Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat sebagai terjemahan istilah society merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem di mana besar interaksi adalah antara individu-individu yang berbeda dalam kelompok tersebut. Masyarakat merupakan sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas teratur. Sejak awal kemerdekaan, pemerintah Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Upaya tersebut ditegaskan dalam tujuan Negara pada alinea keempat Pembukaan Undang–undang 1945, yang menyatakan bahwa pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. lebih jauh bahwa Undang–undang maupun Pasal–pasal dalam batang tubuh konstitusi republik Indonesia menegaskan jaminan serupa. Terutama Undang–undang No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan–ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial dimana pada Pasal 1 dinyatakan bahwa “Setiap warga Negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik–baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha–usaha kesejahteraan sosial”. Universitas Sumatera Utara Dalam mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah secara terus menerus telah melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa, dan Negara untuk melaksanakan tujuan nasional. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pembangunan yaitu masalah kemiskinan. Dimasa sekarang kemiskinan dikenal sebagai tiadanya kemampuan untuk memperoleh kebutuhan–kebutuhan pokok. Kebutuhan–kebutuhan ini dianggap pokok, karena ia menyediakan batas kecukupan minimum untuk hidup manusia. Meningkatnya jumlah penduduk miskin terjadi karena tidak adanya kemampuan mereka memenuhi kebutuhan pokoknya menurut standar yang dikenal dengan garis kemiskinan yang menujukkan batas terendah seseorang untuk memnuhi kebutuhan pokok manusia secara layak. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada timbulnya berbagai masalah baru pada kehidupan manusia. Menurut DEPUTI Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik BPS Rusman Heriawan, instansinya sudah menyelesaikan 90 persen pendataan keluarga miskin di seluruh tanah air. Menurut Rusman 90 persen data sensus yang sudah masuk ke BPS pusat tersebut totalnya mencapai 13.662.594 juta keluarga atau sekitar 54,65 juta jiwa dari 814.525 satuan lingkungan setempat yang terkecil yaitu RT Rukun Tetangga. Menurut Rusman, angka penduduk miskin Indonesia cukup signifikan. Data kemiskinan BPS tahun 2004 menyebutkan jumlah penduduk miskin Indonesia sekitar 36 juta jiwa, tapi setelah dilakukan pendataan keluarga miskin diperkirakan jumlahnya melonjak hingga 62 juta jiwa. Universitas Sumatera Utara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan di Sidang Paripurna DPR tanggal 16 Agustus menyebutkan tingkat kemiskinan berhasil dikurangi. Menurut pengamatan dan sejumlah anggota DPR, data yang dikemukakan Presiden merupakan data tahun 2005 sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin. BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin turun menjadi 37,17 juta orang atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia. Ini didasarkan atas data SUSENAS bulan maret 2007. Artinya penduduk miskin sebanyak 2, 13 juta orang dari data Maret 2006 yang sebesar 39,3 juta orang 17,75 persen dari total penduduk. http:ariperdana.blogspot.com200707kemiskinan-turun.html Selain itu Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara yang dikepalai Nasir Syarbaini mengungkap data tentang angka kemiskinan di Sumatera Utara. Sepanjang satu tahun ini jumlah penduduk miskin turun 211.300 orang. Periode itu hanya dalam masa tenggang satu tahun. Menurut BPS, jumlah penduduk miskin Sumatera Utara pada bulan maret 2007 sudah 1,768 juta orang turun dari 1,980 juta orang yang tercatat pada bulan mei 2006. Berarti penurunan 200 ribu itu memang tak sampai setahun. Angka ini didorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8,44 di triwulan pertama tahun ini dan jauh lebih bagus dibanding angka nasional 5,97. Lebih baik dari triwulan pertama 2006 sebesar 2,89. Kemudian pengangguran Sumut juga dikabarkan pada periode februari menjadi 10,63 dibanding agustus 2006 sebesar 11,15. Universitas Sumatera Utara Penurunan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan, dapat dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja dan kebijakan pasar ekonomi yang lebih luas agar dapat mempermudah masyarakat melakukan kegiatan ekonomi. http:www.waspada.co.idindeks2.php Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik BPS Kota Medan Aguslan Simanjuntak, SE mengungkapkan jumlah penduduk di Medan pada tahun 2007 berkisar 2.086.450 jiwa angka harapan pemerintah sedangkan berdasarkan estimasi Perhitungan berkisar 2.095.771 jiwa. Sedangkan persentase angka pengangguran pada tahun ini berkisar 11,37 angka harapan Pemerintah dan berdasarkan estimasi berkisar 12,87. Jumlah ini sedikit menurun dibanding persentase angka pengangguran di Kota Medan tahun 2006 berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas berkisar 13,05 dan 12,46 pada tahun 2005. Besaran pengangguran di Medan saling berkaitan dengan jumlah penduduk miskin di Kota Medan pada tahun 2007 berdasarkan angka harapan pemerintah menurun menjadi 6,3 dan diestimasikan sekitar 7,28. Harian Analisa Dalam hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu implementasi program kerja. Dimana lemahnya implementasi program banyak inisiatif dilakukan oleh pemerintah, namun mengesankan implementasinya sangat lemah. Program pengentasan kemiskinan baik itu Askeskin maupun Raskin Justru menghasilkan angka kemiskinan yang semakin meningkat. Pemerintah kiranya perlu melakukan evaluasi. Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai fungsi membuat dan mengawasi peraturan tentunya harus mengetahui secara cermat peraturan dan kebijakan apa yang pantas dibuat untuk kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Selain itu peran dan masyarakat sangat menetukan untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial melalui semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Harian umum Pelita Masyarakat pada Kecamatan Medan Selayang sama seperti manusia lainnya yang juga berhak atas untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Untuk itu diperlukan terimplemntasinya program kerja kesejahteraan sosial oleh Pemerintah Kecamatan Medan Selayang dengan baik terhadap masyarakatnya. Dari uraian di atas, maka melalui penelitian ini mencoba mengetahui persepsi masyarakat terhadap implementasi program kerja kesejahteraan sosial pemerintah kecamatan Medan Selayang.

1.2 Perumusan Masalah