Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 3M Plus Ibu Rumah Tangga

71 6.3.3. Tindakan Tindakan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga di Kelurahan Kebon Kacang sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya 53,2 responden yang memiliki tindakan terkait 3M Plus yang baik sesuai dengan tabel 5.2. Tindakan yang banyak dilakukan oleh mereka merupakan tindakan setelah persepsi positif yang diterima selama ini. Persepsi yang dihasilkan dari sikap yang mereka tanamkan mengenai lingkungan yang nyaman, mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan 3M Plus. Namun, yang menjadi masalah adalah tindakan yang mereka lakukan tidak diikuti dengan keinginan untuk menjalankan tindakan tersebut secara terus menerus.

6.4. Kondisi Lingkungan

6.4.1. TPA

Tempat penampungan air beresiko adalah tempat penampungan yang terlihat terbuka dan berpotensi menjadi breeding places nyamuk Aedes aegypti. Sesuai tabel 5.3. yang tertera di atas, bahwa terdapat 88,6 TPA yang terbuka dan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan vektor DBD. Padahal, tempat penampungan air yang terbuka merupakan tempat yang paling disukai oleh nyamuk sebagai vektor DBD untuk meletakkan telurnya. 72 Jumlah TPA yang terbuka dapat ditemukan di sebagian rumah responden. Mereka belum memiliki kesadaran untuk menutup TPA yang ada di rumahnya. Hal ini mungkin terkait dengan banyaknya responden yang menggunakan ember sebagai TPA mereka. Mereka berpendapat ember tidak perlu ditutup dikarenakan setiap saat air yang ada di dalamnya digunakan dan diisi kembali untuk keperluan lainnya. 6.4.2. Kelembaban Udara Kelembaban udara merupakan salah satu faktor kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan larva Aedes aegypti. Menurut Mardihusodo 1988 disebutkan bahwa kelembaban udara yang berkisar 81,5 - 89,5 merupakan kelembaban yang optimal untuk proses perkembangan dan ketahanan hidup embrio nyamuk. Kelembaban udara memiliki pengertian banyaknya uap air yang terkandung dalam udara di sekitar TPA dan dinyatakan dalam persen Mardihusodo, 1998. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata kelembaban di sekitar TPA pada 201 rumah responden adalah 36,99 dengan tidak ada satupun yang memiliki kelembaban yang optimal untuk perkembangan larva Aedes aegypti. Mungkin juga disebabkan karena adanya pergeseran atau perubahan perilaku vektor dan larva Aedes aegypti dalam merespon kondisi lingkungan Huat, 2009. Selain dikarenakan adanya perubahan perilaku vektor dan larva, kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca yang ada di 73 suatu daerah. Kelembaban udara merupakan variabel yang tidak bisa dimodifikasi karena mencakup banyak faktor dan proses yang berkaitan dengan alam. 6.4.3. Suhu Selain kelembaban udara, suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan larva Aedes aegypti Sugito, 1989. Suhu yang dihitung pada penelitian kali ini dilakukan di sekitar TPA responden. Pengambilan suhu ini dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Dari tabel 5.3. diketahui bahwa terdapat 40,8 rumah responden yang memiliki suhu optimal di sekitar TPA untuk perkembangan larva. Suhu yang optimal menurut Iskandar, et al. 1985, adalah suhu yang berkisar antara 20-30°C. Sama seperti kelembaban udara, suhu merupakan variabel yang tidak dimodifikasi karena berkaitan dengan proses yang ada di alam. 6.4.4. Fungsi Jendela Pengertian pencahayaan alami adalah penerangan dalam rumah pada pagi, siang atau sore hari yang berasal dari sinar matahari langsung yang masuk melalui jendela atau genteng kaca Gulo, 2012. Jendela yang dimaksud berfungsi dengan baik adalah selalu memungkinkan masuknya cahaya dari pagi hingga sore. Cahaya yang masuk diharapkan akan mengganggu perilaku vektor Aedes aegypti untuk berkembang biak di 74 dalam suatu rumah dan mengganggu perkembangan larvanya dikarenakan respon yang sangat sensitif terhadap cahaya. Menurut tabel 5.3. diketahui bahwa terdapat 61,7 jendela yang tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Jendela yang tidak berfungsi tersebut adalah jendela yang tidak teratur dibuka dan tidak berfungsi dengan baik sebagai ventilasi. Jendela yang tidak teratur dibuka akan menyebabkan kondisi ruangan menjadi lembab. Selain akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kelembaban ruangan yang tinggi akan menyebabkan larva Aedes aegypti tumbuh optimal.

6.5. Kepadatan Larva Aedes aegypti Menurut Pengetahuan, Sikap, dan

Tindakan 3M Plus Ibu Rumah Tangga 6.5.1. Kepadatan Larva Aedes aegypti Menurut Pengetahuan 3M Plus Berdasarkan tabel 5.4., dari 13 rumah yang ditemukan larva, 85 ditemukan pada rumah ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan 3M Plus buruk. Menurut Notoatmodjo 1993 pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior dan dikatakan pula bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Karena menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 1997, pengetahuan merupakan salah satu wujud dari faktor predisposisi untuk melakukan suatu perilaku. Bila responden tidak