Analisis efektivitas iklan partai gerakan indonesia raya pada media televisi dan brand equity partai politik. (Studi kasus: Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

(1)

DAN BR

(Studi K

HER

DE

FAKULT

INS

BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

Kasus: Mahasiswa Program Strata-1

Institut Pertanian Bogor)

Oleh

ERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

EPARTEMEN MANAJEMEN

TAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRAK

Hernindyo Pranowo Widhi. H24052502. Analisis Efektivitas Iklan Partai Gerakan Indonesia Raya Pada Media Televisi dan Brand Equity Partai Politik. (Studi kasus: Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan Jono M Munandar

Saat ini iklan telah dijadikan media pemasaran politik oleh partai politik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya partai politik yang gencar melakukan kampanye di media televisi. Partai Gerindra merupakan salah satu yang gencar mengiklankan partainya melalui berbagai macam media, termasuk media televisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ekuitas merek yang kuat di benak masyarakat. Namun permasalahannya adalah apakah iklan yang telah dilakukan oleh Partai Gerindra tersebut telah efektif dalam membangun ekuitas merek partainya. Dengan melihat permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas iklan televisi Partai Gerindra dan menganalisis brand equity Partai Gerindra pada elemen brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primerdan data sekunder. Data primer berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa program Strata Satu Institut Pertanian Bogor. Data sekunder berasal dari berbagai literatur, seperti buku, tulisan ilmiah, internet, dan media massa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spearman-Brown, Product Moment, Alfa Cronbach, analisis deskriptif, Uji Cochran, Skala Semantic Differential, Skala Likert dan Customer Response Index (CRI), dengan menggunakan alat pengolahan data MS Excel 2007 dan SPSS versi.15 for Windows

Elemen-elemen brand equity yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. Dalam elemen brand awareness yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif, Partai Gerindra masih belum mempunyai tingkat kesadaran yang baik, terlihat dari Partai Gerindra yang hanya menempati posisi pertama pada elemen brand recognition (pengenalan merek), tetapi seluruh responden dalam penelitian ini telah mengenal Partai Gerindra. Dalam analisis brand association yang menggunakan uji Cochran hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak ada asosiasi yang menjadi brand image bagi Partai Gerindra. Analisis perceived quality yang menggunakan skala semantic differential, Partai Gerindra dinilai memiliki keunggulan dalam atribut perhatian kepada pertanian dan media informasi yang lengkap dibandingkan partai politik lainnya yang diteliti. Dan elemen terakhir dari brand equity adalah analisis brand loyalty, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden belum memiliki loyalitas yang kuat terhadap Partai Gerindra, hal ini dapat dilihat dari piramida brand loyalty yang tidak berbentuk piramida terbalik.

Analisis efektifitas iklan Partai Gerindra dianalisis dengan menggunakan Costumer Response Index (CRI) yang merupakan hasil perkalian antara awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman), interest (ketertarikan), intentions (maksud atau terdorong untuk memilih), dan action. Besarnya efektifitas iklan televisi Partai Gerindra adalah 8 persen, hal ini berarti strategi iklan yang dilakukan Partai Gerindra masih belum efektif.


(3)

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PARTAI

GERAKAN INDONESIA RAYA PADA MEDIA TELEVISI

DAN BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

(Studi Kasus: Mahasiswa Program Strata-1

Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PARTAI

GERAKAN INDONESIA RAYA PADA MEDIA TELEVISI DAN BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

(Studi Kasus: Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

Menyetujui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Manajemen

Tanggal Lulus :


(5)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Juni 1987, sebagai putra kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Widyo Pranowo dan Astuti Purwatiningsih. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 3 Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor. Saat Sekolah Menengah Atas penulis aktif dalam tim Baseball Dubste. Penulis berhasil membawa Dubste ke puncak kejayaan tim tersebut, hal ini dapat terlihat dari prestasi Dubste dalam memenangkan beberapa turnamen Baseball se- Jabotabek pada saat penulis aktif dalam tim tersebut.

