengisyaratkan perlunya
pemahaman mengenai tradisi sastra sebagai salah satu mediasi yang menjembatani hubungan antara sastra dengan masyarakat itu sendiri.
Sosiologi sastra dapat meneliti sastra sekurang-kurangnya melalui 3 perspektif, yaitu:
1. Perspektif teks sastra
Artinya peneliti menganalisis sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Teks biasanya dipotong-potong, diklasifikasikan, dan
dijelaskan makna sosialnya 2.
Perpektif biografis Yaitu peneliti menganalisis pengarang. Perspektif ini akan berhubungan
dengan life story seorang pengarang dan latar belakang sosialnya. Memang analisis ini akan terbentur pada kendala jika pengarang telah meninggal dunia,
sehingga tidak bisa ditanyai. Karena itu, sebagai sebuah perspektif tentu diperuntukkan bagi pengarang yang masih hidup dan mudah terjangkau.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Perspektif reseptif
Yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra. Unsur-unsur penunjang terciptanya sebuah karya sastra, khususnya prosa
antara lain tema, penokohan, alur, plot, setting, dan sebagainya. Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya naratif. Tokoh dalam
sebuah karya sastra fiksi merupakan pelaku yang mengemban peristiwa yang memiliki posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat,
moral atau yang ingin sengaja disampaikan pada pembaca. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:165 adalah orang-orang yang
ditampilkan dalam karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dalam hal ini sangat tergantung pada si pengarang agar dapat melukiskan tokoh
sesuai dengan pesan, amanat, atau moral yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kerangka teori
Dalam menganalisis suatu karya sastra diperlukan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam
menganalisis novel ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis dan pendekatan semiotik
Untuk melihat gambaran kehidupan sosial suatu individu secara khusus dan masyarakat pada umumnya dalam sebuah karya sastra adalah dengan
menggunakan disiplin ilmu yaitu sosiologi sastra. Sosiologi dan sastra merupakan disiplin ilmu yang berbeda, kendati
demikian sosiologi dan sastra walaupun mempunyai perbedaan tertentu namun sebenarnya dapat memberikan penjelasan terhadap makna-makna sosial melalui
teks sastra. Selain itu tinjauan sosiologi khususnya dilihat dari seni sastra berarti
yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok, serta hubungan antar manusia dengan kelompok di dalam proses kehidupan
bermasyarakat yang berdinamis yang dituangkan ke dalam karya sastra baik berupa cerpen ataupun novel. Dalam proses interaksi yang melibatkan anak dan
remaja, terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi inilah yang merupakan suatu kegiatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang bertujuan agar pihak yang dididik dan diajak kemudian mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat dalam
Soerjono, 1990:63 Dengan menggunakan teori sosiologis tersebut penulis dapat
menganalisis kondisi sosial tokoh pada novel Grotesque menyebabkan timbulnya masalah sosial. Salah satunya contohnya adalah tokoh Kazue dan Yuriko yang
menggunakan jalan yang berbeda untuk dapat diterima di lingkungan sosial sekitarnya.
Menurut Hoed dalam Nurgiyantoro 1995;40, semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili
sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata,
mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rambut, pakaian, karya seni sastra, patung, dan lain-lain yang berada di sekitar kita. Bahasa juga
merupakan tanda. Dalam karya sastra bahasa digunakan sebagai tanda untuk menunjukkkan suatu pemikiran, keadaan atau gejala sosial. Sehingga dalam
meneliti sebuah novel pendekatan semiotik digunakan untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam novel tersebut. Setelah mendapatkan tanda-tanda yang ada dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebuah novel, tanda-tanda itu akan dideskripsikan berdasarkan konteksnya, dan ditafsirkan maknanya.
Penulis menggunakan pendekatan semiotik karena mengetahui adanya persoalan-persoalan yang dialami tokoh Kazue dan Yuriko selama menjalani
kehidupan dan berbaur dengan lingkungan agar dapat mencapai tujuan mereka masing-masing.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan kondisi sosial tokoh Kazue dan Yuriko yang
terungkap dalam novel Grotesque. 2.
Untuk mendeskripsikan pandangan Gorin 5 etika yang terdapat pada novel Grotesque.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan mengenai sosiologis sastra dalam karya fiksi khususnya
dalam novel Grotesque. 2.
Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan menambah informasi tentang bagaimana pandangan Gorin 5 etika pada masyarakat Jepang yang terlihat
pada novel Grotesque. 3.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Sastra Jepang sebagai refrensi tentang analisis novel.
1.6 Metode penelitian
Sebuah penelitian pasti menggunakan metode sebagai penunjang dalam mencapai tujuan. Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu,
yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dalam menganalisis novel ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat 1976:30
bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Metode
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
deskriptif merupakan metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, mengkaji dan menginterprestasi data.
Dalam mengumpulkan data-data penelitian ini, penulis menggunakan teknik ilmu kepustakaan Library Research, yaitu menyusuri sumber-sumber
kepustakaan dengan cara membaca buku refrensi yang berkaitan dengan masalah yang akan dijelaskan. Selain memanfaatkan literatur yang berupa buku, penulis
juga memanfaatkan teknologi internet, mengumpulkan data dari berbagai website yang berhubungan dengan materi penelitian ini.
Data yang diperoleh dari berbagai refrensi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Teknik penelitian adalah dengan
penelaahan terhadap buku-buku kepustakaan. Penulis mempelajari buku-buku tersebut kemudian menganalisis unsur-unsur ekstrinsik yang terkandung di
dalamnya, dan menginterprestasikannya ke dalam teks-teks cerita dari novel Grotesque.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II TINJAUAN TERHADAP NOVEL, SOSIOLOGI SASTRA, SETTING
NOVEL, PANDANGAN GORIN 5 ETIKA DALAM MASYARAKAT JEPANG, DAN RIWAYAT HIDUP NATSUO KIRINO
2.1 Definisi Novel
Menurut Ensiklopedia Indonesia, novel yang sama artinya dengan roman adalah jenis prosa rekaan yang cukup panjang tanpa meyangkut pautkan
pengisahan tokohnya apakah sejak lahir sampai mati ataukah hanya satu episode saja dari kehidupannya. Panuti Sudjiman dalam Rustapa, 1990:4 menyatakan
bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang dan menyuguhkan tokoh-tokoh yang menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. Kedua sumber
itu tidak bertentangan maksudnya. Keduanya menyatakan bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang dan menyuguhkan tokoh tanpa menyebutkan apakah
tokoh yang tampil itu dikisahkan sejak lahir sampai mati atau tidak. Hanya di dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa roman itu sama dengan novel
maksudnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA