Pengertian Kebijakan Konsep Tentang Kesejahteraan Sosial

2.4 Pengertian Kebijakan

Banyak Defenisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu whatever government chooses to do or not to do. H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai “a course of action intended to accomplish some end,” atau sebagai suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Defenisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Disini yang dimaksudkan adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai. Bukan suatu tujuan yang sekedar yang diinginkan saja. Dalam kehidupan sehari–hari tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan, tetapi sekedar keinginan. Setiap orang boleh berkeinginan apa saja, tetapi dalam kehidupan bernegara tidak perlu diperhitungkan. Baru diperhitungkan kalau ada usaha untuk mencapainya, dan ada faktor pendukung yang diperlukan. Kedua, rencana atau proposals yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan dimaksud. keempat, keputusan yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program. kelima, dampak efek, yakni dampak yang timbul dari suatu program dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara

2.5 Pengertian Program

Program merupakan tahap–tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah–langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Penanggulangan Kemiskinan merupakan upaya terus–menerus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin dan keterbatasan sumber daya untuk mewujudkan pemenuhan hak–hak dasar. Langkah–langkah penanggulangan kemiskinan tidak dapat ditanggulangi sendiri oleh sektor tertentu, tetapi harus multisektor terkait untuk meningkatkan efektifitas pencapaian program yang dijalankan. Oleh sebab itu, langkah–langkah yang ditempuh dalam penanggulangan kemiskinan dijabarkan ke dalam program–program sebagai berikut : 1. Pemenuhan Hak atas Pangan Untuk memenuhi hak atas pangan dan meningkatkan sistem ketahanan pangan akan dilakukan melalui program diantaranya : 1.1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan a. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan infrastruktur yang mendukung sistem distribusi untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan. b. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola konsumsi dengan mutu yang semakin meningkat, Universitas Sumatera Utara serta peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alterntifpangan lokal. c. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan melalui bantuan pangan kepada keluarga miskinrawan pangan sesuai dengan kebutuhan pangan, dan pengembangan sistem antisipasi diri terhadap pangan. d. Pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya gizi yang berimbang dan tidak diskriminatif gender di dalam keluarga, kandungan kalori dan gizi dari pangan lokal selain beras, serta cara pengolahan bahan pangan dengan gizi berimbang. e. Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyediaan dalam distribusi pangan. f. Pelaksanaan pemantauan ketersediaan, dan harga bahan pangan di pasar induk dan pasar tradisional eceran. 2. Pemenuhana Hak atas Layanan Kesehatan Untuk memenuhi hak dasar masyarakat miskin atas layanan kesehatan yang bermutu dilakukan melalui program–program diantaranya : a. Program upaya kesehatan masyarakat b. Program upaya kesehatan perorangan c. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit d. Program perbaikan gizi masyarakat e. Program sumber daya kesehatan f. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat g. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya Jones 1991 : 35, menyebutkan apakah program efektif atau tidak, maka standar penilaian yang dapat dipakai adalah organisasi, interpretasi, penerapan. Ketiga standar penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Organisasi

Maksudnya disini bahwa organisasi Pelaksanaan program. Selanjutnya organisasi tersebut harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat–alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi yang kompleks, struktur ditetapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem yang ada tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas–tugasnya. Aparatur dalam hal ini petugas yang terlibat dalam pelaksanaan program. Tugas aparat pelaksana program yang utama adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dipercayakan kepadanya untuk mencapai tujuan Negara.

2. Interpretasi

Maksudnya agar program dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. a. Sesuai Dengan Peraturan Sesuai dengan peraturan berarti setiap pelaksanaan kebijaksanaan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku baik Peraturan Tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten. Universitas Sumatera Utara b. Sesuai Dengan Petunjuk Pelaksana Sesuai dengan petunjuk pelaksana berarti kebijaksanaan dari peraturan sudah dijabarkan cara pelaksanaannya pada kebijaksanaan yang bersifat administratif, sehingga memudahkan pelaksana dalam melakukan aktivitas pelaksanaan program. c. Sesuai Petunjuk Teknis Sesuai dengan petunjuk teknis berarti kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dalam bentuk petunjuk pelaksana dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam operasionalisasi program.

3. Penerapan

Maksudnya peraturan atau kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan, untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin. a. Prosedur Kerja yang Jelas Prosedur kerja yang sudah ada harus memiliki prosedur kerja agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara unit kegiatan yang terdapat didalamnya. b. Program Kerja Program kerja harus sudah terprogram dan terencana dengan baik, sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif. c. Jadwal Kegiatan Disiplin Program yang sudah ada harus dijadwalkan kapan dimulai dan diakhiri suatu program agar mudah dalam mengadakan evaluasi. Universitas Sumatera Utara Di dalam setiap program dijelaskan mengenai : 1. Tujuan akan dicapai 2. Kegiatan kegiatan yang harus diambil 3. Aturan–aturan yang harus ada dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5. Strategi Pelaksanaan. Manila, 1996 : 43 Dengan program ini maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah dioperasionalkan. Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Sedangkan unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan peningkatan pada kehidupannya. tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung pada unsur pelaksanaannya. Dan unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga Kegagalan atau keberhasilan implementasi dapat dilihat dari kemampuannya secara nyata dalam mengoperasionalkan program–program agar terciptanya sesuai tujuan serta terpenuhinya misi program, diperlukan kemampuan yang tinggi pada organisasi–organisasi pelaksanaannya. Universitas Sumatera Utara

2.6 Konsep Tentang Kesejahteraan Sosial

2.6.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran–ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan berakhirnya kata an. Sejahtera berarti aman, sentosa, makmur atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Istilah sosial berasal dari bahasa Latin; socius yang berarti kawan atau teman. Kesejahteraan sosial didalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi Kesejahteraan Sosial di dalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagian dan kesejahteraan individu, kelompok maupun masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat pula mencakup upaya dan kegiatan–kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masalah–masalah sosial misalnya masalah kemiskinan, penyakit serta pengembangan sumber–sumber manusia. Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara–cara meningkatkan kemampuan, melindungi masyarakat dari gangguan– gangguan dan masalah–masalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuannya yang telah dimiliki. Universitas Sumatera Utara beberapa defenisi atau pengertian tentang kesejahteraan sosial dapat dikemukakan sebagai berikut : Arthur Dunham, mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana didalmnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang–bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar–standar kehidupan dan hubungan–hubungan sosial. Menurut Walter A. Friedlaner 1961 “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan–pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi–relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya”. Nurdin, 1989 : 29 Elizabeth Wickended, kesejahteraan sosial termasuk di dalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat. Menurut UU No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi: “Kesejahteraan Sosial adalah Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun sprituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan kebutuhan–kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik–baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak–hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”. Nurdin, 1989 : 30 Universitas Sumatera Utara Defenisi diatas menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah sesuai dengan yang sebaik–baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek jasmaniah dan rohaniah. 2.6.2 Ciri–ciri Kesejahteraan Sosial Semua kegiatan dibidang kesejahteraan sosial mempunyai ciri–ciri tertentu yang membedakannya dengan kegiatan-kegiatan lain : 1. Organisasi Formal Yaitu kegiatan dibidang kesejahteraan sosial terorganisir secara formal. Usaha tolong menolong baik yang didorong oleh tradisi dan keagamaan tidak termasuk dalam kegiatan yang terorganisasi. 2. Sumber Dana Sosial Tanggung jawab sosial merupakan unsur pokok dari pelayanan kesejahteraan sosial. Bagi lembaga–lembaga pelayanan sosial pemerintah, mekanisme harus mencerminkan keinginan pemerintah karena lembaga–lembaga tersebut merupakan perwakilan pemerintah.Yang paling penting dalam tujuan program usaha kesejahteraan sosial adalah tidak mengejar keuntungan. 3. Untuk Kebutuhan Manusia Secara Fungsional Tujuan kebutuhan Kesejahteraan Sosial itu harus memandang kebutuhan manusia secara menyeluruh. Universitas Sumatera Utara 2.6.3 Tujuan Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial sebagai sistem mempunyai tujuan, yaitu : 1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok, sandang, perumahan, pangan, kesehatan dan relasi–relasi yang baik dengan lingkungannya. 2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik. Leonard Schneiderman, berdasarkan rumusan atau pendapat PBB dan beberapa ahli bidang kesejahteraan sosial menguraikan tujuan–tujuan sistem kesejahteraan sosial : a. System maintenance Sistem Pemeliharaan Tujuan Kesejahteraan mencakup pemeliharaan dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan keberadaan serta nilai–nilai sosial. b. System control Tujuannya adalah mengadakan kontrol secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada. c. System change Sistem Perubahan Tujuan sistem ini adalah mengadakan perubahan kearah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2.6.4 Fungsi Kesejahteraan Sosial 1. Fungsi Penyembuhan curative Kesejahteraan sosial melaksanakan fungsi penyembuhan bila didalamnya tercakup sekumpulan kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan kondisi–kondisi, ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi secara normal kembali di dalam masyarakat. 2. Fungsi Pencegahan preventif Kesejahteraan sosial yang bersifat pencegahan ditujukan untuk memperkuat keluarga, kelompok–kelompok, dan kesatuan–kesatuan masyarakat agar jangan sampai timbul masalah–masalah sosial yang baru. 3. Fungsi Pengembangan development Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat pengembangan tujuan–tujuan dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses pembangunan. 4. Fungsi Penunjang supportive Kesejahteraan sosial pada fungsi penunjang ini mencakup kegiatan–kegiatan untuk membantu mencapai tujuan–tujuan sektor lain. Universitas Sumatera Utara

2.7 Usaha Kesejahteraan Sosial