Pada tahun 2005 penulis diterima Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tingkat kedua di IPB, penulis diterima di program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi mahasiswa. Pada tahun kedua dan ketiga penulis bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selain aktif dalam organisasi mahasiswa, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan. Penulis pada tahun kedua,

diamanatkan menjadi Ketua Sportakuler FEM IPB dan Ketua Maklop Manajemen IPB.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Efektivitas Iklan Partai Gerakan Indonesia Raya Pada Media Televisi dan Brand Equity Partai Politik” dengan studi kasus mahasiswa Strata-1 Institut Pertanian Bogor. Dasar pertimbangan yang digunakan mengapa penulis memilih judul tersebut adalah karena penulis melihat bahwa dengan mengetahui efektivitas iklan dan posisi brand equity, maka suatu partai akan dengan mudah menentukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Atas terselesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orangtua, Bapak Widyo Pranowo dan Ibu Astuti Purwatiningsih, atas semua pengorbanan yang tak akan pernah tergantikan oleh apapun. 2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan sarannya dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS dan Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahannya untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Mas Wibowo Pulung Wonodri dan adikku Bayu Arief Pramudito yang selalu memotivasi, menjadi tempat bertukar pendapat dan mengajarkan kehidupan yang sebenarnya. Penulis bangga menjadi salah satu keluarga dari kalian.

5. Teman sepermainan Bowo, Aji, Ncek, Adit, Ari, Hardi, Bejo, Abang, Lele, dan Kamga yang selalu membuat penulis tertawa dan belajar banyak hal tentang kehidupan yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain.

6. Lonik, Boy, Iswi, Ade, Feri, Didit, Dicky, Julie, Maia, Opi, Nceq, Mamih, Puti, Irsam dan temen-teman Manajemen 42 yang tidak bisa disebutkan


(7)

namanya satu per satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini dan atas semua warna yang telah dilukiskan dalam waktu empat tahun ini. 7. Teman satu perjuangan Velma dan Aji yang selalu seiring dan seirama

menunggu datangnya hari Jumat.

8. Esa Parahita Hapsari yang selalu menjadi inspirasi, semangat, motivasi dan selalu setia menemani penulis dalam suka dan duka.

9. Diar, Nina, Inka, Mega, Acit, Vidy, Indra dan Dani yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

10.Indra Harry Perdana dan teman-teman BEM FEM tahun 2007/2008 dan 2008/2009 yang sudah mengajarkan artinya kepemimpinan dan menjadi organisator yang baik.

11.CIBE perjuangan kita belum selesai teman-teman, dunia permusikan Indonesia membutuhkan ide-ide segar dan menunggu karya indah kita. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberikan masukkan dan manfaat bagi berbagai pihak untuk meningkatkan dunia pemasaran.

Bogor, Juni 2009


(8)

DAFTAR ISI ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Manfaat ... 5

1.5. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Pengertian Partai Politik ... 7

2.2. Pengertian Pemasaran ... 7

2.3. Bauran Komunikasi Pemasaran ... 8

2.4. Periklanan ... 8

2.4.1. Pengertian Iklan ... 8

2.4.2. Efektifitas ... 9

2.4.3. Iklan Efektif ... 9

2.4.4. Ciri-ciri iklan ... 9

2.4.5. Klasifikasi iklan ... 10

2.4.6. Fungsi Periklanan ... 11

2.4.7. Pesan Iklan ... 12

2.4.8. Iklan Politik ... 13

2.5. Kekuatan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan ... 14

2.5.1. Kekuatan Televisi Sebagai Media Iklan ... 14

2.5.2. Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan... 14

2.6. Pengertian merek ... 15

2.7 Brand equity ... 16

2.7.1. Brand awareness ... 17

2.7.2. Brand association ... 19

2.7.3. Perceived quality ... 21

2.7.4. Brand loyalty ... 22

2.8 Penelitian Terdahulu ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Kerangka Pemikiran ... 26

3.2. Metode Penelitian ... 27

3.2.1. Lokasi dan Waktu ... 27

3.2.2. Pengumpulan Data ... 27

3.2.3. Pengambilan Sampel ... 28


(9)

3.2.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Gambaran Umum Partai Gerindra ... 35

4.1.1. Visi dan Misi Partai Gerindra ... 36

4.1.2. Gambaran Umum Iklan Partai Gerindra ... 37

4.2. Hasil Uji Awal ... 37

4.2.1. Uji Awal Brand Association ... 37

4.2.2. Uji Awal Perceived Quality ... 38

4.3 Karakteristik Responden ... 42

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penerimaan per Bulan . 43 4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan 44 4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan .. 45

4.3.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 45

4.3.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 46

4.4. Analisis Brand Awareness ... 46

4.4.1. Top of Mind ... 46

4.4.2. Brand Recall ... 47

4.4.3. Brand Recognition ... 48

4.4.4. Unaware of Brand... 49

4.5. Analisis Brand Association ... 50

4.5.1. Uji Asosiasi Partai Gerindra ... 50

4.5.2. Uji Asosiasi Partai Demokrat ... 51

4.5.3. Uji Asosiasi Partai Golkar ... 52

4.5.4. Uji Asosiasi PDIP ... 52

4.5.5. Uji Asosiasi PKS ... 53

4.6. Analisis Perceived Quality ... 53

4.6.1. Skala Semantic Differential ... 54

4.7. Analisis Brand Loyalty Partai Gerindra ... 57

4.7.1. Analisis Switcher ... 58

4.7.2. Analisis Habitual Buyer ... 58

4.7.3. Analisis Satisfied Buyer ... 59

4.7.4. Analisis Liking the Brand ... 60

4.7.5. Analisis Committed Buyer ... 61

4.7.6. Piramida Brand Loyalty ... 62

4.8. Efektivitas Iklan Televisi Partai Gerindra ... 63

4.9. Implikasi Manajerial ... 67

KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

1. Kesimpulan ... 70

2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(10)

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1. Model Hierarki Tanggapan AIDA ... 13

2. Konsep brand equity ... 17

3. Piramida brand awareness ... 18

4. Piramida brand loyalty ... 24

5. Kerangka pemikiran penelitian ... 27

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Penerimaan per Bulan ... 44

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan ... 44

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan ... 45

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 45

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 46

12. Grafik Semantic Differential Partai Politik ... 55


(11)

DAN BR

(Studi K

HER

DE

FAKULT

INS

BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

Kasus: Mahasiswa Program Strata-1

Institut Pertanian Bogor)

Oleh

ERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

EPARTEMEN MANAJEMEN

TAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ABSTRAK

Hernindyo Pranowo Widhi. H24052502. Analisis Efektivitas Iklan Partai Gerakan Indonesia Raya Pada Media Televisi dan Brand Equity Partai Politik. (Studi kasus: Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan Jono M Munandar

Saat ini iklan telah dijadikan media pemasaran politik oleh partai politik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya partai politik yang gencar melakukan kampanye di media televisi. Partai Gerindra merupakan salah satu yang gencar mengiklankan partainya melalui berbagai macam media, termasuk media televisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ekuitas merek yang kuat di benak masyarakat. Namun permasalahannya adalah apakah iklan yang telah dilakukan oleh Partai Gerindra tersebut telah efektif dalam membangun ekuitas merek partainya. Dengan melihat permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas iklan televisi Partai Gerindra dan menganalisis brand equity Partai Gerindra pada elemen brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primerdan data sekunder. Data primer berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa program Strata Satu Institut Pertanian Bogor. Data sekunder berasal dari berbagai literatur, seperti buku, tulisan ilmiah, internet, dan media massa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spearman-Brown, Product Moment, Alfa Cronbach, analisis deskriptif, Uji Cochran, Skala Semantic Differential, Skala Likert dan Customer Response Index (CRI), dengan menggunakan alat pengolahan data MS Excel 2007 dan SPSS versi.15 for Windows

Elemen-elemen brand equity yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. Dalam elemen brand awareness yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif, Partai Gerindra masih belum mempunyai tingkat kesadaran yang baik, terlihat dari Partai Gerindra yang hanya menempati posisi pertama pada elemen brand recognition (pengenalan merek), tetapi seluruh responden dalam penelitian ini telah mengenal Partai Gerindra. Dalam analisis brand association yang menggunakan uji Cochran hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak ada asosiasi yang menjadi brand image bagi Partai Gerindra. Analisis perceived quality yang menggunakan skala semantic differential, Partai Gerindra dinilai memiliki keunggulan dalam atribut perhatian kepada pertanian dan media informasi yang lengkap dibandingkan partai politik lainnya yang diteliti. Dan elemen terakhir dari brand equity adalah analisis brand loyalty, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden belum memiliki loyalitas yang kuat terhadap Partai Gerindra, hal ini dapat dilihat dari piramida brand loyalty yang tidak berbentuk piramida terbalik.

Analisis efektifitas iklan Partai Gerindra dianalisis dengan menggunakan Costumer Response Index (CRI) yang merupakan hasil perkalian antara awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman), interest (ketertarikan), intentions (maksud atau terdorong untuk memilih), dan action. Besarnya efektifitas iklan televisi Partai Gerindra adalah 8 persen, hal ini berarti strategi iklan yang dilakukan Partai Gerindra masih belum efektif.


(13)

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PARTAI

GERAKAN INDONESIA RAYA PADA MEDIA TELEVISI

DAN BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

(Studi Kasus: Mahasiswa Program Strata-1

Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PARTAI

GERAKAN INDONESIA RAYA PADA MEDIA TELEVISI DAN BRAND EQUITY PARTAI POLITIK

(Studi Kasus: Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HERNINDYO PRANOWO WIDHI

H24052502

Menyetujui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Manajemen

Tanggal Lulus :


(15)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Juni 1987, sebagai putra kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Widyo Pranowo dan Astuti Purwatiningsih. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 3 Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor. Saat Sekolah Menengah Atas penulis aktif dalam tim Baseball Dubste. Penulis berhasil membawa Dubste ke puncak kejayaan tim tersebut, hal ini dapat terlihat dari prestasi Dubste dalam memenangkan beberapa turnamen Baseball se- Jabotabek pada saat penulis aktif dalam tim tersebut.

Pada tahun 2005 penulis diterima Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tingkat kedua di IPB, penulis diterima di program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi mahasiswa. Pada tahun kedua dan ketiga penulis bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selain aktif dalam organisasi mahasiswa, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan. Penulis pada tahun kedua,

diamanatkan menjadi Ketua Sportakuler FEM IPB dan Ketua Maklop Manajemen IPB.


(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Efektivitas Iklan Partai Gerakan Indonesia Raya Pada Media Televisi dan Brand Equity Partai Politik” dengan studi kasus mahasiswa Strata-1 Institut Pertanian Bogor. Dasar pertimbangan yang digunakan mengapa penulis memilih judul tersebut adalah karena penulis melihat bahwa dengan mengetahui efektivitas iklan dan posisi brand equity, maka suatu partai akan dengan mudah menentukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Atas terselesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orangtua, Bapak Widyo Pranowo dan Ibu Astuti Purwatiningsih, atas semua pengorbanan yang tak akan pernah tergantikan oleh apapun. 2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan sarannya dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS dan Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahannya untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Mas Wibowo Pulung Wonodri dan adikku Bayu Arief Pramudito yang selalu memotivasi, menjadi tempat bertukar pendapat dan mengajarkan kehidupan yang sebenarnya. Penulis bangga menjadi salah satu keluarga dari kalian.

5. Teman sepermainan Bowo, Aji, Ncek, Adit, Ari, Hardi, Bejo, Abang, Lele, dan Kamga yang selalu membuat penulis tertawa dan belajar banyak hal tentang kehidupan yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain.

6. Lonik, Boy, Iswi, Ade, Feri, Didit, Dicky, Julie, Maia, Opi, Nceq, Mamih, Puti, Irsam dan temen-teman Manajemen 42 yang tidak bisa disebutkan


(17)

namanya satu per satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini dan atas semua warna yang telah dilukiskan dalam waktu empat tahun ini. 7. Teman satu perjuangan Velma dan Aji yang selalu seiring dan seirama

menunggu datangnya hari Jumat.

8. Esa Parahita Hapsari yang selalu menjadi inspirasi, semangat, motivasi dan selalu setia menemani penulis dalam suka dan duka.

9. Diar, Nina, Inka, Mega, Acit, Vidy, Indra dan Dani yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

10.Indra Harry Perdana dan teman-teman BEM FEM tahun 2007/2008 dan 2008/2009 yang sudah mengajarkan artinya kepemimpinan dan menjadi organisator yang baik.

11.CIBE perjuangan kita belum selesai teman-teman, dunia permusikan Indonesia membutuhkan ide-ide segar dan menunggu karya indah kita. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberikan masukkan dan manfaat bagi berbagai pihak untuk meningkatkan dunia pemasaran.

Bogor, Juni 2009


(18)

DAFTAR ISI ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Manfaat ... 5

1.5. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Pengertian Partai Politik ... 7

2.2. Pengertian Pemasaran ... 7

2.3. Bauran Komunikasi Pemasaran ... 8

2.4. Periklanan ... 8

2.4.1. Pengertian Iklan ... 8

2.4.2. Efektifitas ... 9

2.4.3. Iklan Efektif ... 9

2.4.4. Ciri-ciri iklan ... 9

2.4.5. Klasifikasi iklan ... 10

2.4.6. Fungsi Periklanan ... 11

2.4.7. Pesan Iklan ... 12

2.4.8. Iklan Politik ... 13

2.5. Kekuatan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan ... 14

2.5.1. Kekuatan Televisi Sebagai Media Iklan ... 14

2.5.2. Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan... 14

2.6. Pengertian merek ... 15

2.7 Brand equity ... 16

2.7.1. Brand awareness ... 17

2.7.2. Brand association ... 19

2.7.3. Perceived quality ... 21

2.7.4. Brand loyalty ... 22

2.8 Penelitian Terdahulu ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Kerangka Pemikiran ... 26

3.2. Metode Penelitian ... 27

3.2.1. Lokasi dan Waktu ... 27

3.2.2. Pengumpulan Data ... 27

3.2.3. Pengambilan Sampel ... 28


(19)

3.2.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Gambaran Umum Partai Gerindra ... 35

4.1.1. Visi dan Misi Partai Gerindra ... 36

4.1.2. Gambaran Umum Iklan Partai Gerindra ... 37

4.2. Hasil Uji Awal ... 37

4.2.1. Uji Awal Brand Association ... 37

4.2.2. Uji Awal Perceived Quality ... 38

4.3 Karakteristik Responden ... 42

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penerimaan per Bulan . 43 4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan 44 4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan .. 45

4.3.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 45

4.3.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 46

4.4. Analisis Brand Awareness ... 46

4.4.1. Top of Mind ... 46

4.4.2. Brand Recall ... 47

4.4.3. Brand Recognition ... 48

4.4.4. Unaware of Brand... 49

4.5. Analisis Brand Association ... 50

4.5.1. Uji Asosiasi Partai Gerindra ... 50

4.5.2. Uji Asosiasi Partai Demokrat ... 51

4.5.3. Uji Asosiasi Partai Golkar ... 52

4.5.4. Uji Asosiasi PDIP ... 52

4.5.5. Uji Asosiasi PKS ... 53

4.6. Analisis Perceived Quality ... 53

4.6.1. Skala Semantic Differential ... 54

4.7. Analisis Brand Loyalty Partai Gerindra ... 57

4.7.1. Analisis Switcher ... 58

4.7.2. Analisis Habitual Buyer ... 58

4.7.3. Analisis Satisfied Buyer ... 59

4.7.4. Analisis Liking the Brand ... 60

4.7.5. Analisis Committed Buyer ... 61

4.7.6. Piramida Brand Loyalty ... 62

4.8. Efektivitas Iklan Televisi Partai Gerindra ... 63

4.9. Implikasi Manajerial ... 67

KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

1. Kesimpulan ... 70

2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(20)

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1. Model Hierarki Tanggapan AIDA ... 13

2. Konsep brand equity ... 17

3. Piramida brand awareness ... 18

4. Piramida brand loyalty ... 24

5. Kerangka pemikiran penelitian ... 27

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Penerimaan per Bulan ... 44

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan ... 44

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan ... 45

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 45

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ... 46

12. Grafik Semantic Differential Partai Politik ... 55


(21)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Uji Awal Brand Association ... 38

2. Nilai validitas uji awal perceived quality Partai Gerindra ... 39

3. Nilai validitas uji awal perceived quality Partai Demokrat ... 40

4. Nilai validitas uji awal perceived quality Partai Golkar ... 40

5. Nilai validitas uji awal perceived quality PDIP ... 41

6. Nilai validitas uji awal perceived quality PKS ... 41

7. Klasifikasi nilai alpha ... 42

8. Hasil pengujian reliabilitas perceived quality semua partai ... 42

9. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 43

10. Top of Mind partai politik ... 47

11 Brand Recall partai politik ... 48

12. Brand Recognition partai politik... 49

13. Unaware of Brand partai politik ... 49

14. Hasil uji Cochran asosiasi Partai Gerindra ... 50

15. Hasil uji Cochran asosiasi Partai Demokrat ... 51

16. Hasil uji Cochran asosiasi Partai Golkar ... 52

17. Hasil uji Cochran asosiasi Partai PDIP ... 52

18. Hasil uji Cochran asosiasi Partai PKS ... 53

19. Rataan nilai atribut perceived quality partai politik ... 54

20. Perhitungan analisis switcher Partai Gerindra ... 58

21. Perhitungan analisis habitual buyer Partai Gerindra ... 59

22. Perhitungan analisis satisfied buyer Partai Gerindra ... 60

23. Perhitungan analisis liking the brand Partai Gerindra ... 61

24. Perhitungan analisis committed buyer Partai Gerindra ... 62

25. Jumlah responden yang sadar dan mengetahui Partai Gerindra ... 63

26. Jumlah responden yang memahami isi pesan iklan Partai Gerindra ... 64

27. Jumlah responden yang merasa tertarik pada iklan Partai Gerindra ... 64

28. Jumlah responden yang terdorong untuk memilih Partai Gerindra pada saat pemilu ... 65

29. Jumlah responden yang menetapkan pilihan kepada Partai Gerindra pada saat pemilu ... 66


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 76 2. Perhitungan Uji Reliabilitas Brand Association ... 82 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 85 4. Pengujian Brand Association ... 90 5. Jumlah Mahasiswa IPB ... 92


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Iklan kini tidak lagi sekadar alat promosi barang dan jasa. Fungsinya pun telah bergeser dari alat pemasaran menjadi instrumen public relations (PR). Bahkan, kini fungsi iklan mengalami diversifikasi dari alat pemasaran produk barang komersial menjadi instrumen pemasaran politik. Instrumen pemasaran politik ditujukan untuk mengangkat citra dan popularitas tokoh maupun partai yang sedang berkompetisi di dunia politik, seperti persaingan dalam Pemilu legislatif atau pemilihan presiden 2009.

Pemilu merupakan bentuk partisipasi politik yang dijadikan alat untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta mempengaruhi sistem politik yang berlaku. Partisipasi politik dapat dibangkitkan melalui kegiatan persuasi. Persuasi merupakan suatu usaha komunikator untuk mengubah sikap dan perilaku orang, menanamkan opini baru atau kepercayaan melalui suatu pesan.

Perhelatan akbar pesta demokrasi pemilihan umum dilaksanakan pada bulan April 2009. Tak heran bila sosialisasi tokoh dan partai politik dilakukan secara intensif, salah satunya yaitu berkembangnya iklan-iklan politik pada media televisi yang dilakukan oleh partai-partai politik untuk untuk mempersuasikan, menarik simpati dan membentuk citra yang baik pada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memperoleh suara rakyat. Iklan-iklan politik yang saat ini sedang marak di media, khususnya media elektronik dianggap menarik dan berpengaruh besar terhadap perubahan suhu politik di masyarakat.

Iklan politik saat ini sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari fenomena pemasaran politik. Dalam konsep pemasaran politik, program kerja partai politik disamakan dengan produk barang dan jasa yang artinya bisa dijualbelikan. Kualitas pribadi tokoh, seperti postur fisik, kecakapan, hobi, prestasi, rekam jejak, dan kemampuan tertentu yang dianggap istimewa, bisa dipromosikan sebagai bentuk pencitraan diri. Sebagai tokoh yang berkapasitas dan berkompetensi untuk menjadi anggota


(24)

parlemen atau calon presiden. Perbedaannya, jika dalam pemasaran produk bisnis dan industri hasil yang diharapkan dari capaian iklan adalah naiknya omset atau volume penjualan, dalam pemasaran politik, hasilnya adalah tercapainya dukungan politik melalui pemilu. Mungkin yang sama adalah harapan untuk meningkatkan brand equity pada suatu produk. Baik dalam pemasaran barang industri komersial maupun pemasaran politik, pencapaian lain yang tidak kalah penting diharapkan adalah image (citra) dan popularitas. Berdasarkan penelitian lembaga survei AC Nielsen Media Research Indonesia, total belanja iklan di media massa Indonesia selama bulan Januari hingga Juni 2008 mencapai Rp 19,6 triliun atau naik 24 persen dibanding tahun 2007 sebesar Rp 15,8 triliun. Peningkatan belanja iklan itu disumbangkan oleh sektor telekomunikasi (Rp 1,9 triliun), kendaraan bermotor (Rp 850 miliar) dan iklan politik (Rp 769 miliar). Media surat kabar atau koran masih menjadi pilihan favorit bagi pemasang iklan sehingga pertumbuhannya masih tertinggi, yakni 38%. Disusul majalah 24% dan televisi 17%. Sedangkan dari segi pendapatan, televisi masih mendapat perolehan uang tertinggi, mencapai Rp 12 triliun, lalu koran sebesar Rp 6,7 triliun dan majalah hanya sebesar Rp 4 triliun

