33 dengan sektor unggulan key sector adalah sektor yang memiliki
peranan yang relatif besar disbanding sektor-sektor lainnya dalam memacu tujuan pertumbuhan ekonomi.
C. Penelitian Terdahulu
1. Abdul Mukti dan Abdullah Dja‟far 2009:113
dengan judul “ Studi
Potensi Ekonomi Wilayah Kota Waringin Timur Peride 2003-2006 “.
Dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di Sampit sebagai ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan
menggunakan alat analisis shif share untuk mendeskripsikan laju pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kotawaringin Timur serta metode
Location Quotient LQ untuk menemukan sektor yang paling besar konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa selama periode penelitian mengalami kenaikan dengan nasional share semua sektor positif
sehingga adanya konstribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Kalimantan Tengah dan proposional shift menunjukan
terdapat 5 sektor yang yang mempunyai konstribusi positif terhadap provinsi namun tidak unggul sedangkan 4 sektor lainya mempunyai
perkembangan pendapatan lebih kecil dibandingkan pendapatan regional provinsi, untuk nilai differnsial sektor pertanian; industri pengolahan;
listrik, gas dan air bersih lebih unggul dari pada rata-rata provinsi Kalimantan Tengah. Sementara sektor yang mempunyai konstribusi paling
34 besar atau yang menjadi leading sector adalah sektor pertanian;
perdagangan; hotel dan restoran serta industri pengolahan. Komoditas unggulan Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu sektor pertanian. yang
dimiliki oleh Kecamatan Parenggean. 2.
Didit Welly Udjianto 2005:19 dalam penelitianya “Analisis Struktur Ekonomi
Potensi Wilayah di Kabupaten Sleman Propinsi DIY Periode 1988-2002
“. Data yang digunakan adalah data sekunder PDRB Kabupaten Sleman menurut sektor tahun 1998-2002 atas dasar harga
konstan 1993 serta presentase penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Sleman pada tahun 1998-
2002. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif untuk
menjelaskan laju pertumbuhan sektoral serta metode analisis kuantitatif dengan teknik analisis Shift share guna mengetahui pertumbuhan struktur
ekonomi, Model Ratio Pertumbuhan MRP untuk mengetahui perbandingan antarsektor, Location Quotient mengetahui sektor yang
menjadi basis serta anlisis Overlay yang dijadikan alat untuk mengetahui identisifikasi sektor yang potensial untuk dikembangkan.
Dengan analisis-analisis tersebut diharapkan mampu melihat gambaran struktur perekonomian di Kabupaten Sleman provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta sehingga dapat merencanakan pembangunan ekonomi yang lebih baik. Pada Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan
dalam sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa
35 perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sedangkan dalam kesempatan kerja
Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan yang khas terutama dalam sektor tersier.
3. Dini 2007:1, dalam penelitian skripsinya dengan judul “ Analisis
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang Pendekatan Model Basis Ekonomi “. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui sektor basis dan
sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis
yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data sekunder berupa PDRB daerah analisis. Dalam penelitian ini, alat analisis
yang digunakan adalah location quotient, shift share dan tipologi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi
basis di Kota Tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta berdasarkan perhitungan shift share dan tipologi terdapat 3 sektor yang
potensial untuk dikembangkan. 4.
Fahrurrazy 2009:1, menganalisis mengenai “ Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara dengan
Pendekatan Sek tor Pembentuk PDRB “. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan
pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa runtun waktu time series dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Kabupaten Aceh Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
36 1993-2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient LQ dan analisis Shift Share.
Berdasarkan hasil
perhitungan dari
ketiga alat
analisis menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan sektor
pertanian. Sub sektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan sebagai sub sektor unggulan, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan,
sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor perikanan.
5. Mukhyi, 2008:2 dengan judul penelitian “ Analisis Peranan Subsektor
Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis IRIO
“. Dalam penelitian analisis shift share digunakan untuk mencari sektor yang
mempunyai konstribusi pada wilayah analisis serta untuk mengetahui apakah sektor pertanian mempunyai konstribusi terhadap perekonomian
serta memiliki keterkaitan dan Analisis I-O interregional bertujuan untuk mengetahui keterkaitan perekonomian wilayah analisis dengan wilayah
sekitar baik keterkaitan kedepan maupun keterkaitan kebelakang. Sedangkan dengan location quotient dalam penelitian ini digunakan untuk
mencari keunggulan kompetitif. Penelitian menggunakan data PDRB dan PDB serta Tabel I-O Interregional wilayah analisis.
Pada Provinsi Jawa Barat yang mempunyai konstribusi terbesar adalah sektor perdagangan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan
37 restoran serta sektor pertanian. Sementara yang memiliki nilai multiplier
besar terhadap perekonomian secara nasional sesuai dengan sektor unggulan diprovinsi Jawa Barat adalah sebsektor perternakan, sedangkan
hasil dari analisis IRIO sektor dan subsektor unggulan Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. 6.
Ropingi 2008:1, dengan judul analisis “ Aplikasi Shift Share Estaben- Marquillas pada Sektor Pertanian di K
abupaten Boyolali “. Ruang lingkup penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10
sepuluh bulan, data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali PDRB selama lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share Estaben-
Marquillas untuk meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat diketahui apakah daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian
yang ada. Hasil penelitian berdasarkan nilai efek
alokasi sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor keunggulan
kompetitif dan terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan kompetitif namun tidak terspesialisasi dan 2 sektor tidak memiliki keunggulan kompetitif
dan juga tidak terspesialisasi serta 2 yang tidak memiliki keuntungan kompetitif namun terspesialisasi. Kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian Kabupaten Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan selama tahun 1998
–2002 berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan.
