Gambar 2.8 Inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto
2.9.2 Metode Mamdani
Metode ini sering juga dikenal dengan metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Dalam metode
Mamdani diperlukan empat tahapan, yaitu pembentukan himpunan Fuzzy, aplikasi fungsi implikasi aturan rule, komposisi aturan, penegasan
Defuzzy.
2.9.3 Metode Sugeno
Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output konsekuen sistem tidak berupa himpunan
Fuzzy , melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini
diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985.
Dilihat dari output yang dihasilkan dari ketiga metode tersebut, metode Tsukamoto dapat menghasilkan output yang lebih besar
dibandingkan metode yang lainnya. Untuk lebih jelasnya lagi perhatikan tabel studi kasus dibawah ini:
Data 1 bulan Terakhir Produksi Makanan Kaleng Jenis ABC Tabel 2.2 Produksi makanan kaleng jenis ABC
Jumlah Permintaan
Kemasanhari Persediaan
Kemasanhari Produksi
Kemasanhari Max
5000 600
7000 Min
1000 100
2000 Dari tabel 2.2 tersebut, berupa kemasan makanan jenis ABC yang
harus diproduksi, jika jumlah permintaan sebesar Rp.4.000,00 kemasan dan persediaan sebesar 300 kemasan.
Tabel 2.3 Output jumlah produksi dengan 3 metode Fuzzy No Permintaan Persediaan
Jumlah Produksi Tsukamoto Mamdani Sugeno
1 4000
300 4983
4248 4230
Pada tabel 2.3 dapat dilihat bahwa jumlah makanan kaleng jenis ABC yang harus diproduksi jika dihitung dengan menggunakan metode
Tsukamoto sebesar 4.983, metode Mamdani sebesar 4248 dan metode Sugeno sebesar 4230 kemasan. Dari ketiga metode tersebut, metode
Tsukamoto mampu menghasilkan output terbesar. Jika dilihat pada data satu bulan terakhir perusahaan tersebut
memproduksi makanan kaleng jenis ABC, metode Tsukamoto mampu
menutupi apabila jumlah maksimal yaitu 5000 kemasan-hari lihat tabel 2.2. Sedangkan dua metode yang lain yaitu Mamdani dan Sugeno tidak
dapat menutupi jika jumlah permintaan pasar maksimal. Hal ini sangatlah cocok untuk mengantisipasi jika permintaan pasar
mencapai jumlah maksimal, mengingat jumlah permintaan pasar yang tidak dapat diprediksi secara cepat.
Selain itu, hal ini juga cocok untuk efisiensi mesin dan SDM tiap hari, jika perusahaan akan menetapkan jumlah barang yang harus
diproduksi esok hari dengan tetap mempertimbangkan jumlah produksi terakhir perusahaan tersebut dalam memproduksi makanan kaleng tiap
harinya. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis menggunakan metode
Tsukamoto dalam membangun sistem penilaian ini. Hal ini dikarenakan metode Tsukamoto memberikan output yang lebih besar, tetapi dalam
kisaran yang wajar. Dengan output yang makin besar memungkinkan peluang pemberian pembiayaan kepada nasabah makin besar pula. Hal ini
lebih baik karena sifat BPRS yang lebih fleksibel dalam memberikan pembiayaan, namun tetap memperhitungkan ketelitian, mengingat dalam
kenyataannya banyak pengusaha kecil yang tidak layak masuk daftar mendapat layanan pembiayaan bank.
2.10 Tools Perancangan Sistem
2.10.1 Unified Modelling Language UML
Unified Modelling Language UML adalah salah satu alat bantu
yang sangat handal didunia pengembangan sistem berorientasi object, hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang
memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk baku, mudah dimengerti serta dilengkapi
dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi dan sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain Munawar,
2005. UML
merupakan suatu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem
software yang terkait dengan object Whitten, 2004.
2.10.2 Konsep Untuk Pemodelan Object
Berikut ini mengenai konsep sistem dalam pemodelan berorientasi object
Whitten, 2004: 1. Object
Merupakan sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai
sesuatu itu. 2. Attribute
Adalah data yang mewakili karakteriktik interest tentang sebuah object
. 3. Encaptulation
Adalah pengemasan beberapa item kedalam suatu unit. Encapsulation diterapkan pada suatu object, attribut dan behavior object dipaketkan
bersama-sama. 4. Behavior
Merupakan kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh object dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data object atau
attribute .
5. Class Merupakan satu set object yang memiliki attribut dan behavior yang
sama.
2.10.3 Tipe Diagram UML
Beberapa diagram yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut Whitten. 2004:
1. Use Case Model Diagram Use Case
diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan
kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan mengggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengaharapkan
untuk berinteraksi dengan sistem. Dalam Use Case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut:
a. Use Case
Pemodelan Use
Case mengidentifikasi
dan menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna
eksternal dan dalam sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Use Case merupakan urutan langkah-langkah yang secara
tindakan saling terkait scenario, baik otomatis ataupun manual. b. Actor
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinterakasi
dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem
yang sedang dibangun. c. Relationship
Pada diagram Use Case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol.
2. Activity Diagram
Activity diagram
secara grafis
digunakan untuk
menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis atau Use Case
. Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan
yang tampak secara paralel. 3. Class Diagram