Sistematika Tanamana Kelapa Sawit Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
a. Akar Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit akan
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier, dan akar kuarterner Mangoensoekarjo, 2000.
b. Batang Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak
mempunyai kambium dan pada umumnya tidak bercabang.Pembengkakan pangkal batang bole terjadi karena internodia ruas batang dalam masa
petumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal-pangkal pelepah daun yang tebal berdesakan.Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di
perkebunan antara 15-18 m,sedangkan di alam mencapai 30 m Mangoensoekarjo, 2000.
c. Daun Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu
membentuk susunan daun majemuk. Daun-daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjangnya dapat mencapai kurang lebih 7,5-9 m. Jumlah anak
daun pada tiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Mangoensoekarjo, 2000.
d. Buah Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras drupe, menempel dan
bergerombol pada tandan buah.Jumlah per tandan dapat mencapai 1.600, berbentuk lonjong sampai bulat.Panjang buah 2-5 cm, beratnya sampai 30
gramMangoensoekarjo, 2000.
Warna buah kelapa sawit tergantung pada varietas dan umurnya.Buah yang masih muda berwarna hijau pucat kemudian berubah menjadi hijau
hitam.Semakin tua warna buah menjadi kuning muda dan pada waktu sudah masak berwarna merah kuning jinggaMangoensoekarjo, 2000.
e. Bunga Tanaman kelapa sawit sudah mulai berbunga pada umur 12-14
bulan.Tanaman ini merupakan bunga tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina yang masing-masing terangkai dalam
satu tandanMangoensoekarjo, 2000. f. Biji
Waktu proses perkecambahan berlangsung, embrio mengembang volumenya bertambah, bakal batang dan bakal akar tumbuh keluar dari
cangkang melalui lubang pada cangkang tersebut germ pore dan berkembang selanjutnya menjadi batang, daun dan akar Mangoensoekarjo, 2000.