38 7.
Wali I. Mondal 2009:41, menganalisis mengenai “ An Analysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A Shift-
Share Approach “. Melalui pendekatan shift share penelitian ini mencari mix industri yang
dapat dikembangkan dan berpotensi dalam memajukan pembangunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
PDB menurut lapangan usaha periode 2001-2005 yang mencakup 11 sektor ekonomi di Malaysia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai
mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada
Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam
perekonomian Malaysia. 8.
Zuhairan Y. Yunan 2010:25 dalam penelitianya dengan judul “Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan Suatu
Pendekatan Location Quotient”. Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi
di daerah analisis, dengan menggunakan populasi sebagai subyek penelitian berupa PDRB sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Provinsi
Banten tahun 2007-2009 dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, dengan purposive sample sebagai teknik pengambilan sampelnya.
Identifikasi sektor basis dan non basis menggunakan alat analisis location quotient. Penghitungan hasil dari LQ dalam penelitian tersebut
39 menunjukan bahwa secara rata-rata selama 3 tahun terakhir, terdapat 6
sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel, restoran,
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan perusahaan serta sektor jasa-jasa.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Penelitian Metode
Keterangan 1
Abdul Mukti
dan Abdullah
Dja‟far 2009:113.
Studi Potensi
Ekonomi Wilayah
Kota Waringin
Timur Periode 2003- 2006.
Survey, dengan alat analisis LQ dan Shift
Share. LQ untuk mencari sektor
basis dan non basis dan Shift
Share untuk
mendeskripsikan laju
pertumbuhan ekonomi. 2
Didit Welly
Udjianto 2005:19.
Analisis Struktur
Ekonomi Potensi
Wilayah di
Kabupaten Sleman
Provinsi DIY
Periode 1998-2002. Analisis
kualitatif dan
kuantitatif dengan LQ, Shift
Share, MRP
dan overlay.
Kualitatif untuk
menjelaskan laju
pertumbuhan sektoral dan Kuantitatif,
mengetahui pertumbuhan
sektor ekonomi.
3 Dini 2007:1
Skripsi “ Analisis Pertumbuhan
Ekonomi di Kota Tanggerang
Pendekatan Model Basis Ekonomi.
Data Sekunder
dengan alat analisis LQ, Shift Share dan
Tipologi. Data
yang digunakan
berupa PDRB
Kota Tanggerang.
4 Fahrurrazy
2009:1 Analisis Penentuan
Sektor Unggulan
Perekonomian Wilayah Kabupaten
Aceh Utara dengan Pendekatan
Sektor Pembentuk PDRB.
Data yang digunakan skunder berupa time
series. Dengan alat analisis
Klassen
tipology, LQ, Shift Share.
Time Series berupa kurun waktu dari tahun 1993-
2007 berupa
PDRB Wilayah analisis.
5 Mukhyi
2008:1
Analisis Peranan
Subsektor Pertanian
dan Sektor Unggulan terhadap
Pembangunan Kawasan
Ekonomi Propinsi Jawa Barat:
Pendekatan Analisis
IRIO. Penelitian deskriptif.
Menggunakan alat
analisis Shift Share, IRIO dan LQ.
Analisis IRIO berkaitan dengan
mengetahui keterkaitan perekonomian
wilayah dengan wilayah sekitar baik keterkaitan
kedepan
maupun kebelakang.
40 No
Nama Penelitian
Metode Keterangan
6 Ropingi
2008:1 Aplikasi Shift Share
Estaban Marquillas pada
Sektor Pertanian
di Kabupaten Boyolali.
Alat analisis Shift Share
Estaban Marquillas.
Alat analisis
SS-EM digunakan untuk meneliti
efek lokasi,
dengan melihat
daerah spesialisasi.
7 Wali i Mondal
2009:41 An Analysis of The
Industrial Development
Potential
of Malaysia A Shift
Share Approach Data yang digunakan
adalh sekunder
dengan alat analisis Shift Share.
Data Skunder
yang digunakan berupa PDB
Malaysia, Shift
Share untuk
mencari industri
mix. 8
Zuhairan 2010:25
“Sektor Basis dan Non
Basis di
Kotamadya Tanggerang Selatan
Suatu Pendekatan
Location Quotient”. Teknik pengambilan
sampel purposive
sample dengan alat analisis LQ.
Location quotient atau LQ digunakan untuk mencari
sektor basis dan non basis di daerah analisis.
Keterangan: Tabel lanjutan dari ringkasan penelitian terdahulu halaman 39.
D.
Kerangka Pemikiran
Pada gambar 2.1 dibawah ini dijelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan serangkaian usaha
kebijaksanaan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan distribusi
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah di dalam region maupun antar region dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun
atar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung dengan strategi peningkatan sumber daya manusia Indonesia.
Pertumbuhan suatu daerah terjadi sebagai akibat adanya permintaan barang dan jasa tertentu terhadap suatu daerah oleh daerah lainnya. Upaya
memenuhi permintaan ekspor tersebut dengan menggerakkan potensi ekonomi
41 dan sistem produksi lokal akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi
daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi permintaan luar daerah dapat dipenuhi berarti semakin tinggi pula aktivitas perekonomian lokal dan
pertumbuhan ekonominya. Bagan kerangka pemikiran Analisis potensi ekonomi di Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Potensi Ekonomi
di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
E. Hipotesis Penelitian