Rumusan Masalah Sistematika Penulisan Sosial Ekonomi

9 sebanyak 20 orang yang terdiri dari Kecamatan Binjai Timur sebanyak 10 orang, Kecamatan Binjai Selatan 6 orang, Binjai Kota 3 orang dan Binjai Barat 1 orang. Data tersebut didapat oleh dinas sosial dan tenga kerja Kota Binjai bekerja sama dengan seluruh kepala lingkungan yang ada di kota Binjai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai : 2015. Salah seorang pegawai Dinas Sosial Dan Tenga Kerja Kota Binjai juga berpendapat bahwa semakin maraknya jumlah pengemis di Kota Binjai karena banyaknya pengemis yang sengaja berdatangan dari kota lain seperti Kabupaten Langkat, Kota Medan maupun Kabupaten Deli Serdang, dan biasanya terlihat banyaknya pengemis yang selalu berada di Kecamatan Binjai Kota dikarenakan seluruh pengemis berkumpul di tempat – tempat keramaian yang terletak di Kecamatan Binjai Kota. Menurut data yang penulis peroleh dari Dinas Sosial Dan Tenaga kerja Kota Binjai jumlah pengemis di Kota Binjai tidak mengelami perubahan yang signifikan jumlahnya. Data di atas juga dapat disimpulkan bahwa di Kota Binjai sendiri jumlah pengemis mengalami penurunan. Berdasarkan uraian latar belakang yang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Tinjauan Sosial Ekonomi Pengemis Di Kota Binjai ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka hal – hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan “ Bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Pengemis Di K ota Binjai ?” Universitas Sumatera Utara 10 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui Kondisi Sosial Ekonomi Pengemis Di Kota Binjai.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bacaan bagi setiap orang atau lembaga yang tertarik dalam penanggulangan masalah pengemis khususnya Pengemis Di Kota Binjai.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan teori – teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumupulan data dan teknik analisis data. Universitas Sumatera Utara 11 BAB IV : DESKRPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang sejarah singkat lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang di teliti. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari penelitian serta analisis data tersebut. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran – saran penulis atas penelitian yang telah dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya teman. Dalam hal ini arti teman bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas, teman sekampung dan sebagainya, yang dimaksud teman disini adalah mereka yang ada disekitar kita yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi Wahyuni, 1986 : 60. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa adanya orang lain disekitarnya. Hal ini dapat kita lihat dari pernyataan Soedjono Soekanto “ Dalam menghadapi sekelilingnya, manusia harus hidup berkawan dengan manusia – manusia lain dan pergaulannya tadi akan mendatangkan kepuasan baginya, bila manusia hidup sendiri misalnya dikurung dalam ruangan tertutup sehingga tidak mendengar suara orang lain, maka jiwanya aka rusak” Soekanto, 1989: 48. Kata Ekonomi secara etimologi berasal dari b ahasa yunani yaitu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Secara garis besar ekonomi adalah cara mengatur rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal – hal yang berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara 13 kehidupan rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannnya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak – anak melainkan juga rumah tangga bangsa, negara dan dunia. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara untuk memuhi kebutuhan sehari – hari. Dapat disimpulkan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari – hari Putong, 2005 : 9. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai denga seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain – lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kedudukan sosial ekonomi menurut Melly G.Tan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi renda, sedang dan tinggi Koentjaraningrat, 2005 :35. Universitas Sumatera Utara 14 Adapun beberapa kedudukan tersebut yaitu : 1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. 2. Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3. Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. Mengukur kondisi riil sosial ekonomi seseorang atau sekelompok rumah tangga, dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Dalam laporan PBB I berjudul Report on International Definition and Measurement of Standart and Level Living , badan dunia tersebut menetapkan 12 jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi : 1. Kesehatan 2. Makanan dan gizi 3. Kondisi Pekerjaan 4. Situasi kesempatan kerja 5. Konsumsi dan tata hubungan aggregative 6. Perumahan Universitas Sumatera Utara 15 7. Sandang 8. Rekreasi dan hiburan 9. Jaminan sosial 10. Kebebasan manusia Siagian, 2012 : 74. 2.2 Pengemis 2.2.1 Pengertian Pengemis