Pengertian dan Perkembangan SRI Sebagai Salah Satu Pertanian

13 pendauran ulang limbah pertanian, memanfaatkan pupuk kandang atau kotoran ternak. b. Membatasi ketergantungan pertanian pada masukan yang berasal dan luar usaha tani off-farm resources, seperti pupuk pabrik dan pestisida, sedapat mungkin dilaksanakan penurunan biaya produksi, menghindarkan polusi terhadap air permukaan dan air tanah, membatasi residu pestisida dalam makanan, membatasi semua resiko yang dihadapi petani, dan meningkatkan keuntungan usahatani untuk jangka pendek dan jangka panjang. c. Sistem pertanian ini tetap memanfaatkan teknologi modern, seperti benih hibrida beriabel, melaksanakan konservasi tanah dan air, pengelolaan tanah yang berasaskan konservasi. Membatasi penggunaan dan keperluan yang berasal dari luar usahatani seperti pupuk pabrik dan pestisida, dengan mengembangkan pergiliran tanaman, mengembangkan pengelolaan tanaman dan ternak secara terpadu, mendaur ulang limbah pertanian dan pupuk kandang untuk mempertahankan produktivitas tanah.

2.2.1. Pengertian dan Perkembangan SRI Sebagai Salah Satu Pertanian

Organik Saat ini telah dikembangkan suatu metode penanaman padi yang mampu memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dengan pemakaian bibit dan input yang lebih sedikit dari pada metode tradisional misalnya air atau metode yang lebih modern pemakaian pupuk dan asupan kimiawi lain metode ini dikenal dengan sebutan System of Rich Intensification SRI. Metode ini mengembangkan EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 14 teknik manajemen yang berbeda atas tanaman, tanah, air dan nutrisi. Sistem intensifikasi padi ini telah terbukti sukses diterapkan di sejumlah negara terutama di Madagaskar Berkelaar, 2002. SRI dikembangkan di Madagaskar awal tahun 1980 oleh Henri de Lauline, seorang pastor Jesuit yang hidup bersama petani-petani di sana. Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina ATS, sebuah LSM di Madagaskar untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development CIIFAD, mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development Berkelaar, 2002. Pada tahun 1999 sistem ini dicobakan di Indonesia dan Cina. Penerapan sistem tersebut menunjukkan peningkatan produksi. Secara konvensional diperoleh produksi padi hanya 2 tonha, sedangkan dengan SRI diperoleh hasil 7 - 10 tonha. Sistem ini telah dicobakan di 18 negara dan menunjukkan hasil yang memuaskan Rabenandrasana, 2002 dalam Handayani et al, 2006. Model optimasi lahan sawah melalui metoda SRI adalah usaha tani padi sawah secara intensif dan efisien melalui pengelolaan tanah, tanaman dan air yang berbasis pada kaidah ramah lingkungan. SRI diterapkan melalui proses pemberdayaan petani dalam pengelolaan lahan dan air sumber daya manusia, dan sumber daya lahan dan air dengan pertimbangan jauh ke depan yaitu nilai-nilai keberlanjutan DEPTAN, 2006. EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 15 Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan dengan sistem bercocok tanam padi lain yang pernah ditanam. Petani tidak harus menggunakan input luar untuk memperoleh manfaat SRI. Metode ini juga bisa diterapkan untuk berbagai varietas yang biasa dipakai petani. Hanya saja, diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan padi. SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran, dibandingkan dengan teknik budidaya cara tradisional Berkelaar, 2002. Sistem budidaya SRI ini menerapkan konsep hemat air. Keuntungannya adalah umur bibit muda tumbuh lebih baik dalam kondisi aerob. Penelitian di bidang SRI telah dilakukan di Jepang oleh T. Katajana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan tanaman di tanah tidak tergenang memiliki perkembangan mikroorganisme tanah lebih baik, serta memiliki jumlah sel aereuleima akar yang lebih banyak, selain itu jumlah sel produktif meningkat dan Keuntungan lain yang diperoleh yaitu hama lebih terkendali Handayani et al, 2006. EKAMAIDA : DENGAN SISTEM INTENSIFIKASI TANAMAN PADI MELALUI PEMANFAATAN MIKROORGANISME LOKAL DALAM PEMBUATAN KOMPOS STUDI KASUS DI DESA SIDODADI KABUPATEN DELI SERDANG, 2008. 16

2.2.2. Proses Pengolahan Padi dengan PolaTanam SRI