Berdasarkan data AC Nielsen juga menunjukkan bahwa terjadi kenaikkan 79% untuk iklan politik pada semester pertama 2008. Kenaikkan belanja iklan pada sektor politik ini dikarenakan para tokoh dan partai politik sedang gencar menaikkan popularitasnya dalam menyambut pemilihan umum yang dilaksanakan pada tahun 2009. Salah satu partai yang melakukan kampanye melalui periklanan di media televisi adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presidennya. Pada iklan Gerindra tersebut, Prabowo mengajak masyarakat mengingat bahwa dahulu Indonesia sebagai “Macan Asia” yang masyarakatnya makmur dan sejahtera. Pada iklan tersebut Partai Gerindra juga memperkenalkan visi dan misi partainya. Tayangan iklan televisi Partai Gerindra merupakan kegiatan promosi yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mengingat frekuensi dan waktu penayangan yang dilakukan pada program-program prime time di berbagai stasiun televisi.


(25)

Berdasarkan data dari AC Nielsen atas pengeluaran partai politik untuk iklan pada periode 1 Oktober 2008 hingga 2 Februari 2009, memperlihatkan Partai Gerindra merupakan salah satu partai yang paling agresif beriklan diri yakni telah mengeluarkan dana sebesar Rp46,7 miliar. Sementara itu, Partai Demokrat menghabiskan uang Rp36,1 miliar untuk mendukung iklannya, Partai Golkar menghabiskan dana senilai Rp18,873 miliar. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menghabiskan Rp4,8 miliar untuk belanja iklan televisi. (http://www.mediaindonesia.com, 2009).

Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan selama 10-22 Desember 2008 oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), memperlihatkan bahwa dari segi intensitas, 73% responden mengaku lebih sering melihat iklan Partai Gerindra dan tokohnya di televisi. Sementara sebanyak 65% responden mengaku sering melihat iklan Partai Demokrat, kemudian 45% Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan 40% untuk Golongan Karya (Golkar). (http://www.antara.co.id, 2009)

Partai Gerindra dalam menghadapi persaingan politik di Indonesia, harus memiliki media komunikasi yang efektif untuk mengkomunikasikan visi misi dan program-program kerja partainya. Media televisi dianggap sebagai media promosi yang baik sehingga pada saat menjelang Pemilu partai-partai politik gencar mengiklankan partainya di televisi. Dengan melihat intensitas iklan Partai Gerindra pada media televisi yang tinggi dan besarnya anggaran iklan yang telah dikeluarkan oleh Partai Gerindra maka diperlukannya riset untuk mengukur efektivitas iklan televisi Partai Gerindra. Selain itu diperlukan riset untuk mengetahui tingkat brand equity partai-partai politik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keunggulan kompetitif suatu partai politik dibandingkan dengan partai politik lainnya. Dengan mengetahui kekuatan merek partainya, Partai Gerindra dapat menyusun strategi pemasaran yang baik dapat bertahan dan melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan politik di Indonesia.


(26)

1.2.Rumusan Masalah

Saat ini iklan dijadikan media pemasaran politik oleh beberapa partai politik di Indonesia. Partai Gerindra merupakan salah satu yang gencar mengiklankan partainya melalui berbagai macam media, termasuk pada media televisi. Berdasarkan data dari AC Nielsen atas pengeluaran partai politik untuk iklan pada periode 1 Oktober 2008 hingga 2 Februari 2009, memperlihatkan Partai Gerindra merupakan salah satu partai yang paling agresif beriklan diri yakni telah mengeluarkan dana sebesar Rp46,7 miliar. Sedangkan dari hasil survei yang dilaksanakan selama 10-22 Desember 2008 oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), memperlihatkan bahwa dari segi intensitas, 73% responden mengaku lebih sering melihat iklan Partai Gerindra di televisi.

Melihat intensitas iklan Partai Gerindra pada media televisi yang tinggi dan besarnya anggaran iklan yang telah dikeluarkan oleh Partai Gerindra maka diperlukannya riset untuk mengukur efektivitas iklan televisi yang telah dilakukan oleh Partai Gerindra dan untuk mengetahui kekuatan brand equity Partai Gerindra di benak masyarakat. Maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas iklan televisi Partai Gerindra? 2. Bagaimana brand awareness Partai Gerindra? 3. Bagaimana brand association Partai Gerindra? 4. Bagaimana perceived quality Partai Gerindra? 5. Bagaimana brand loyalty Partai Gerindra?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis efektivitas iklan televisi Partai Gerindra.

