partikel yang lebih besar ke dalam saluran pernafasan. Masker dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu agar risiko paparan debu yang dapat
terinhalasi ke paru-paru, sehingga pengendapan partikel dan penurunan nilai kapasitas vital paru dapat diminimalisir.
Pemakaian masker oleh pekerja industri yang udaranya banyak mengandung debu, merupakan upaya mengurangi masuknya partikel debu kedalam saluran
pernapasan. Dengan mengenakan masker, diharapkan pekerja melindungi dari kemungkinan terjadinya gangguan pernapasan akibat terpapar udara yang kadar
debunya tinggi Suma’mur, 1996.
2.5.2. Kondisi Fisik Lingkungan Kerja
Banyak faktor yang memengaruhi gangguan saluran pernafasan khususnya pada aspek tenaga kerja selain dipengaruhi oleh karakteristik individu juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan kerja yaitu ventilasi, suhu dan kelembaban. Faktor lingkungan ini diuraikan sebagai berikut :
1.
Suhu Persyaratan kesehatan untuk ruang kerja industri yang nyaman di tempat kerja
adalah suhu yang tidak dingin dan tidak menimbulkan kepanasan bagi tenaga kerja yaitu berkisar antara 18
C sampai 31 C. Suhu yang rendah dapat
menyebabkan polutan dalam atmosfir terperangkap dan tidak menyebar,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan peningkatan suhu dapat mempercepat reaksi kimia perubahan suatu polutan udara, yang menyebabkan partikel debu bertahan lebih lama di udara
sehingga memungkinkan terhisap oleh pekerja lebih banyak. Hal itu yang menjadikannya faktor risiko terjadinya penurunan kapasitas vital paru bagi
pekerja. Bila suhu udara 31 C perlu menggunakan alat penata udara seperti air
conditioner, kipas angin dan lain-lain.Bila suhu udara luar 18
2.
Kelembaban C perlu
menggunakan alat pemanas ruangan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13MENX2011.
Kelembaban udara tergantung berapa banyak uap air dalam yang terkandung di udara. Saat udara dipenuhi uap air dapat dikatakan bahwa udara berada dalam
kondisi jenuh dalam arti kelembaban tinggi dan segala sesuatu menjadi basah.Kelembaban lingkungan kerja yang tidak memberikan pengaruh kepada
kesehatan pekerja berkisar antara 65 - 95 . Udara yang lembab menyebabkan bahan pencemar berbentuk partikel dapat berikatan dengan air di udara sehingga
membentuk partikel yang berukuran lebih besar. Partikel tersebut mudah mengendap. Kelembaban yang tinggi di lingkungan kerja secara tidak langsung
dapat menghambat sirkulasi udara. Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran.
Sedangkan kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid
dari material bangunan
Universitas Sumatera Utara
Suma’mur,1996. Bila kelembaban udara ruang kerja95 perlu menggunakan alat dehumidifier dan bila kelembaban udara ruang kerja 65 perlu
menggunakan humidifier Peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405MENKESSKXI2002.
2.6. Landasan Teori