Doktrin dan Strategi Penegakkan Syariat Islam

3. LEF Lembaga Ekonomi Front 4. LBHF Lembaga Bantuan Hukum Front Selain itu, FPI memiliki 4 empat anak organisasi, yaitu : 1. LPI Laskar Pembela Islam 2. MPI Mujahid Pembela Islam 3. SPF Serikat Pekerja Front 4. FMI Front Mahasiswa Islam Keberadaan Departemen, Badan Khusus, Lembaga Otonom dan Anak Organisasi dalam FPI disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga jumlahnya bisa berkurang dan bisa pula bertambah dari yang disebutkan di atas, artinya tidak semua bagian dari struktur organisasi ini dapt berjalan sebagaimana mestinya.

E. Doktrin dan Strategi Penegakkan Syariat Islam

73 Islam menyediakan seperangkat aturan yang dapat digunakan bagi kehidupan sepanjang zaman. Islam adalah sebagai agama dan dasar negara. Islam sebagai agama yang wajib dijalankan syariatnya, dan Islam sebagai dasar negara wajib ditegakkan syariatnya oleh perangkat hukum negara tersebut. Karena itu konsekuensinya tidak boleh meminjam budaya lain yang tidak sesuai dengan Islam. Langkah pokoknya yaitu menegakkan kekuasaan dan kedaulatan Allah SWT dalam kehidupan sehari- hari. Artinya Al-Qur’an dan hadits harus diletakan di atas kekuasaan manusia dalam 73 Lihat al Habib M. Rizieq Syihab, Dialog FPI : Amar Ma’ruf Nahi Munkar , Jakarta : CV Ibnu Sidah, 2004, h. 135 seluruh institusi masyarakat. Bahkan secara kosmologi, kalangan mereka anggota FPI mengakui bahwa wilayah Islam dar al-Islam dan wilayah non Islam dar al- harb. Walaupun demikian gerakan mereka dalam syariat Islam memiliki agenda yang berbeda-beda. Secara ideal, mereka memang berusaha menerapkan ajaran- ajaran Islam secara menyeluruh. Metode dan pemahaman mereka atas teks kitab bersifat tekstual. Apa yang dilakukan FPI merupakan refleksi dari pemahaman mereka tentang “khoirul ummah”. Bagi mereka untuk menjadi umat yang khoirul ummah harus menjalankan apa yang disebut oleh Al-Qur’an sebagai amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu langkah yang dilakukan FPI untuk menciptakan masyarakat yang religius adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh ketua umum FPI dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Bagi mereka amar ma’ruf nahi munkar menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kalau hanya menegakkan amar ma’ruf saja atau nahi munkar saja, apa yang disebut masyarakat religius itu tidak akan tercapai. Oleh karena itu doktrin tersebut mengarah pada totalisme Islam. Menurut mereka totalisme Islam itu adalah penegakkan syariat Islam. 74 Karena penegakan syriat Islam bagi umat Islam khususnya, sebagai mayoritas penduduk Indonesia menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar lagi, demi terwujudnya amar ma’rufnahi munkar secara kaffah sempurna dan menyeluruh. 74 Pada hari Senin, 27 Agustus 2001, sekitar 1.500 umat Islam mendatangi gedung DPRMPR RI untuk menyampaikan pernyataan sikap dan menuntut pemberlakuan Piagam Jakarta. FPI dan sejumlah Organisasi Islam lainnya ada di balik untuj rasa yang menargetkan pemberlakuan syariat Islam di Indonesia. Bagi FPI Islam itu sebagai akidah, syariat dan akhlak bersifat syamil universal dan kamil sempurna. Islam tidak hanya meletakkan aturan hidup sebatas pada persoalan ibadah mahdhoh seperti shalat, zakat, puasaa dan haji. Bahkan mencakup seluruh urusan kehidupan manusia, termasuk urusan politik negara atau pemerintahan. Mengutip ungkapan almarhum Prof. DR. Buya Hamka dalam kitab tafsir “al- Azhar” Juz 12 dalam surah Yusuf ayat 2, halaman 168 yang berbunyi : “Adalah satu hal yang tidak masuk akal: mengaku diri Islam, mengikuti perintah Allah dalam hal sembahyang shalat tetapi mengikuti teori manusia dalam hal pemerintahan”. Bagi mereka penegakan syariat Islam bukanlah paksaan, tetapi suatu kewajiban”. 