Metode Analisis Data Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

38 Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heterokedastisitas adalah Ghozali, 2006:126: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur bergelombang, melebur, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3. Uji Regresi a. Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknnik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + � � + � � +e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b = Koefisien Regresi x 1 =Atribut Produk x 2 = Kepercayaan Merek e = Standar error 39 b. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2006:87. c. Uji Simultan Uji F Uji simultan uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai f hitung lebih besar dari f tabel , maka H ditolak dan menerima Ha Ghozali, 2006:88. 2 Jika Sig t 0,05 maka Ha ditolak dan H diterima, berarti secara simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3 Jika Sig t 0,05 maka Ha diterima dan H ditolak, berarti secara simultan ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 40 d. Uji Parsial Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Menurut Suharyadi dan Purwanto S.K 2004:525, untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak, digunakan uji t atau t-student. Untuk melakukan uji t dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya menentukan daerah kritis. Daerah kritis ditentukan oleh nilai t tabel dengan derajat kebebasan yaitu n – k, dengan taraf α. Dalam penelitian ini derajat kebebasannya adalah 60 – 2 = 58, dengan melakukan uji dua arah dan taraf nyata 5 atau 0,05. Untuk menentukan daerah keputusan uji t dengan uji dua arah kriterianya sebagai berikut Suharyadi dan Purwanto, 2004:526. 1. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel . t hitung t tabel atau -t hitung t tabel , maka H diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen. t hitung t tabel atau -t hitung t tabel , maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel indenpenden mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel dependen. 2. Dengan taraf nyata α = 5 Jika taraf nyata 5, maka H diterima dan Ha ditolak. Jika taraf nyata 5, maka H ditolak dan Ha diterima. 41

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat mebedakan atau membawa variasi pada nilai Sekaran, 2006:115. a Variabel Terikat dependen Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti Sekaran, 2006:116. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan pembelian Y. b Variabel Bebas independen Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif Sekaran, 2006:117. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk X 1 dan kepercayaan merek X 2 . 2. Definisi Operasional Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Berikut adalah tabel operasional variabel pada penelitian ini: Tabel. 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel Sub Variabel Indikator Skala Atribut Produk X 1 Yuantoro dalam Elyonsa 2010:11 Harga 1. Harga yang terjangkau 2. Kesesuaian harga dengan produk Ordinal Merek 3. Merek yang mudah diingat 4. Merek terkenal di masyarakat Kemasan 5. Kemasan yang menarik 6. Mempunyai ciri khas tersendiri 7. Mudah praktis untuk dibawa 42 Variabel Sub Variabel Indikator Skala dan Simamora dalam Wahyudi 2005:165 Kualitas 8. Performance fungsi utama produk 9. Features kelengkapan atau tambahan 10. Keandalan kemampuan selalu dalam keadaan baik atau siap pakai Ordinal Kepercayaan Merek X 2 Lau dan Lee dalam Riana 2008:187- 188 Brand characteristic 1. Prediksi merek 2. Reputasi merek 3. Kompetensi merek Ordinal Company characteristic 4. Reputasi perusahaan 5. Motivasi perusahaan yang diinginkan 6. Integritas suatu perusahan Consumer-brand characteristic 7. Kemiripan antara konsep emosional dengan kepribadian merek 8. Kesukaan terhadap merek 9. Pengalaman terhadap merek Keputusan Pembelian Y Kotler dalam Pranoto 2008:42 Pengenalan Kebutuhan 1. Mengenali kebutuhan Ordinal Pencarian Informasi 2. Mencari informasi dari sumber pribadi internal search 3. Mencari informasi dari sumber lain atau umum Evaluasi Alternatif 4. Menilai tiap-tiap alternatif yang ada di pasaran Pembelian 5. Pembelian produk oleh konsumen Evaluasi Pasca Pembelian 6. Kepuasan setelah membeli 7. Melakukan pembelian ulang 8. Merekomendasikan kepada orang lain 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat PG Procter Gamble Company

1. Gambaran Umum Perusahaan

Procter Gamble PG merupakan perusahaan multinasional yang memasarkan ± 250 merek-mereknya kepada hampir lima milyar konsumen di lebih dari 130 negara. Dengan berbasis di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, PG telah beroperasi di lebih dari 70 negara dan mempekerjakan lebih dari 106.000 orang di seluruh dunia.

