Produk dan Atribut Produk

16 produk adalah bagian dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung oleh produsen, sebagai suatu rangsangan yang diperhatikan dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan. Atribut produk adalah salah satu komponen sifat-sifat produk yang secara bersama-sama memuaskan kebutuhan seseorang, baik yang kentara maupun yang tidak kentara seperti warna, pembungkus, harga, prestise, manfaat, dan sebagainya Asri dalam Hudi, 2008:103. Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa atribut produk adalah bagian penting dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung oleh produsen sebagai suatu rangsangan yang perlu diperhatikan dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan. Karena melalui atribut produk, diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dengan cara merubah persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga dijadikan pertimbangan konsumen dalam proses keputusan pembeliannya Hudi, 2008:103 – 104. Dalam memproduksi suatu produk, suatu perusahaan akan memberikan atribut-atribut yang dapat memberikan manfaat atau kegunaan yang tepat bagi konsumen. Dari atribut-atribut inilah, suatu produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, oleh karena itu setiap perusahaan akan memberikan produk yang terbaik bagi konsumennya. Menurut Yuantoro dalam Elyonsa 2010:11 komponen yang terdapat dalam atribut produk meliputi harga, merek, kemasan, pemberian lebel, dan sebagainya.Simamora 2001 dalam Wahyudi2005:165 atribut 17 produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk, seperti kualitas, kelengkapan fungsi, desain, dan lain-lain. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka yang dijadikan dasar dalam penelitianini dan disesuaikan dengan produk yang diteliti berupa sampo, maka atribut produk yang digunakan adalah harga, merek, kemasan, dan kualitas. a. Harga Menurut Husein Umar dalam Desmiati 2007:94 harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Biasanya harga yang dikenakan dapat menjangkau kalangan manapun Iswayanti, 2010:34. Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang menjadi harapan konsumen, terutama dalam memilih produk sampo. b. Merek Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing Kotler dan A.B Susanto, 2000:575. 18 Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, Tjiptono dalam Hidayat 2010:24 mengemukakan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu: 1 Merek harus khas dan unik. 2 Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya. 3 Merek harus menggambarkan kualitas produk. 4 Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 5 Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam bahasa lain. 6 Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam produk lini. c. Kemasan Menurut Philip Kotler dalam Wahyudi 2005:166 kemasan adalah wadah atau pembungkus suatu produk yang bersifat nyata. Fungsi kemasan adalah melindungi produk, memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen, untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Dengan menciptakan suatu kemasan yang menarik yang memiliki ciri khas masing-masing produk untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut. d. Kualitas Menurut Simamora dalam Wahyudi 2005:165 kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya. Dimensinya meliputi performance yaitu dimensi yang paling dasar dan 19 berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk, features yaitu karakteristik pelengkapan atau tambahan, keandalan kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai untuk dapat memenuhi keinginan konsumen dan.

F. Merek dan Kepercayaan Merek Brand Trust

1. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing Kotler dan A.B Susanto, 2000:575. Menurut Kotler dan A.B Susanto 2000:575 merek dapat memiliki enam tingkat pengertian: a. Atribut Merek mengingatkan pada atribut-batribut tertentu. Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali tinggi, cepat, dll. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut ini untuk mengiklankan produknya. selama bertahun-tahun Mercedes mengiklankan ̌Dirancang tidak seperti mobil mana pun di dunia ini.̍ Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi atirbut lain untuk memproyeksikannya. b. Manfaat Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan 20 menjadi manfaat fungsional dan emosional. Atribut ̈tahan lamả dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional, ̌Saya tidak ingin membeli mobil baru setiap beberapa tahun”. Atribut ̈mahal̉ mungkin dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, ̌Saya akan tetap aman seandainya terjadi kecelakaan.̍ c. Nilai Merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes menyatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dll. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana yang mencari nilai-nilai tersebut. d. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, mutu tinggi. e. Kepribadian Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek merupakan orang, binatang, atau suatu objek, apa yang akan terpikir oleh kita? Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal orang singa yang memerintah binatang, atau suatu tempat yang sederhana objek. Kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seseorang yang terkenal. f. Pemakai Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun mengendarai Mercedes. Yang kita harapkan adalah seorang 21 manajer puncak berumur 55 tahun di belakang kemudi. Pemakainya adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian produk tertentu. Semua ini menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang kompleks. Jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangan pengertian yang mendalam atas merek tersebut.

2. Kepercayaan Merek Brand Trust

Kepercayaan merupakan harapan dari pihak-pihak dalam sebuah transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan perilaku terhadap harapan tersebut Deutch dalam Arlan, 2006:71. Dalam riset yang dilakukan oleh Costabile dalam Ferrinadewi 2008:147, kepercayaan trust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Menurut Lau dan Lee dalamArlan 2006:71 kepercayaan merek didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif. Kepercayaan merek adalah kepercayaan konsumen bahwa merek yang mereka inginkan dapat diandalkan, memberikan jaminan tidak merugikan, dan kinerjanya sangat berharga atau sangat bermanfaat Edris, 2009: 3. 22 Lau dan Lee dalam Diosi dan Purwanto 2006:502 menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala risikonya, karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen. Kepercayaan terhadap merek mempunyai berbagai aspek yang menjadi pedoman konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu, kepercayaan pada suatu merek dapat mengurangi resiko atau ketidakpastian dimana konsumen dapat dikacaukan dengan promosi merek lain, ini berarti bahwa dengan kepercayaan pada suatu merek, konsumen akan merasa apa yang dipilihnya itu adalah merek yang terbaik karena dinilai akan memeberikan apa yang diharapkan. Menurut Lau dan Lee dalam Riana 2008:187 terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Faktor-faktor yang berperan penting dalam membentuk kepercayaan pada merek yaitu, Lau dan Lee dalam Riana, 2008:187-188: a. Karakteristik Merek Brand Characteristic Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan karena konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek yaitu; dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten. 23 b. Karakteristik Perusahaan Company Characteristic Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik tersebut adalah reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan. c. Karakteristik Konsumen-Merek Consumer-Brand Characteristic Consumer-brand characteristik merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik tersebut adalah kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek.

G. Perilaku Konsumen

American Marketing Association dalam Anam 2007:58 mendefinisikan perilaku konsumen consumer behavior sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Perilaku konsumen mempunyai beberapa inti, yaitu; tindakan-tindakan dilakukan individu, kelompok, atau organisasi. Berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, yaitu menetapkan, menggunakan barang dan jasa. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain Anam, 2007:58.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepercayaan Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Merek Asus Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

5 188 120

Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)

2 42 112

Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

2 38 96

Pengaruh Marketing Endorser (Cristiano Ronaldo)Terhadap Keputusan Pembelian Clear Men Shampoo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

0 87 105

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara)

1 65 126

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

1 12 120

Pengaruh Ekuitas Merek dan Motivasi Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Jaket Merek Airplane Di Distro Airplane System Bandung

0 8 1

Pengaruh Harga, Manfaat, Atribut dan Kelas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Surabi Bandung ENHAII di Bandar Lampung)

2 14 58

Pengaruh Word of Mouth, Iklan dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Konsumen

1 2 11

Pengaruh Persepsi Iklan, Kesadaran Merek, Citra Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan Pembelian (Studi pada Produk Pestisida Merek Sidamethrin 50 EC)

0 2 10