75 Penegakan syariat Islam oleh negara dalam upaya mencegah umat Islam dari kemunkaran dengan memanfaatkan sisi tabiat dasarnya sebagai manusia, sekaligus memanfaatkan kekuasaan untuk meninggikan dan mengokohkan urusan agama karena menurut Habib Rizieq dengan mengutip ucapan sahabat Umar bin Khattab ra: “Sesungguhnya Allah akan lebih melancarkan mengembangkan agama dengan sulthon kekuasaan, lebih dari dengan membaca ayat al Qur’an”. Adapun strategi FPI dalam penegakan syariat Islam adalah dengan cara sosialisasi. 76 dalam mensosialisasikan syariat Islam, FPI memusatkan pada tenaga 75 Hal senada juga dikatakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah, beliau Noer Iskandar SQ, mengutarakan, penerapan syariat Islam merupaka bentuk ibadah untuk menjadi orang yang bertaqwa. Jadi selama ada orang yang menentang penerapan syariat Islam maka berarti menghambat proses menjadi insan bertaqwa. “Ketuhanan Yang Maha Esa, juga bentuk penerapan syariat Islam. Pernyataan ini bisa dilihat di www.google.com 76 Sebagai ormas Islam umurnya masih seumur jagung, FPI secara kontinyu melakukan sosialisasi dengan cara memberikan penjelasan mengenai urgensi syariat Islam khususnya kepada para anggotanya, umumnya kepada umat manusia. pikiran, ruang, waktu dan dana. Untuk masalah tenaga dan pikiran, FPI memilih sumber daya manusia yang terdiri dari para anggota FPI dan ormas-ormas yang lain. Menyangkut ruang, FPI menghimpun aktivis dakwah yang cukup besar yaitu di masjid, mushola, pondok pesantren, majelis taklim, mimbar dakwah, panggung tabligh dan media massa. Sedangkan soal waktu dilakukan dengan kegiatan sehari- hari. Adapun soal dana dihimpun dari kalangan umat Islam yang siap menginfakkan harta mereka. Untuk menyiapkan perangkat perundang-undangan Islam, FPI menggulirkan pembentukan “Komite Penegakan Syariat Islam” di berbagai daerah. Pendeklarasian berdirinya komite tersebut dilakukan pada tanggal 21 September 2000 di Pesantren Banyu Anyar, pimpinan KH. Muhammad Rofi’i Baidhowi, Pamekasan Madura. Tugas dari komite tersebut adalah: a memperjelas visi dan misi penegakan syariat Islam di Indonesia, b mensosialisasikan syariat islam secara merata dan menyeluruh kepada masyarakat, c merumuskan perundang-undangan Islam secara sistematis, d membuat pemetaan wilayah dari segi kesiapan pelaksanaan syariat Islam, e melakukan upaya-upaya konstitusional untuk penegakaan syariat Islam. Tuntutan FPI untuk memberlakukan syariat Islam mendapat tantangan dari beberapa kalangan. Habib Rizieq menyatakan bahwa penentangan syariat Islam terbagi ke dalam 2 kelompok. Pertama, golongan yang fobi terhadap Islam. Kedua, dilatarbelakangi oleh ketidak tahuan. Menurutnya kelompok kedua inilah yang paling banyak terdapat di masyarakat. Tapi yang kedua ini mudah kita ajak dengan jalan dakwah dan sosialisasi. Justru, yang menjadi kendala menurut habib Rizieq adalah kelompok yang fobi terhadap Islam, meskipun mereka mengaku muslim. 