share produsen sebesar 100, ini menunjukkan bahwa semua harga yang
dibayarkan oleh konsumen akhir diterima oleh produsen saja. 5.4.4 Marketing Efficiency Index Method
Metode ini efisiensi pemasaran ditunjukkan dari perbandingan biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran dengan marjin keuntungan yang mereka
peroleh di tambah satu. Nilai efisiensi yang tinggi menunjukkan saluran pemasaran yang efisien.
Tabel 21. Efisiensi Pemasaran dengan Marketing Efficiency Index Method Uraian
Saluran I Saluran II
Saluran III
Marjin Keuntungan 27225,52
30734,9 28675,5
Biaya Pemasaran 4593,4
2084,03 143,43
Efisiensi 6,92
15,7 200
Sumber: Lampiran 5 dan 6 diolah Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai efisiensi saluran I merupakan yang
terendah 6,92, kemudian saluran II sebesar 15,7, sedangkan saluran III merupakan saluran dengan nilai efisiensi tertinggi sebesar 200.
5.4.5 Metode Soekartawi
Pada metode ini efisiensi pemasaran dilihat dari persentase perbandingan biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan atau harga konsumen. Adapun
perhitungan efisiensi saluran pemasaran kepiting dapat dilihat pada tabel 22 dibawah ini.
Tabel 22. Efisiensi Saluran Pemasaran dengan Metode Soekartawi Uraian
Saluran I Saluran II
Saluran III
Biaya Pemasaran 4593,4
2084,03 143,43
Harga Konsumen 55.000
56.000 52.000
Efisiensi 8,3
3,7 0,27
Sumber: Lampiran 5 dan 6 diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada metode ini semakin kecil nilai efisiensi maka semakin tinggi tingkat efisiensi saluran pemasaran. Berdasarkan tabel bahwa nilai efisiensi yang terkecil diperoleh
saluran III sebesar 0,27 ini menunjukkan bahwa saluran III merupakan saluran yang paling efisien diantara saluran lain. Ini ditunjukkan pada saluran III, biaya
pemasaran dikeluarkan merupakan yang paling rendah diantara saluran lain. Hal ini disebabkan karena saluran III merupakan saluran terpendek yaitu produsen
yang langsung menjual kepiting kepada konsumen.
5.4.6 Efisiensi Pemasaran Semua Metode
Pada hasil tabel sebelumnya sudah diketahui bahwa digunakan lima metode untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu saluran pemasaran. Dari kelima metode
tersebut terdapat perbedaan tingkat efisiensi untuk empat saluran pemasaran kepiting di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang.
Tabel 23. Urutan Efisiensi dengan Kelima Metode Saluran
pemasaran
Metode Perhitungan Efisiensi Metode
Shepherd Acharya
dan Aggarwal
Composite Index
Methode Marketing
Efficiency Index
Methode Metode
Soekartawi
Saluran I 3
2 3
3 3
Saluran II 2
3 2
2 2
Saluran III 1
1 1
1 1
Keempat saluran pemasaran diurutkan dari 1-3 yaitu dari saluran yang paling
efisien sampai saluran dengan tingkat efisiensi yang terendah. Dapat dilihat dari Tabel 23, semua metode perhitungan efisiensi menyatakan bahwa saluran I berada
pada urutan ketiga dan merupakan saluran dengan tingkat efisiensi terendah. Hal ini disebabkan saluran I merupakan saluran terpanjang dalam tataniaga kepiting
sehingga biaya pemasaran yang dikeluarkan adalah yang terbesar dibanding
Universitas Sumatera Utara
saluran lainnya. Marketing marjin pada saluran ini juga merupakan yang tertinggi yaitu Rp16.133kg.
Kemudian semua metode perhitungan efisiensi yang digunakan menyatakan
bahwa saluran III merupakan saluran yang paling efisien atau pada urutan 1. Hal ini disebabkan karena pada saluran III adalah saluran terpendek sehingga biaya
pemasaran yang dikeluarkan merupakan yang terendah. Marketing marjin pada saluran ini Rp 0kg karena produsen menjual kepiting langsung kepada konsumen.
Kemudian disusul oleh saluran II dengan tingkat efisiensi terendah dan volume pembelian rata-rata untuk pedagang pengecer adalah 33,75 kg sedangkan pada
saluran I volume pembelian untuk agen adalah 70,6 kg. Sehingga pada saluran III dikatakan paling efisien untuk skala kecamatan, sedangkan untuk penjualan skala
besar dibutuhkan adanya pedagang perantara agar usaha budidaya kepiting tersebut tetap berjalan.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan