32
B. Kerangka Berfikir
Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh para siswa yang duduk di bangku madrasah Tsanawiyah. Cukup
banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selama mempelajari pelajaran fiqih ini, diantaranya adalah mampu memahami ketentuan hukum Islam yang
berkaitan dengan ibadah mahdah dan muamalah serta dapat mempraktikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa yang belajar pada Madrasah Tsanawiyah tentunya tidak semua berasal dari Madrasah Ibtidaiyah, terdapat pula beberapa siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar. Sebagaimana kita ketahui, pendidikan di Indonesia berada di bawah naungan dua departemen yang berbeda, yaitu Departemen Pendidikan
Nasional dan Departemen Pendidikan Agama. Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah berada di bawah naungan Departemen
Agama sedangkan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.
Kedua Departemen tersebut tentu saja mempunyai kebijakan yang berbeda, seperti pada kebijakan kurikulum yang terdapat pada Madrasah
Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar tampak sedikit berbeda. Diantaranya adalah pada pengetahuan agama Islam. Pada Madrasah Ibtidaiyah pengetahuan agama Islam
diberikan pada 4 mata pelajaran, salah satunya adalah Fiqih. Sedangkan pada Sekolah Dasar pengetahuan agama Islam digabung dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan hanya diberikan dua jam pelajaran dalam satu minggu.
Maka ada perbedaan pengalaman belajar yang mereka dapatkan pada masing-masing sekolah dan tentunya hal ini akan berakibat pada prestasi belajar
yang akan mereka raih pada jenjang selanjutnya.
33
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari hasil teori yang akan diujui lebih lanjut. Maka untuk itulah diperlukan penelitian. Dari
kerangka berfikir di atas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Ho: tidak terdapat hubungan yang positif antara latar belakang pendidikan
siswa dengan prestasi belajar Fiqih. 2. Ha: terdapat hubungan yang positif antara latar belakang pendidikan siswa
dengan prestasi belajar Fiqih. Jelasnya, jika hipotesis alternatif Ha diterima, sedangkan hipotesis nihil
Ho ditolak, maka terdapat hubungan positif yang signifikan terhadap prestasi belajar Fiqih bagi siswa yang berlatar belakang pendidikan SD dan MI.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Ilmi Cikupa- Tangerang yang berlokasi di Jl. Raya Serang KM. 15 Cikupa Tangerang-
Banten. Adapun waktu penelitian dari bulan Agustus sampai dengan selesai.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Dengan demikian dalam penelitian ini dikaji keterbukaan antara
satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Dengan demikian, variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas atau Independent X, yaitu Latar Belakang Pendidikan Siswa.
b. Variabel terikat atau Dependent Y, yaitu Prestasi Belajar Fiqih. Latar belakang pendidikan siswa adalah pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh sekolah atau badan pendidikan resmi. Pada penelitian ini, latar belakang pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan
tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.