77 Tuntutan syariat Islam -bahkan negara Islam- bukanlah hal baru di Indonesia. Tetapi, selama ini upaya itu terkesan elitis, bahkan dalam sejumlah kasus kurang simpatik alias berwajah garang. Usaha-usaha tuntutan syariat Islam semacam itu oleh Muhamad Qodari disebut sebagai revolution from above. 78 usaha model ini ingin menyukseskan tuntutan melalui jalur atas dan waktu singkat. Bukti bahwa usaha masa lampau bersifat elitis terlihat dari kecenderungan usaha ini terfokus pada politisi Islam yang jumlah suranya tidak dominan di parlemen. Selanjutnya, Front Pembela Islam dalam menanggapi merebaknya pornografi dan pornoaksi 79 adalah adanya UU APP, dan adanya UU APP ini menjadi satu langkah memberanikan diri aparat hukum dalam menerapkan hukumnya, dan mereka itu jadi kena pidananya, sekarang karena mereka merasa tidak terkena pidana jadi mau bilang apa. Dan kita perlu akui bahwa RUU APP di Indonesia ini jauh lebih maju daripada yang lain. Di Amerika Serikat,bahwa tokoh-tokoh agama disana, menyatakan “salut” kepada Indonesia yang sudah memulai membuat RUU APP ini, kami Amerika ketinggalan dan sekarang mereka sedang merumuskan membuat RUU APP di Amerika. 77 Jajang Jahrowi, Hubungan Agama dan Negara di Indonesia, Indonesian Institute for Society Empowerment INSEP, Jakarta , 2002, h.76 78 Mohammad Qodari, Wajah Liberal Islam Indonesia; Syariat Islam Evolusi dari Bawah, Jakarta : JIL,2002, h.34 79 Wawancara Pribadi dengan H. Ahmad Shabri Lubis, Ketua DPP FPI – Ketua Bidang Internal Majelis Tanfidzi. Jakarta 23 Januari 14 Muharam 1429 H. Di Cina sudah 40.000 situs internet yang porno ditutup oleh pemerintah dalam rangka perang anti pornografi, real 40.000 dan sudah ditangkap 800 orang yang pemilik situs-situs ikut memberikan pajak terhadap menjatuhkan sanksi pajak pada 20.000 orang yang ditangkap sampai 800 orang, penyebar situs-situs porno di internet, ini di Cina baru-baru ini, artinya memang Indonesia menjadi lokomotif menjadi motor dalam perang melawan pornografi dan pornoaksi ini, ini diikuti oleh negara yang lain, bukan tidak, sekalipun ada lebihnya mereka langsung berbuat, langsung bertindak, Cina yang sebegitunya, negara yang ada keterkaitannya dengan komunis saja berani dalam berbuat sedemkian rupa itu luar biasa, bagaimana dengan kita yang ber-Pancasila, padahal RUU APP kan sudah difitnah kanan-kiri, dibilang RUU syari’at, ingin menegakkan syariat Islam, dan lain-lain, padahal tidak ada sama sekali kita baca dari A sampai Z, RUU APP tidak ada sama sekali berbicara soal jilbab, tidak ada sama sekali, kalau bicara syariat bicara jilbab, mana jilbabnya, tidak ada kok, mana yang syariat? Itu semua hanya berbicara kesopanan-kesopanan, dan tidak ada yang tertindas , dan katanya tertindas, kaum wanita tertindas tidak ada ternyata, sama saja mau laki-laki atau perempuan harus sopan. Mana yang tertindas. Kalau mereka teman-teman pelacur itu “betul”, mungkin mereka akan tertekan begitu karena mereka satu bagian. Begitulah tanggapan FPI yang dikemukakan oleh Ketua DPP FPI, Ketua Bidang Internal – Majelis Tanfidzi, Ustad Ahmad Shobri Lubis dalam wawancara dengan penulis di sela-sela acara setelah ta’lim pengajian

BAB IV RESPON MAHASISWA PROGRAM STUDI SIYASAH SYAR’IYYAH UIN