Analisa Data RESPON MAHASISWA PROGRAM STUDI SIYASAH SYAR’IYYAH UIN

Tabel 27 Deskripsi Persentase Jawaban Responden terhadap Organisasi Masyarakat Islam FPI dalam Melakukan Aksinya Membawa Bendera Islam No Alternatif Jawaban F 1 Ya 58 57,4 2 Tidak 43 42,6 Jumlah 101 100 Sumber: diolah dari data lapangan Tabel 27 menunjukkan gambaran setujunya ya responden Front Pembela Islam membawa bendera Islam simbol dalam melakukan aksinya memberantas kemunkaran adalah sebanyak 57,4 lebih dari setengah. Dan sisanya adalah mereka responden yang tidak setuju FPI membawa bendera Islam simbol Islam dalam memberantas kemunkaran mempunyai persentase 42,6 . Responden yang tidak setuju FPI membawa bendera Islam simbol, memberikan alasan bahwa nantinya akan menimbulkan konflik antar agama, dan landasan negara kita Pancasila bukan berlandaskan syariat Islam.

F. Analisa Data

Dari data yang ada, maka penulis akan menganalisa tentang respon mahasiswa Siyasah Syar’iyyah UIN Jakarta mengenai aksi Front Pembela Islam dalam memerangi pornografi dan pornoaksi yang telah dikumpulkan datanya, yaitu sebagai berikut: Dalam penelitian ini terlihat bahwa, mahasiswa Siyasah Syar’iyyah UIN Jakarta belum mengetahui secara jelas apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi. Hal ini terbukti ketika ada pertanyaan yang menyangkut definisi dari pornografi dan pornoaksi ada sekitar 48,5 kurang mengetahuinya, sedangkan responden yang menjawab dengan tepat definisi dari pornografi dan pornoaksi adalah 51,5 , dan responden menjawab benar 100 bahwa pornografi dan pornoaksi itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Dan mengenai adakah ayat dalam al Qur’an dan Hadits yang menjelaskan hukum tentang menutup aurat, bisa dilihat pada tabel 9 bahwa berjumlah 96,1 adalah mereka yang menjawab ya ada ayat hukum yang menjelaskan tentang menutup aurat, dan responden yang menjawab tidak ada adalah 0 , dan responden yang menjawab ragu-ragu mengenai ada atau tidak adanya ayat yang menjelaskan hukum tentang menutup aurat dalam al Qur’an dan as Sunnah adalah 3,9 . Ternyata masih ada yang menjawab ragu tentang ayat-ayat hukum tentang menutup aurat. Ini dikarenakan responden yang jarang membaca dan mengkaji al Qur’an dan as Sunnah. Sedangkan untuk pengetahuan tentang organisasi FPI yang diketuai oleh Al Habib Rizieq bin Husein Syihab, hampir setengah responden mendengar, namun tidak mengetahui secara jelas gerakan atau konsep pergerakan dari FPI ini. Banyak penilaian dari responden bahwa FPI ini keras, radikal, dan anarkis dalam melakukan atau menyelesaikan masalah yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Di samping itu responden belum mengetahui, teknis-teknis organisasi FPI dalam melakukan serangkaian aksi pendekatan pertama yang harus dilakukan. Jadi responden hanya menilai dari media-media elektronik maupun cetak yang menampilkan kebrutalan, dapat juga dari kesalahan pemberitaan atau image-image tertentu yang tidak suka dengan FPI 85 , dimana yang disorot akhir dari suatu akibat tidak melihat dari suatu sebab mengapa melakukan aksi seperti itu? bagaimanapun penilaian responden beragam mengenai aksi dari FPI. Hal inilah yang harus diberi pengertian dan pemahaman kepada masyarakat khususnya responden, agar mengetahui dengan jelas pergerakan FPI dan sistem serta motifnya. Sikap seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang gerakan FPI yang anarkis jika dibandingkan dengan mereka yang belum atau tidak atau kurang memiliki pengetahuan tentang FPI. Seseorang yang memahami tentang FPI akan memiliki kecenderungan untuk bersikap tidak menerima terhadap gerakan FPI. Berdasarkan data-data yang diperoleh bahwa sebagian besar responden mahasiswa Siyasah Syar’iyyah UIN Jakarta menjawab tidak setuju bahwa FPI membawa bendera Islam dam Penegakan Syariat Islam. 85 Wawancara Pribadi dengan Ustad H. Ahmad Shobri Lubis. Jakarta. 23 Januari 2008 M 14 Muharam 1429 H. Responden yang menyatakan harus ada eksistensinya pergerakan yang membela Islam yaitu FPI ada, respon positif tentang kehadiran FPI, asalkan tidak anarkis, radikal dan merusak serta tidak menimbulkan konflik antar agama, mereka menerima sesuai dengan ketentuan dan alasan untuk menegakkan amar makruf nahi munkar mencegah kemunkaran dan sebagai wadah yang membela umat Islam. Sedangkan untuk diberhentikan majalah Playboy dan media-media porno yang lainnya sebagian responden yang setuju hampir seluruhnya 81,2 . Dan penayangan adegan yang berbau Pornografi dan Pornoaksi di media cetak maupun media elektronik seperti Televisi dengan sengaja maupun tidak sengaja, sebagian besar responden menanggapinya dengan jawaban tidak setuju, begitu pula tanggapan responden mengenai vonis bebas Pimpinan Redaksi majalah Playboy “Erwin Arnada”, ditanggapi dengan tidak menerima putusan atas hakim yang memutuskan “bebas” terhadap pelaku.Hal ini dapat dilihat dalam tabel 15,19 dan 29. Adapun sikap responden yaitu mahasiswa Siyasah Syar’iyyah setelah mengetahui bahwa Indonesia masuk kategori nomor dua negara terporno di duna, maka sebagian besar 87,1 memberikan sikap yang perihatin terhadap permasalah pornografi dan pornoaksi di Indonesia dan di Dunia. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 18. kemudian hampir sebagian responden setelah mengetahui maka bersikap biasa saja 12,9 Untuk aksi atau gerakan Front Pembela Islam FPI yang membawa bendera Islam, memberikan gambaran responden yang setuju lebih dari setengahnya 57,4 dan tidak setuju hampir setengahnya 42,6 , diantara mereka yang tidak setuju FPI membawa bendera Islam adalah karena kan menimbulkan konflik antar agama, dan Islam tidak mengajarkan kekerasan. Di samping itu responden lebih banyak menyarankan agar FPI di dalam melakukan aksinya tidak memakai simbol Islam.Untuk dampak keberadaan FPI di tengah-tengah masyarakat, sebagian besar 71,3 responden menjawab Front Pembela Islam membawa dampak yang positif di masyarakat, dan sisanya 28,7 memberikan jawaban bahwa FPI tidak membawa positif di tengah-tengah masyarakat. Selanjutnya untuk manfaat yang diterima oleh masyarakat atas kehadiran Front Pembela Islam, memunculkan satu pertanyaan : “Apakah FPI perlu ada?”, pertanyaan ini menyedot jawaban yang hampir seluruhnya 89,1 responden memberikan tanggapn bahwa Front Pembela Islam itu perlu ada, dan mengenai eksistensinya Front Pembela Islam ini, bertujuan untuk mencegah kemunkaran yang terjadi di Indonesia, karena adanya kemunkaran itu penyebab turunnya bencana, dan untuk membela umat Islam agar tidak disepelekan.

BAB V PENUTUP