Pengelolaan dan Penggunaan Obat Secara Rasional PPOSR

Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

II. Pelayanan Farmasi Klinis

Pelayanan farmasi klinis adalah praktek kefarmasian berorientasi kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk, dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan efek obat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien secara individual. Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan keuntungan terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat karena itu tujuan farmasi klinis adalah meningkatkan dan memastikan kerasionalan, kemanfaatan dan keamanan terapi obat. Menurut SK MenKes No.436MenKesSKVI1993 pelayanan farmasi klinis meliputi: - Melakukan konseling - Monitoring Efek Samping Obat MESO - Pencampuran obat suntik secara aseptik - Menganalisa efektivitas biaya secara farmakoekonomi - Penentuan kadar obat dalam darah - Penanganan obat sitostatika - Penyiapan Total Parenteral Nutrisi TPN - Pemantauan dan pengkajian penggunaan obat - Pendidikan dan penelitian Aslam, dkk., 2002.

2.4.2 Pengelolaan dan Penggunaan Obat Secara Rasional PPOSR

Yang dimaksud dengan PPOSR adalah pengelolaan obat yang dilaksana- kan secara efektif dan efisien dimana pemanfaatan atau efikasi, keamanan safety dan mutu quality obat terjamin; serta penggunaan obat secara 4 Tepat 1 Waspada, artinya harus Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. diberikan dengan indikasi yang tepat, untuk penderita yang tepat dengan jenis obat yang tepat dan diberikan dengan regimen dosis yang tepat serta senantiasa waspada terhadap kemungkinan terjadinya efek obat yang tidak diinginkan. Kegiatan pengelolaan dan penggunaan obat dimulai dari: 1. Pemilihan jenis obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan, baik diagnostik, terapetik, paliatik maupun rehabilitatif. 2. Perencanaan untuk mengadakan obat dan alat kesehatan tersebut dalam jenis, jumlah, waktu dan tempat yang tepat. 3. Pengadaan berdasarkan pertimbangan dana yang tersedia dilakukan skala prioritas pengadaan yang tepat. 4. Penyimpanan yang tepat sesuai dengan sifat masing-masing obat dan alat kesehatan. 5. Penyaluran kepada unit-unit pelayanan dan penunjang yang membutuhkan obat dan alat kesehatan tersebut di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Pusat, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat Inap. 6. Penulisan resep oleh dokter Prescribing Process. 7. Peracikan oleh farmasis Dispensing Process. 8. Pemberian oleh perawat kepada penderita Administration Process. 9. Penggunaan oleh penderita Consuming Process. 10. Pemantauan khasiat dan keamanan obat oleh dokter, perawat, farmasis dan penderita. Seluruh kegiatan pengelolaan dan penggunaan obat yang dimulai dari pertama sampai langkah ke-10 disebut sebagai Sepuluh Kegiatan Pengelolaan Dan Penggunaan Obat Secara Rasional LSK-PPOSR , dimana jika semua langkah dilakukan dengan tepat, maka diharapkan akan dapat dicegah timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dan pengelolaan dan penggunaan obat dan alat kesehatan. Fauziah Annisa : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

2.4.3 Rekam Medik