82 Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon yang bersifat intern dan ekstern, dimana proporsional shift dari pengaruh unsur-unsur luar mix industri yang bekerja
dalam provinsi, dan differensial shift adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.
4. Tipologi Sektoral
Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location Quotient LQ 1 , komponen differential shift D
j
0 , dan komponen proportional shift P
j
0 untuk ditentukan tipologi sektoral. Tipologi ini mengklasifikasikan sektor basis dan non basis serta komponen pertumbuhan
internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ dengan komponen D
j
dan P
j
dalam analisis Shift Share, tipologi sektoral diharapkan dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis.
Menurut Saerofi 2005:66, Tipologi sektoral tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata 1 dan
pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih cepat dibandingkan provinsi D
j
rata-rata 0 meskipun di tingkat Provinsi pertumbuhannya cepat P
j
rata-rata 0. b.
Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Provinsi D
j
rata-rata 0 karena ditingkat provinsi pertumbuhannya lambat P
j
rata-rata 0. c.
Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata 1 dan di KabupatenKota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibanding
83 provinsi D
j
rata-rata 0 karena ditingkat provinsi pertumbuhannya cepat P
j
rata-rata 0. d.
Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata 1 dan di KabupatenKota analisis pertumbuhannya lebih lambat
dibandingkan Provinsi D
j
rata-rata 0 padahal ditingkat provinsi pertumbuhannya juga lambat P
j
rata-rata 0. e.
Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih cepat di banding
pertumbuhan di tingkat provinsi D
j
rata-rata 0 padahal di provinsi sendiri pertumbuhannya jg cepat P
j
rata-rata 0. f.
Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih cepat di banding
pertumbuhan di tingkat Provinsi D
j
rata-rata 0 meskipun di provinsi sendiri pertumbuhannya lambat P
j
rata-rata 0. g.
Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih lambat di banding
Provinsi D
j
rata-rata 0 meskipun di provinsi sendiri pertumbuhannya lambat P
j
rata-rata 0. h.
Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di KabupatenKota analisis lebih lambat di banding
Provinsi dengan D
j
rata-rata 0 meskipun di tingkat provinsi sendiri pertumbuhannya lambat P
j
0.
84
Tabel 4.13 Makna Tipologi Sektor Ekonomi
Tipologi LQ Rata-Rata D
j
Rata-Rata P
j
Rata-Rata Tingkat
Kepotensialan I
LQ 1 D
j
P
j
Istimewa II
LQ 1 D
j
P
j
Baik Sekali III
LQ 1 D
j
P
j
Baik IV
LQ 1 D
j
P
j
Lebih dari cukup V
LQ 1 D
j
P
j
Cukup VI
LQ 1 D
j
P
j
Hampir dari Cukup VII
LQ 1 D
j
P
j
Kurang VIII
LQ 1 D
j
P
j
Kuramg Sekali
Sumber: Dini 2007:71
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi dalam Tipologi I
merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ” istimewa “ untuk dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis LQ 1.
Selain itu, di KabupatenKota analisis pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan tingkat provinsi D
j
0, meskipun ditingkat propinsi juga tumbuh dengan cepat. P
j
rata-rata positif. Sektor ini akan mendatangkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB
KabupatenKota analisis. Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.13 di atas
LQ, D
j
dan P
j
, maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya
” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”, Tipologi IV ” lebih dari cukup
”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir dari cukup”, Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”.
85
C. Pembahasan
1. Pembahasan Per Sektor KabupatenKota Analisis
a. Kabupaten Serang
1 Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada Kabupaten Serang mempunyai peran besar terlihat pada konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar 15,59 persen menempati urutan ke dua dalam
urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Tabel 4.14
Analisis Sektor Pertanian No Aspek
Parameter Makna
1 LQ
1 Sektor Basis
2 Pj
Negatif Tumbuh lambat dipropinsi
3 Dj
Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi
4 Tipologi
IV Lebih dari Cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir 2004-2008, sektor pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu
sebesar 1,73 1, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini tidak hanya dapat
memenuhi kebutuhan Kabupaten Serang, tapi juga mampu memenuhi daerah lainya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi
ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian 2004-
2008 untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen P
j
-nya
adalah sebesar - 38518,06 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ini lebih lambat