2. Sejarah PG Indonesia Tbk

Procter Gamble Indonesia PG adalah pendatang baru di industri consumer goods di Tanah Air. Secara resmi, PG mulai beroperasi pada 1989. Toh, itu tidak membuat perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini panik dan kikuk menghadapi persaingan dengan pemain yang lebih dulu menguasai pasar. Dengan pengalamannya yang panjang di berbagai negara, pendatang baru ini nampak tenang. Pasar Indonesia tidak langsung digempurnya dengan 300 merek yang dikelolanya di seluruh dunia. PG di Indonesia tidak membangun merek dari nol, melainkan cukup memilih mana yang paling cocok untuk karakteristik pasar Indonesia. Begitulah, pelan tapi pasti, PG meluncurkan mereknya dalam ketegori produk yang telah diperhitungkan, sekaligus mengedukasi masyarakat. 44 Cara ini lumayan berhasil. Produk perawatan rambut PG, misalnya, kini menguasai sekitar 30 pangsa pasar Indonesia. Senjata andalannya, Pantene, Rejoice dan Head Shoulders. Unilever, si jago tua, menguasai 60 lewat Brisk, Sunsilk, Clear, Organics dan Dimension. Sementara Wings, yang mengandalkan Emeron, menguasai 5. Sisanya menjadi rebutan pemain lain. Keberhasilan produk dan merek-merek itu merebut pasar Indonesia, kata Direktur PG Indonesia Tbk. Bambang Sumaryanto, tidaklah terjadi begitu saja. Semuanya dikembangkan berdasarkan kebutuhan pasar lewat studi kelayakan yang komprehensif. “Semua merek yang kami luncurkan memiliki target pasar yang sangat spesifik. Kami berpatokan pada CDI category development index ,” jelas Bambang ketika ditanya bagaimana PG mengelola merek-mereknya. PG, lanjutnya, juga banyak diuntungkan oleh jaringan global yang dimilikinya. Ini memungkinkannya mempelajari perkembangan yang terjadi pada satu kategori di negara lain. Selama ini PG, khususnya di Indonesia, memanfaatkan database milik mereka. Karena keingingan konsumen selalu berubah, kemampuan manajemen membaca dan mengantisipasi perubahan sangat menentukan survive-tidaknya merek. Di situlah, peranan tim RD perusahaan sangat menentukan. Terlambat mengantisipasi perubahan, bisa berakibat hilangnya peluang.

3. Visi dan Misi PG Indonesia Tbk

a. Visi PG Indonesia Tbk

Dapat diakui sebagai sebagai perusahaan Consumen Good yang memberikan layanan terbaik di dunia konsumen. 45

b. Misi PG Indonesia Tbk

Menyediakan produk bermerek dan pelayanan kualitas unggul dan nilai yang meningkatkan kehidupan konsumen didunia, sekarang dan generasi yang akan datang.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2006:49. Dimana uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n – 2, dimana n adalah jumlah sampel sebanyak 20. Sehingga besarnya df dapat dihitung 20 – 2 = 18 dan alpha 0,05 didapat r tabel = 0,4438 Ghozali, 2006:49. Setiap butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dikatakan valid dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya jika mempunyai nilai r hitung lebih besar dari 0,4438. Ukuran validitas tiap butir-butir pertanyaan dapat dilihat dalam tabel. 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas No. Pertanyaan r hitung r tabel Ket. 1 AP1 0,471 0,4438 Valid 2 AP2 0,734 0,4438 Valid 3 AP3 0,853 0,4438 Valid 4 AP4 0,566 0,4438 Valid

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepercayaan Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Merek Asus Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

5 188 120

Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)

2 42 112

Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

2 38 96

Pengaruh Marketing Endorser (Cristiano Ronaldo)Terhadap Keputusan Pembelian Clear Men Shampoo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

0 87 105

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara)

1 65 126

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

1 12 120

Pengaruh Ekuitas Merek dan Motivasi Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Jaket Merek Airplane Di Distro Airplane System Bandung

0 8 1

Pengaruh Harga, Manfaat, Atribut dan Kelas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Surabi Bandung ENHAII di Bandar Lampung)

2 14 58

Pengaruh Word of Mouth, Iklan dan Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Konsumen

1 2 11

Pengaruh Persepsi Iklan, Kesadaran Merek, Citra Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan Pembelian (Studi pada Produk Pestisida Merek Sidamethrin 50 EC)

0 2 10