a Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat
Lembaga Negara, baik ditingkat pusat, maupun di daerah; b
Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban BUMNBUMD, yayasan, badan hukum, dan perusahaan yang menyertakan
modal negara atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan perekonomian negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan pemerintah, baik ditingkat pusat, maupun di daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan
rakyat.
115
2. Penjelasan Pasal 3 UU PTPK
1 Perbuatan Menyalahgunakan Kewenangan karena jabatan atau Kedudukan
Sejak Peraturan Penguasa Militer tahun 1957 hingga sekarang yang dimasukkan dalam bagian inti delik bestanddeel delict dalam tindak pidana
korupsi adalah penyalahgunaan wewenang. Akan tetapi dalam peraturan perundang-undangan tidak ada memberikan penjelasan yang memadai mengenai
penyalahgunaan wewenang, sehingga membawa impikasi interpretasi yang beragam. Berbeda dengan penjelasan mengenai “melawan hukum”
115
Adami Chazawi, opcit, halaman 46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
wederrechtelijkheid yang dirasakan cukup memadai walaupun dalam penerapannya masih debatable.
116
Sampai saat ini para sarjana atau pakar hukum pidana tidak memberikan defenisi atau batasan pengertian tentang penyalahgunaan wewenang secara
memadai. Selain itu tidak ada satupun pernyataan dari pakar hukum pidana yang menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang merupakan ranah dari hukum
administrasi, tetapi dalam praktik peradilan pembuktian penyalahgunaan wewenang dilakukan dengan konsep-konsep dan parameter yang berlaku dalam
hukum administrasi.
117
Kewenangan hanyalah dimiliki oleh subjek hukum orang pribadi dan tidak untuk badan atau korporasi. Kewenangan erat hubungannya dengan jabatan atau
kedudukan yang dimiliki oleh seseorang, berarti secara terselubung subjek hukum orang ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hanya berlaku bagi orang yang
memiliki jabatan atau kedudukan tertentu atau orang yang memiliki kualitas pribadi tertentu.
Kewenangan yang digunakan secara salah untuk melakukan perbuatan tertentu, itulah yang disebut menyalahgunakan kewenangan. Artinya,
menyalahgunakan kewenangan dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sebenarnya berhak untuk melakukannya, tetapi
dilakukan secara salah atau diarahkan pada hal yang salah dan bertentangan dengan hukum atau kebiasaan. Misalnya, seorang polisi penyidik memiliki
kewenangan untuk melakukan penangkapan dan penahanan karena jabatannya
116
Arief Ussama, Penyalahgunaaan Wewenang dalam Tindak Pidana Korupsi, Forum Kajian Hukum UNPAK, Bogor, 2008, halaman 48
117
Ibid. halaman 53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pasal 7 KUHAP. Polisi yang memiliki jabatan sebagai penyidik ini telah menyalahgunakan kewenangan bila dia menangkap dan menahan seorang musuh
yang dibencinya meski diketahul tidak melakukan kejahatan apapun. 2
Perbuatan Menyalahgunakan Kesempatan Karena Jabatan atau Kedudukan Kesempatan adalah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku tindak
pidana korupsi dan tercantum dalam ketentuan-ketentuan tentang tata kerja yang berkaitan dengan jabatan atau kedudukan yang dijabat oleh pelaku. Pada
umumnya, kesempatan ini bisa terjadi akibat adanya kekosongan atau kelemahan dari ketentuan-ketentuan tentang tata kerja atau kesengajaan menafsirkan secara
salah pada ketentuan-ketentuan tersebut.
118
Orang yang memiliki jabatan atau kedudukan, yang karena jabatan atau kedudukannya itu mempunyai peluang atau
waktu untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu berdasarkan jabatan atau kedudukannya itu jika digunakan untuk melakukan perbuatan lain yang tidak
seharusnya dia lakukan dan bertentangan dengan tugas pekerjaannya, maka di sini telah terdapat menyalahgunakan kesempatan karena jabatan atau kedudukan.
3 Perbuatan Menyalahgunakan Sarana karena Jabatan atau Kedudukan.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Orang yang memiliki jabatan atau kedudukan juga
memiliki sarana atau alat yang digunakannya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Sarana yang ada pada dirinya karena kedudukan atau jabatan itu
semata-mata digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan kewajibannya, tidak digunakan untuk perbuatan lain di luar tujuan yang
118
R. Wiryono, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, halaman 39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berhubungan dengan jabatan atau kedudukannya. Perbuatan yang menyalahgunakan sarana karena jabatan atau kedudukan, terjadi apabila seseorang
menggunakan sarana yang ada pada dirinya karena jabatan atau kedudukan untuk tujuan-tujuan lain di luar tujuan yang berhubungan dengan tugas pekerjaan yang
menjadi kewajibannya. Misalnya, karena memegang jabatan Kepala Dinas Kebersihan, dia
diserahi sejumlah truk-truk besar. Kepala dinas tersebut berwenang menggunakannya untuk pekerjaan mengangkut sampah. Akan tetapi, la telah
menyalahgunakan sarana yang ada padanya dengan menyewakan salah satu di antara truk itu di luar kepentingan dinas kebersihan kota. Tentunya tindakan itu
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengangkutan sampah dan perbuatan si kepala dinas seperti
i
tu dapat merugikan keuangan negara. 4
Yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya Apa yang dimaksud dengan “ada padanya karena jabatan atau
kedudukannya” tiada lain adalah kewenangan, kesempatan, dan sarana karena jabatan atau kedudukan yang dipangku seseorang. Dengan demikian, harus ada
hubungan kausal antara keberadaan kewenangan, kesempatan, dan sarana dengan jabatan atau kedudukan. Jabatan atau kedudukan menjadikan seseorang
mempunyai kewenangan, kesempatan, dan sarana yang timbul dari jabatan atau kedudukan tersebut. Jika jabatan atau kedudukan itu lepas, maka kewenangan,
kesempatan, dan sarana juga hilang. Dengan demikian, tidaklah mungkin ada penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana karena jabatan atau
kedudukan yang sudah tidak dimilikinya. Contohnya, Kepala Dinas Kebersihan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang tidak menjabat lagi, tiba-tiba memanggil salah seorang sopir truk dinas dan menyuruhnya mengangkut barang dagangan menantunya dari Malang ke
Surabaya. Mantan kepala dinas tidak disebut menyalahgunakan sarana yang ada padanya, karena dengan lepasnya jabatan kepala dinas, maka putuslah hubungan
kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya. 5
Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Oleh karena unsur tersebut telah diterangkan secara cukup pada
pembicaraan tindak pidana korupsi “memperkaya diri” pasal 2 di bagian depan, maka mengenai unsur ini tidak dibicarakan lagi.
5. Subjek Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi