Kelompok Kerja Farmasi Klinis Kelompok Kerja Perencanaan dan Evaluasi

Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. Perbekalan juga membuat laporan mutasi barang, laporan narkotik serta melakukan stok opname setiap bulan dan diakhir tahun.

4.2.2 Kelompok Kerja Farmasi Klinis

Pelayanan farmasi klinis merupakan perwujudan keahlian profesional apoteker dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan keamanan, kemanfaatan, dan kerasionalan penggunaan terapi obat bagi pasien. Pelayanan ini memerlukan hubungan profesional antara apoteker, penderita, dokter, perawat dan lain- lain yang terlibat memberikan perawatan kesehatan Siregar Amalia, 2004. Dari pengamatan yang dilakukan, kegiatan pelayanan farmasi klinis yang telah dilaksanakan berdasarkan Self Assesment Farmasi Rumah Sakit adalah: melaksanakan konseling, melaksanakan pelayanan informasi obat baik secara aktif maupun secara pasif, monitoring efek samping obat, dan pemantauan penggunaan obat. Pokja farmasi klinis juga telah melaksanakan kegiatan lain seperti: melaksanakan visite bersama-sama dengan dokter dan perawat, bekerjasama dengan PKMRS melaksanakan penyuluhan rutin bagi pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap dan menyelenggarakan, mengkoordinasikan serta bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pelatihan di instalasi farmasi. Kegiatan pelayanan farmasi klinis seperti pencampuran obat suntik secara aseptis, penanganan obat sitostatika, penyiapan TPN Total Perenteral Nutrition dan pemantauan kadar obat dalam darah belum dilaksanakan oleh farmasis. Pencampuran obat suntik masih dilakukan oleh perawat sesuai instruksi dokter. Dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di RSUP H. Adam Malik Medan, diperlukan peningkatkan kompetensi apoteker dalam bidang tersebut dengan memberi kesempatan pendidikan khusus farmasi klinis dengan pembiayaan dari rumah Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. sakit ataupun bekerjasama dengan pihak lain dalam mengadakan pelatihan dan seminar- seminar.

4.2.3 Kelompok Kerja Perencanaan dan Evaluasi

Pokja Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik dan melaksanakan SIMRS Instalasi Farmasi serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas dilingkungan pokja perencanaan. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, perencanaan dilakukan sebagai pedoman dalam merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi yang bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat, dan meningkatkan efisiensi penggunaan perbekalan farmasi dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar yang telah ditentukan antara lain konsumtif, epidemologi atau kombinasi keduanya. Berdasarkan hasil pengamatan, Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode konsumtif. Metode ini didasarkan pada analisa data konsumsi obat sebelumnya. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Untuk evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. dan pelaksanakan SIMRS belum dilaksanakan secara maksimal oleh Pokja Perencanaan dan Evaluasi. Perbekalan farmasi yang direncanakan untuk diadakan adalah obat-obatan. Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan pemilihan perbekalan. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dengan pemilihan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan di rumah sakit. Dalam hal ini pelaksananya adalah instalasi farmasi. Jadi perencanaan didasarkan pada pemilihan yang dilakukan oleh instalasi farmasi, sehingga sampai pada proses pengadaan dapat tetap sesuai dengan pemilihan yang dilakukan oleh instalasi farmasi. Dengan ini dapat tetap dikontrol mutu dari perbekalan yang digunakan. Hal ini erat kaitannya dengan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperanserta dalam hal mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu high quality, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat accessable and affordable. Mengingat bahwa profesi farmasis merupakan tenaga kesehatan yang khusus dididik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat, maka peranserta yang dapat disumbangkan oleh profesi Farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah : “meningkatkan mutu pengelolaan dan penggunaan obat dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, melalui pencegahan terhadap masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan pengelolaan dan penggunan obat”. Tetapi pada kenyataannya di RSUP H.Adam Malik, pelayanan perbekalan farmasi tidak melalui sistem satu pintu, hal ini disebabkan karena perbekalan farmasi tidak hanya berasal dari Instalasi farmasi saja, melainkan adanya apotik IKS Ikatan Kerja Sama yang bekerjasama dalam pengelolaan perbekalan farmasi untuk pasien ASKES rawat inap. Jadi pemilihan, perencanaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi tidak Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. seluruhnya ditangani oleh Instalasi farmasi. Instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik hanya mengelola AKHP dan perbekalan farmasi yang termasuk dalam all in tarif. Seharusnya setiap perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit merupakan tanggung jawab dari Instalasi farmasi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh profesi apoteker yang merupakan komponen utama di instalasi farmasi.

4.2.4 Depo Farmasi