Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit umum kelas A yang berada dibawah departemen kesehatan RI dan merupakan pusat rujukan untuk
wilayah Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Pasien yang datang ke RSUP.H. Adam Malik adalah pasien Jamkesmas, pasien Askes, dan pasien umum.
Sejak bulan Juli 2007 pelayanan kefarmasian untuk pasien yang berasal dari keluarga miskin Pasien Jamkesmas di RSUP H. Adam Malik Medan dikelola oleh
Instalasi Farmasi sesuai dengan keputusan menteri kesehatan yang dituangkan dalam SK No.417MenkesSKIV2007 tanggal 1 Juli 2007. Pelayanan obat untuk pasien Jamkesmas
mengacu kepada daftar obat yang diterbitkan oleh mentri kesehatan yang disebut dengan MANLAK. MANLAK merupakan suatu pedoman pelayanan obat untuk pasien
Jamkesmas. Pemerintah menanggung semua biaya pengobatan dan perawatan untuk pasien Jamkesmas tanpa dipungut biaya. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
Askes megacu kepada Daftar Plafon dan Harga Obat DPHO yang diterbitkan oleh PT. Askes. Rumah sakit hanya melayani pengobatan pasien Askes berdasarkan DPHO yang
telah ditetapkan. Pengadaan obat untuk pasien Jamkesmas dan pasien Askes dilaksanakan oleh rumah sakit melalui Instalasi Farmasi.
4.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUP. H. Adam Malik melaksanakan berbagai pelayanan sesuai dengan standar Farmasi di rumah sakit, yaitu:
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
a. Pelayanan Farmasi Minimal
1. Perencanaan perbekalan farmasi
2. Pengadaan perbekalan farmasi baik melalui pembelian atau droping
3. Penerimaan perbekalan farmasi
4. Penyimpanan perbekalan farmasi
5. Produksi dan pengemasan kembali
6. Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan inap
b. Pelayanan Farmasi Klinis
1. Melakukan konseling
2. Pelayanan Informasi obat
3. Monitoring Efek Samping Obat
4. Melakukan visite ke ruangan rawat inap
5. Melakukan penyuluhan terhadap pasien rawat jalan, penyediaan informasi dan
edukasi bagi staf medik, tenaga kesehatan lainnya dan pasien. 6.
Pengembangan dan penelitian
4.2.1 Kelompok Kerja Perbekalan
Pokja perbekalan mempunyai tugas merencanakan, menerima, menyimpan, mendistribusikan, memproduksi perbekalan farmasi, serta melaksanakan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Perbekalan. Perbekalan farmasi yang masuk diterima oleh Panitia Penerima Barang, bersama-
sama dengan Bendaharawan Barang menerima, memeriksa dan meneliti keadaan perbekalan farmasi, disesuaikan dengan surat pengantar barang SPB dan surat pesanan
SP, bila sesuai perbekalan farmasi diserahkan ke Instalasi Farmasi melalui Pokja
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
Perbekalan. Kemudian dibuat berita acara, Petugas pokja Perbekalan menerima dan mencatat pada buku penerima perbekalan farmasi. Selanjutnya perbekalan farmasi yang
diterima, disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari es; bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep; bahan baku obat mudah menguapterbakar; obat narkotika
dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci, dan disusun secara alfabetis dengan sistem First In First Out FIFO dan First Expired First Out FEFO.
Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik memiliki 4 gudang perbekalan untuk menyimpan perbekalan farmasi, yaitu:
1. Gudang obat dan radiofarmasi.
2. Gudang reagensia, cairan repacking dan bahan baku.
3. Gudang AKHP dan Instrumen.
4. Gudang perbekalan farmasi ASKES.
Pokja perbekalan melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud dengan produksi adalah
kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegiatan
produksi yang dilakukan adalah membuat antara lain Alkohol 70, H
2
O
2
3 dan formalin mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil repacking antara lain Isodin,
Hydrex. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti: 1.
Depo Farmasi seperti Rindu A, Rindu B, CMU Lt III dan Apotek. 2.
