ini adalah sebagai berikut :1 Rasio Lancar Current Ratio, 2 Rasio Cair Quick RatioAcid Test Ratio dan 3 Rasio kas Cash Ratio.
3. Rasio Aktivitas Activity Ratio
Rasio ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan piutangnya, rasio ini dapat dibagi menjadi 4 empat, yaitu : 1 Rasio Perputaran Persediaan
Inventory Turn Over, 2 Rasio Hari Persediaan Inventory Period, 3 Rasio Perputaran Piutang Account Receivable Turn Over, dan 4 Rasio Periode Pengumpulan Piutang
Average Collection Period. 4.
Rasio Efektivitas Penggunaan Dana dan Biaya Rasio ini untuk melihat sampai seberapa jauh efisiensi dan efektivitas penggunaan
dana dan biaya. Biasanya biaya tersebut diperbandingkan dengan hasil penjualan. Rasio ini dibagi menjadi 5, yaitu : 1 Rasio Harga Pokok Penjualan atas Penjualan, 2 Rasio Harga
Pokok Penjualan dan Beban Operasi atas Penjualan, 3 Rasio Beban Penjualan atas Penjualan dan 4 Rasio Beban Administrasi dan 5 Rasio Beban Keuangan.
5. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain : 1 Rasio Kewajiban Jangka Panjang
atas Harta Aktiva Debt To Asset Ratio, 2 Rasio KewajibanJangka Panjang atas Modal Debt To Equityt Ratio dan 3 Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi.
2.2.2 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir 2005 keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
USU e-Repository © 2008.
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis
apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang. b.
Rasio disusun dari kata akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipilasi.
c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. d.
Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan Sedangkan menurut Kuswadi 2006 Analisis rasio keuangan memiliki keterbatasan-
keterbatasan atau kelemahan-kelemahan, antara lain : a.
Mutu analisis rasio akan bergantung pada akurasi dan validitas angka-angka yang digunakan, sebagian besar diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan
selain dari buku-buku pembantu. b.
Biasanya, analisis rasio terutama digunakan untuk memprediksikan masa depan serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, tetapi sering tidak
mengungkap penyebab-penyebabnya. Hal itu terjadi karena data yang digunakan umumnya berasal dari data masa lalu data historis. Data historis ini mungkin bukan
merupakan hasil atau kesimpulan yang akurat dari kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
c. Apabila jumlah jumlah penyusutan dan amortisasi relatif cukup besar signifikan,
angka rasio laba dapat menyesatkan d.
Informasi-informasi penting justru sering kali tidak tercantum dalam laporan keuangan. Kebijakan pemerintah dan aktivitas serikat pekerja, perubahan manajemen,
perubahan industri, perkembangan teknologi dan aktifitas para pesaing juga perlu
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
USU e-Repository © 2008.
dipertimbangkan dalam penilaian kinerja perusahaan, termasuk sumber daya manusianya.
e. Sulitnya mencapai komprabilitas yang tinggi diantara perusahaan-perusahaan dalam
industri tertentu yang sedang diperbandingkan. Kesulitan tersebut terjadi karena : •
Terdapat perbedaan mendasar dalam pelaksanaan prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan.
• Prinsip, prosedur, dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
sering berubah sehingga sulit untuk membuat penilaian yang akurat terhadap maju mundurnya perusahaan.
2.3 Dividen