Faktor Internal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

20 membaginya menjadi dua, “yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa faktor internal, dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan faktor eksternal”. 13 Ngalim Purwanto membagi faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar menjadi dua, yaitu: a. Faktor dari dalam diri siswa, yang dikelompokan menjadi dua yakni faktor fisiologi dan faktor psikologi. b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang juga dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan dan instrumental. 14 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, eksternal dan faktor pendekatan belajar. Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 15 Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan eksternal dan faktor pendekatan belajar. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan faktor tersebut.

a. Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 16 1. Faktor Fisiologi Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a Keadaan Tonus Jasmani Pada Umumnya 13 Nana Sudjana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: FE UI, 1991, h. 49. 14 NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991, h. 106. 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 130. 16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008, Cet. Ke- 16, h. 235-236. 21 Keadaan tonus jasmani ini pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktifitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jamani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah; dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan. 1 Nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. 2 Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk menadapatkan perhatian dan pengobatan; akan tetapi dalam kenyataanya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar. b Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera Baiknya fungsi pancaindera merupakan syarat agar belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara pancaindera yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar pencaindera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun yang bersifat preventif, seperti misalnya ada pemeriksaan dokter secara periodik, penyediaan alat pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik di kelas, dan sebagainya. 22 2. Faktor Psikologis Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar menyebutkan “yang termasuk ke dalam faktor psikologis di antaranya adalah: motivasi, minat bakat”. 17 Apabila seseorang memiliki motivasi, minat dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memilki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi apabila keadaan individualnya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya. Sedangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan ia juga menambahkan bahwa “yang termasuk faktor psikologis adalah inteligensi dan sikap siswa”. 18 Inteligensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya, walaupun peran otak lebih menonjol dari pada organ tubuh lainnya. Adapun sikap siswa merupakan kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tehadap objek orang, barang, dan sebagainya. Arden N Frendsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut: a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju; c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman; 17 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 74. 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-10, h.133,135. 23 d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi; e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran; f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar. 19

b. Faktor Eksternal