User lainnya seperti poli-poli rawat jalan. Administrasi yang dilakukan meliputi mencatat perbekalan farmasi yang masuk
dan yang keluar ke buku penerimaan dan pengeluaran barang serta ke kartu stok. Pokja
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
Perbekalan juga membuat laporan mutasi barang, laporan narkotik serta melakukan stok opname setiap bulan dan diakhir tahun.
4.2.2 Kelompok Kerja Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinis merupakan perwujudan keahlian profesional apoteker dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan keamanan,
kemanfaatan, dan kerasionalan penggunaan terapi obat bagi pasien. Pelayanan ini memerlukan hubungan profesional antara apoteker, penderita, dokter, perawat dan lain-
lain yang terlibat memberikan perawatan kesehatan Siregar Amalia, 2004. Dari pengamatan yang dilakukan, kegiatan pelayanan farmasi klinis yang telah
dilaksanakan berdasarkan Self Assesment Farmasi Rumah Sakit adalah: melaksanakan konseling, melaksanakan pelayanan informasi obat baik secara aktif maupun secara pasif,
monitoring efek samping obat, dan pemantauan penggunaan obat. Pokja farmasi klinis juga telah melaksanakan kegiatan lain seperti: melaksanakan visite bersama-sama dengan
dokter dan perawat, bekerjasama dengan PKMRS melaksanakan penyuluhan rutin bagi pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap dan menyelenggarakan, mengkoordinasikan
serta bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pelatihan di instalasi farmasi. Kegiatan pelayanan farmasi klinis seperti pencampuran obat suntik secara aseptis, penanganan obat
sitostatika, penyiapan TPN Total Perenteral Nutrition dan pemantauan kadar obat dalam darah belum dilaksanakan oleh farmasis. Pencampuran obat suntik masih dilakukan oleh
perawat sesuai instruksi dokter. Dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di RSUP H. Adam Malik
Medan, diperlukan peningkatkan kompetensi apoteker dalam bidang tersebut dengan memberi kesempatan pendidikan khusus farmasi klinis dengan pembiayaan dari rumah
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
sakit ataupun bekerjasama dengan pihak lain dalam mengadakan pelatihan dan seminar- seminar.
4.2.3 Kelompok Kerja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
kefarmasian di RSUP H. Adam Malik dan melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas
dilingkungan pokja perencanaan. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, perencanaan
dilakukan sebagai pedoman dalam merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi yang bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat, dan meningkatkan efisiensi penggunaan perbekalan farmasi dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar yang telah ditentukan antara lain konsumtif, epidemologi atau kombinasi keduanya.
Berdasarkan hasil pengamatan, Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan
menggunakan metode konsumtif. Metode ini didasarkan pada analisa data konsumsi obat sebelumnya. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang
diberikan oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga melaksanakan
pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Untuk evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
dan pelaksanakan SIMRS belum dilaksanakan secara maksimal oleh Pokja Perencanaan dan Evaluasi.
Perbekalan farmasi yang direncanakan untuk diadakan adalah obat-obatan. Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan pemilihan perbekalan. Menurut Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dengan pemilihan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan di rumah sakit. Dalam
hal ini pelaksananya adalah instalasi farmasi. Jadi perencanaan didasarkan pada pemilihan yang dilakukan oleh instalasi farmasi, sehingga sampai pada proses pengadaan dapat tetap
sesuai dengan pemilihan yang dilakukan oleh instalasi farmasi. Dengan ini dapat tetap dikontrol mutu dari perbekalan yang digunakan.
Hal ini erat kaitannya dengan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperanserta dalam hal mengupayakan pelayanan
kesehatan yang bermutu high quality, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat accessable and affordable. Mengingat bahwa profesi farmasis merupakan
tenaga kesehatan yang khusus dididik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat, maka peranserta yang dapat
disumbangkan oleh profesi Farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah : “meningkatkan mutu pengelolaan dan penggunaan obat dengan biaya yang dapat
dipertanggungjawabkan, melalui pencegahan terhadap masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan pengelolaan dan penggunan obat”.
