Volume dan Kapasitas Paru

Gambar 2.2. Anatomi Sistem Pernafasan Manusia Sumber : Pearce, 1986

2.3.3. Volume dan Kapasitas Paru

Selama pernapasan berlangsung volume paru selalu berubah-ubah, dimana mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi.Dalam keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hampir tanpa disadari Suma’mur, 1998. Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah: a. Volume Tidal Tidal Volume = TVadalah volume udara yang dihirup atau yang dihembuskan pada satu siklus pernapasan selama pernafasan biasa. Besarnya TV orang dewasa sebanyak 500 ml. b. Volume Cadangan Inspirasi Inspiratory Reserve Volume = IRV adalah volume udara yang masih dapat dihirup ke dalam paru sesudah inspirasi biasa. Besarnya IRV pada orang dewasa adalah 3100 ml. c. Volume Cadangan Ekspirasi Ekspiratory Reserve Volume = ERV adalah volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa. Besarnya ERV pada orang dewasa adalah 1200 ml. d. Volume Residu Residual Volume = RV adalah udara yang masih tersisa di dalam paru sesudah ekspirasi maksimal. Kapasitas paru merupakan penjumlahan dari dua volume paru atau lebih Suma’mur,1998.Menurut Guyton 1997, kapasitas paru dapat diuraikan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Kapasitas Inspirasi Kapasitas Inspirasi Inspiration CapacityIC adalah jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum kira-kira 3500 ml. Nilai kapasitas ini merupakan hasil dari penjumlahan nilai volume tidal TV dengan volume cadangan inspirasi IRV. b. Kapasitas Residu Fungsional Kapasitas Residu Fungsional Fungtional Residual CapacityFRC adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300 ml. Nilai kapasitas ini adalah hasil dari penjumlahan volume cadangan inspirasi IRV ditambah volume cadangan ekspirasi ERV. c. Kapasitas Paru Total Kapasitas paru total Total Lung CapacityTLC adalah volume maksimum di mana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 ml. d. Kapasitas Vital Kapasitas vital paru Vital CapacityVC adalah jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara maksimal. Besarnya adalah 4800 ml. Kapasitas vital paru- paru merupakan hasil penjumlahan dari volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi, seharusnya 80 TLC. Berdasarkan pada tinggi badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vitalnya. Orang yang semakin tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru-paru yang lebih besar dari orang Universitas Sumatera Utara yang tinggi badannya rendah. Pada pria kapasitas vital prediksi = 27,63-0,112 UTB. U merupakan umur dalam tahun dan TB adalah tinggi badan dalam cm. Persentase kapasitas paru dapat diukur dengan membandingkan kapasitas vital hasil pengukuran dengan spirometer terhadap kapasitas paru di prediksi dan dinyatakan dalam satuan persen. Gambar 2.3. Kurva Volume dan Kapasitas Paru 2.3.4. Nilai Standar Kapasitas Paru Menurut Pinzon 1999, kapasitas paru prediksi untuk pria adalah 27,63- 0,112 U TB, sementara pada wanita adalah 21,78-0,101 U TB dimana U adalah umur dalam tahun dan TB adalah tinggi badan dalam centimeter. Menurut Koesyanto 2005 nilai standar kapasitas paru dibagi kedalam perbedaan jenis kelamin adalah seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 2.2. Nilai Standar Kapasitas Paru Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Usia Tahun Nilai Standar Kapasitas Paruml Usia Tahun Nilai Standar Kapasitas Paru ml Universitas Sumatera Utara Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 17 4100 2750 27 4180 2740 18 4200 2800 28 4150 2720 19 4300 2800 29 4120 2710 20 4320 2800 30 4100 2700 21 4320 2800 31-35 3990 2640 Tabel 2.2. Lanjutan Usia Tahun Nilai Standar Kapasitas Paruml Usia Tahun Nilai Standar Kapasitas Paru ml Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 22 4300 2800 36-40 3800 2520 23 4280 2790 41-45 3600 2390 24 4250 2780 46-50 3410 2250 25 4220 2770 51-55 3240 2160 26 4200 2760 56-60 3100 2060 Sumber : Koesyanto 2005 2.3.5. Pemeriksaan Kapasitas Paru Pemeriksaan kapasitas paru adalah suatu pemeriksaan yang sering digunakan secara klinik sebagai indeks fungsi paru Ganong, 2003. Pengukuran faal paru sangat dianjurkan bagi tenaga kerja, yaitu menggunakan spirometer dengan alasan spirometer lebih mudah digunakan, biaya murah, ringan praktis, bisa dibawa kemana-mana, tidak memerlukan tempat khusus, cukup sensitif, akurasinya tinggi, tidak invasif dan cukup dapat memberi sejumlah informasi handal Yunus, 2006. Cara kerja spirometer adalah dengan cara menarik nafas dan menghembuskan nafas dalam keadaan hidung ditutup, sementara itu drum pencatat bergerak sesuai jarum jam sehingga pencatat akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara. Universitas Sumatera Utara Dengan spirometri ini dapat diketahui uji fungsi paru dasar yang meliputi Price and Wilson, 1992 : 1. Vital Capacity VC, adalah jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi sesudah inspirasi maksimal 2. Force Vital Capacity FVC, adalah pengukuran kapasitas vital yang didapat pada ekspirasi dengan dilakukan secepat dan sekuat mungkin. 3. Forced Expiratory Volume in One Second FEV1, adalah volume udara yang dapat diekspirasi dalam waktu satu detik selama tindakan FVC . Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengukuran fungsi paru dengan menggunakan Spirometer, maka kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain Aurorina, 2003 : 1. Normal bila FEV1FVC ≥ 75 dan FVC ≥ 80 2. Gangguan restriksi bila FEV1FVC ≥ 75 dan FVC 80 3. Gangguan obstruktif bila FEV1FVC 75, FVC ≥ 80 dan FEV1 95 prediksi. 4. Gangguan campuran restriksi dan obstruktif bila FEV1FVC 75 dan FVC 80. Hasil pengukuran kapasitas paru tersebut dapat diklasifikasikan seperti pada gambar 2.4 dibawah ini. FEV1FVC Normal 75 Obstruksi 80 FVC Restriksi Obstuksi Restriksi Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. Klasifikasi Penilaian Faal Paru Sumber :American Thoracic Society, 1995 Menurut Alsagaf 2004 Forced Expiratory Volume in 1 Second FEV adalah besarnya volume udara yang dikeluarkan dalam satu detik pertama. Lama ekspirasi orang normal berkisar antara 4-5 detik dan pada detik pertama orang normal dapat mengeluarkan udara pernapasan sebesar 80 dari nilai FVC. Fase detik pertama ini dikatakan lebih penting dari fase-fase selanjutnya. Adanya obstruksi pernapasan didasarkan atas besarnya volume pada detik pertama tersebut. Interpretasi tidak didasarkan nilai absolutnya tetapi pada perbandingan dengan FVC-nya. Bila FEVFVC lebih dari 75 berarti normal. Penyakit obstruktif seperti bronchitis kronik atau emfisema terjadi pengurangan FEV lebih besar dibandingkan kapasitas vital kapasitas vital mungkin normal sehingga rasio FEV1FVC kurang 80.

2.3.6. Penyakit Gangguan Paru

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

11 87 153

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 1 18

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

1 2 6

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 4 50

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 6

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 31

f. Pendidikan - Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 17