Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Mikroorganisme 2 Pelaksanaan di Laboratorium a.

39

b. Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Unsur Hara

Sampel tanah diambil dari areal persawahan di Dusun Jogya desa Sidodadi Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Dua contoh tanah diambil untuk mewakili tanah pertanian yang mengunakan pola SRI dengan memanfaatkan MOL sebagai dekomposer pupuk organik kompos dan tanah pertanian anorganik yang menggunakan pupuk kimia. Contoh tanah diambil setelah panen atau menjelang pengolahan tanah. Contoh tanah diambil menggunakan metode acak secara diagonal di areal persawahan yang menggunakan pupuk kompos MOL PO dan yang menggunakan pupuk kimia PK. Pengambilan tanah dilakukan dengan menggunakan bor dengan kedalaman 20 cm. Jumlah tanah diambil sama banyak dari ketiga Iokasi titik pengambilan sampel yaitu masing - masing ½ kg. Contoh tanah dimasukan ke dalam ember plastik kemudian dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batuan atau kerikil, sisa-sisa tanaman atau bahan organik segarserasah yang terdapat di permukaan tanah. Contoh tanah uji dianalisis dengan dua kali ulangan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

c. Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis Mikroorganisme

Contoh tanah diambil pada areal tanah pertanian yang mengunakan pola SRI dengan memanfaatkan pupuk kompos MOL PO sebagai dekomposer pupuk organik dan tanah pertanian mengunakan pupuk kimia PK. Tanah diupayakan dalam keadaan lembab untuk keperluan analisis mikrooganisme di laboratorium. Contoh EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 40 tanah diambil pada kedalaman 0 – 20 cm dengan jarak 500 – 1000 m dari beberapa tempat pada lahan yang sama untuk mengetahui populasi mikroorganisme di dalam tanah. Tanah dicampur secara homogen setelah diaduk rata kemudian diambil 500 gr Syarifuddin, 2002. Contoh tanah uji dianalisis dengan dua kali ulangan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3.5. 2 Pelaksanaan di Laboratorium a.