Tetapi pada kenyataannya di RSUP H.Adam Malik, pelayanan perbekalan farmasi tidak melalui sistem satu pintu, hal ini disebabkan karena perbekalan farmasi tidak hanya
berasal dari Instalasi farmasi saja, melainkan adanya apotik IKS Ikatan Kerja Sama yang bekerjasama dalam pengelolaan perbekalan farmasi untuk pasien ASKES rawat inap. Jadi
pemilihan, perencanaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi tidak
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
seluruhnya ditangani oleh Instalasi farmasi. Instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik hanya mengelola AKHP dan perbekalan farmasi yang termasuk dalam all in tarif. Seharusnya
setiap perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit merupakan tanggung jawab dari Instalasi farmasi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh profesi apoteker yang
merupakan komponen utama di instalasi farmasi.
4.2.4 Depo Farmasi
Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi yang bertugas mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian perbekalan farmasi ke pasien yang ada di instalasi Rindu A, Rindu B dan CMU lantai III. Perbekalan farmasi didistribusikan secara sistem unit dose dispensing,
floor stock dan resep individual. Depo farmasi Rindu A melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien
Jamkesmas yang ada di ruangan Rindu A1 Interna wanita, Rindu A2 Interna Pria, Rindu A3 Parupneumologi, Rindu A4 Neurologi, Rindu A5 THT, Gigi dan Mulut,
Mata, Rindu A6 VIP. Sementara itu, Depo farmasi Rindu B melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien Jamkesmas yang ada di ruangan Rindu B1 Obgen, anak dan
perinatologi, Rindu B2A Onkologi anak, syaraf, Rindu B2B Digest, Rindu B3 dan VIP B. Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien
jamkesmas dan kebutuhan pada Instalasi Bedah Pusat IBP dan Instalasi Perawatan Intensif IPI. CMU lantai III melayani 9 OK Operating Kamar, recovery room, pasca
bedah, ICU dan ICU jantung. OK tersebut meliputi: 1.
OK Mata 2.
OK Syaraf bedah anak 3.
OK THT
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
4. OK Onkologi
5. OK ParuJantung
6. OK Obgyn
7. OK Urologi
8. OK Orthopedi
9. OK Digestive
Pelayanan farmasi obat untuk pasien rawat inap dilakukan dengan sistem unit dose dispensing. Distribusi obat unit dose dispensing adalah pelayanan obat untuk penderita
rawat inap yang terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk satu hari,
sedangkan sistem resep individual adalah resep yang ditulis oleh dokter dan diserahkan kepada pasien untuk ditebus. Ini berlaku untuk pasien yang dirawat di depo farmasi.
Siregar Amalia, 2004. Berdasarkan hasil pengamatan, sistem distribusi obat unit dose dispensing UDD
diterapkan untuk pasien Askes dan Jamkesmas rawat inap, sedangkan untuk pasien Umum dan Pasien Askes yang obatnya diluar DPHO diterapkan resep individual.
4.2.5 Apotek
Apotek berfungsi mendistribusikan perbekalan farmasi untuk rawat inap, rawat jalan dan instalasi penunjang lainnya mis : Radiologi dan UGD. Rumah sakit H. Adam
Malik memiliki dua apotek sebagai perpanjangan tangan instalasi farmasi dalam mendistribusikan obat di lingkungan rumah sakit selama 24 jam. Apotek melayani
kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien Askes sosial rawat jalan, Jamkesmas rawat jalan, umum rawat jalan, perusahaan rawat jalan, IGD dan perbekalan farmasi radiologi
untuk pasien Askes dan Jamkesmas serta melayani perbekalan farmasi untuk depo farmasi
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
di luar jam kerja. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yaitu dengan sistem unit dose dispensing.
Protap pelayanan obat pasien rawat inap
1. Petugas depo menerima resep dokter
2. Petugas memeriksa resep mengenai kelengkapan administrasi seperti surat jaminan
perawatan dan wadah bekas serta protokol terapi untuk obat-obat yang memerlukan protokol terapi.
3. Jika memerlukan syarat kelengkapan, resep tersebut ditandatangani oleh Tim
Pengendali. 4.
Resep ditulis kedalam kartu kendali dan selanjutnya obat dikemas. 5.
Obat dikemas menjadi satu dosis tunggal ke dalam plastik obat yang tertulis nama pasien, waktu pemakaian, dan nama serta jumlah obat yang diberikan. Untuk injeksi,
syrup, salep, dan infus dibuat ditempat terpisah, selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang.
6. Selesai diperiksa, obat diberikan kepada pasien. Contoh:
Jam minum obat oral : 1 x 1 Pagi : jam 06.00 WIB 2 x 1 Pagi : jam 06.00 WIB
Sore : jam 18.00 WIB 3 x 1 Pagi : jam 06.00 WIB
Siang : jam 14.00 WIB Malam : jam 22.00 WIB
4 x 1 Pagi : jam 06.00 WIB Siang : jam 12.00 WIB
Sore : jam 18.00 WIB Malam : jam 24.00 WIB
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
Berdasarkan hasil pengamatan di VIP, sistem distribusi perbekalan farmasi yang digunakan adalah sistem UDD, resep individual dan floor stock. Sistem UDD belum
sepenuhnya dilaksanakan sesuai protap karena walaupun obat telah dikemas menjadi satu dosis tunggal tetapi penyerahannya kepada pasien oleh perawat diberikan sekaligus untuk
pemakaian satu hari bukan untuk satu kali pakai. Keuntungan sistem distribusi obat unit dose adalah meningkatkan pengendalian obat dan pemantauan penggunaan obat,
mengurangi kesalahan pemberian obat, obat-obat yang menunjukkan reaksi obat merugikan ROM maka pemberian obat dapat langsung dihentikan dan diganti dengan
obat lain yang sesuai, mencegah terjadinya pemborosan obat oleh pasien.
4.3 Instalasi Central Sterilized Supply Department CSSD
Berdasarkan pengamatan, CSSD telah melaksanakan kegiatan: pencucian, pengeringan, pengemasanpaket, pemberian label, pemberian indikator, sterilisasi,
penyimpanan, dan pendistribusian ke unit-unit yang membutuhkan perlengkapan steril. CSSD juga telah melakukan sterilisasi ruangan dengan cara pengasapan fogging, juga
sterilisasi dengan Etylen Oxyde untuk alat yang tidak tahan panas. Perlengkapan yang disterilkan di Central Sterilized Supply Department meliput i:
- Instrumen dan linen
- AKHP
- Ruangan OK, ICU, ICCU, Pencampuran obat kemoterapi dan bangsal,
Laboratorium, Ruang Flu Burung. Prosedur sterilisasi di Central Sterilized Supply Department adalah:
- Peralatan yang datang dari OK direndam beberapa menit dalam larutan tablet
germisep untuk menetralkan mikroba yang ada pada peralatan
Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
- Setelah direndam di dalam tablet germisep, direndam kembali dengan larutan
enzim atau jika perlu menggunakan alat khusus -
Peralatan kemudian dibersihkan dengan air mengalir -
Peralatan dikeringkan -
Peralatan dibungkus dengan kain linen -
Peralatan kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 132 C selama 15 menit
atau dengan gas etilen oksida selama 2 jam. Untuk mengecek apakah peralatan telah steril sebelum dimasukkan ke alat sterilisasi dimasukkan suatu indikator
biologi, dan bowidic test. -
Peralatan yang telah disterilisasi kemudian disimpan dalam ruang steril sebelum didistribusikan ke ruangan yang membutuhkan
- Peralatan kemudian di distribusikan
CSSD juga memberikan penyuluhan kepada petugas kesehatan, pasien dan keluarga pasien untuk menjaga kebersihan dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial
dengan menempelkan poster himbauan disetiap unit-unit pelayanan kesehata
4.4 Instalasi Gas Medis