Analisis Unsur Hara Tanah Menurut Nuryani 2003 penetapan bahan organik untuk menentukan kandungan hara tanah dapat dilakukan dengan pengukuran beberapa parameter menurut metode yang dikembangkan oleh Walkey dan Black. Dalam penelitian ini parameter yang diamati untuk menganalisis unsur hara tanah meliputi sifat fisik dan kimia tanah yang terdiri dari tekstur tanah, pH, Kapasitas Tukar Kation KTK, C- organik, N-organik, P-tersedia, K-tukar dan bahan organik tanah. Sifat Fisik Tanah Tekstur tanah Tanah kering udara sebanyak 50 g dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml, ditambah 300 ml air destilasi, 10 ml larutan natrium pirofosfat 1 N, kemudian diaduk homogen sehingga tersuspensi secara sempurna. Suspensi tanah didiamkan 1 malam, keesokan harinya kocok dengan menggunakan pengaduk Hamilton Beach selama 2 menit. Suspensi dimasukkan ke dalam tabung silinder-higrometer, ditambah air EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 41 hingga 1 liter beserta higrometer, kemudian hidrometer diangkat kembali keluar. Pengocokan dilakukan dengan menggunakan batang pengocok khusus dari tembaga yang digerakkan dengan tangan ke bawah dan ke atas sebanyak ± 30 kali. Bila berbuih ditambahkan 3 tetes larutan amil alkohol. Selanjutnya hidrometer dimasukkan dan tunggu selama 2 jam. Dibaca Hidrometer kembali serta diukur temperatur T2. Temperetur T1 dan T2 dikoreksi menggunakan koreksi temperatur. Perhitungan : debu + liat = H 1 + koreksi temperatur T 1 x 10050 liat = H 2 + koreksi temperatur T 2 x 10050 Pasir = 100 - debu + liat - liat Dihitung Dihitung tanpa desimal. Sifat Kimia Tanah pH Sampel kompos 10 g tanah sawah pola SRI 10 g dan tanah sawah yang menggunakan pupuk kimia ditimbang dan kemudian ditambahkan 25 ml air destilasi H 2 0 kemudian diaduk selama 2 jam dan dibiarkan satu malam. Keesokan harinya diaduk lagi selama 30 menit dan kemudian pH diukur dengan pH meter. Kation dapat ditukarkan dan Kapasitas Tukar Kation. Kation dapat ditukarkan dan kapasitas tukar kation diekstraksi dengan cara perkulasi. Contoh tanah diperkulasikan dengan cara menjenuhkan dengan larutan amonium asetat normal pH 7,0. Perkolatnya dipergunakan untuk menetapkan kation EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 42 dapat dipertukarkan K, Na, Ca dan Mg. Contoh bekas perkolasi lebih lanjut dicuci dengan alkohol 80 untuk membebaskan kelebihan ammonium asetat kemudian diperkolasikan dengan larutan kalium sulfat 0,1 N. Perkolat didestilasi untuk penetapan kapasitas tukar kation. N total menurut cara Kjeldahl. Sampel tanah kering sebanyak 0,5 g dimasukkan dalam tabung reaksi 20 ml disertai blanko. Sampel dan blanko ditambah dengan 1 g campuran selenium, 2,5 ml H 2 S0 4 pekat lalu dipanaskan, setelah itu didinginkan. Suspensi dibilas dengan air destilasi secukupnya, ditambah 2 - 3 tetes larutan fenolfttalein 1, 5 ml larutan NaOH 50 hingga warna suspensi menjadi cerah. Destilasi ditampung dengan 5 ml arutan H 3 BO 3 di dalam Erlemeyer dan diencerkan dengan air destilasi ± 15 menit, destilat dititrasi dengan larutan HCL 0,01 N hingga warna larutan menjadi merah jambu . Menurut Walkey and Black 1985 dalam Nuryani 2003 . Perhitungan : Fosfor P tersedia menurut cara Bray dan Kurtz no. 2 Sampel kering tanah 2 g ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlemeyer 50 ml disertai blanko ditambah 20 ml larutan pengekstrak, diaduk selama 1 menit. Cairan disaring dengan kertas saring, sampel lalu ditetesi larutan standar 4yPml. Larutan standard, larutan blanko dan larutan sampel ditambah 7,5 ml larutan EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 43 1431303 0,8 M, 2 ml larutan NH 4 Mo 7 O 24 2,5 dan dipenuhkan dengan air destilasi kemudian ditambahkan 0,4 ml larutan SnCl 2 2,5, diaduk dan dibiarkan selama 3 menit dibaca absorbansi pada panjang gelombang 660 mm. Perhitungan menurut Walkey and Black 1985 dalam Nuryani 2003 : Sampel dibaca pada grafik : Kalium K tersedia Caranya sama dengan menganalisis fosfor tersedia. Larutan standar 0 – 20 ppm K, larutan blanko dan larutan sasnpel langsung diukur dan di baca absorbansi Atomic Absorption Spektrofotometer. Perhitungan: Dibuat garfik kurva standard pada kertas mm dimana kepekatan standar K 0 – 20 ppm sebagai absis dan absorbansi sebagai ordinat. Menurut Walkey and Black 1985 dalam Nuryani 2003, Kepekatan Kalium adalah: Karbon organik C total menurut cara Walkley and Black Sampel kering tanah sebanyak 1 g ditimbangan kemudian dimasukan ke dalam Erlemeyer 500 ml dan disediakan juga untuk penetapan blanko. Ditambahkan 10 ml larutan Kalium dikromat 1 N dan 20 ml H 2 SO 4 pekat yang dimasukkan perlahan. EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 44 Erlemeyer digoyang selama 1 menit, kemudian didiamkan selama 30 menit, ditambahkan secara berturut-turut 200 ml air destilasi, 5 ml asam fosfat pekat 85 dan 1 ml larutan difenilamin. Blanko dan sampel dititrasi kembali dengan larutan FeSO 4 sampai warna hijau timbul kembali. Menurut Walkey and Black 1985 dalam Nuryani 2003 : Berat sampel dikoreksi dengan penetapan kadar air.

b. Populasi Mikroba Tanah