2. Mengetahui posisi brand awareness di benak pemilih terhadap Partai Gerindra.

3. Menganalisis brand association di benak pemilih terhadap Partai Gerindra.


(27)

4. Menganalisis perceived quality di benak pemilih terhadap Partai Gerindra. 5. Menganalisis brand loyalty pada pemilih terhadap Partai Gerindra.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Partai politik

Bagi partai politik, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat sebagai pertimbangan evaluasi terhadap iklan politik yang telah diterapkan partai politik dalam menghadapi persaingan politik dan masukan bagi penerapan konsep brand equity pada suatu partai.

2. Pihak Lain

Sebagai sumber untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat umum dalam bidang pemasaran khususnya dalam dunia periklanan dan brand equity penelitian ini juga dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup

Partai yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi menjadi lima partai politik yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pemilihan partai berdasarkan atas hasil survei yang dilakukan oleh AC Neilsen dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang memperlihatkan bahwa partai-partai tersebut telah mengeluarkan anggaran iklan yang besar dan memiliki intensitas yang tinggi dalam beriklan di media televisi.

Berdasarkan data AC Nielsen atas pengeluaran partai politik untuk iklan pada periode 1 Oktober 2008 hingga 2 Februari 2009, memperlihatkan Partai Gerindra merupakan salah satu partai yang paling agresif beriklan diri yakni telah mengeluarkan dana sebesar Rp 46,7 miliar. Sementara itu, Partai Demokrat menghabiskan uang Rp 36,1 miliar untuk mendukung iklannya, Partai Golkar menghabiskan dana senilai Rp 18,873 miliar. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menghabiskan Rp 4,8 miliar untuk belanja iklan televisi. Dari hasil survei yang dilaksanakan selama 10-22


(28)

Desember 2008 oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), memperlihatkan bahwa dari segi intensitas, 73% responden mengaku lebih sering melihat iklan Partai Gerindra dan tokohnya di televisi. Sementara sebanyak 65% responden mengaku sering melihat iklan Partai Demokrat, kemudian 45% Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan 40% untuk Golongan Karya (Golkar). Pada analisis brand equity, elemen-elemen yang diteliti pada penelitian ini adalah brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.

Penelitian ini dilakukan sebelum dilaksanakannya pemilihan umum legislatif tanggal 9 April 2009. Lokasi penelitian ini bertempat di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor sehingga responden hanya dibatasi pada kalangan mahasiswa Institut Pertanian Bogor.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Partai Politik

Menurut Friedrich dalam Fadlillah (2009), partai politik adalah kelompok yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya. Berdasarkan penguasaan itu memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil dan materiil.

Undang-Undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik menyebutkan bahwa partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.2.Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan pihak lain. Tugas para pemasar adalah menyusun program pemasaran yang terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran (marketing mix), yang diklasifikasikan sebagai 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) (2005), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.


(30)

2.3.Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasaran adalah kumpulan alat-alat untuk mempromosikan suatu produk. Dalam bauran komunikasi pemasaran dikenal lima cara komunikasi yang utama, yaitu (Durianto, 2003):

a) Penjualan perorangan (personal selling)

Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. b) Periklanan (advertising)

Semua bentuk penyajian non-personal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

c) Promosi penjualan (sales promotion)

Berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

d) Hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas (publicity)

Berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek suatu produk.

e) Pemasaran langsung (direct marketing)

Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.

2.4.Periklanan

2.4.1. Pengertian Iklan

Iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya kurang lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Secara komprehensif iklan adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Durianto, dkk., 2003). Menurut Rhenald Kasali (2007), iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Iklan dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.


(31)

2.4.2. Efektivitas

Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai atau bisa diartikan melakukan hal yang tepat. Sedangkan efisiensi berarti kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi atau melakukan sesuatu yang tepat (Stoner, et al.,1996).

2.4.3. Iklan Efektif

Iklan yang disampaikan sebaiknya diramu sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan mudah dicerna dan dimengerti oleh masyarakat, dan mengandung informasi yang benar. Dengan demikian, harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk suatu produk setara dengan mutu yang sebenarnya dari produk tersebut. Seandainya suatu iklan dapat terpatri secara mendalam dalam benak konsumen, dan konsumen mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka hal itu diartikan sebagai hasil kerja mekanisme pasar. Fenomena ini dalam pemasaran dikenal dengan sebutan “iklan yang efektif” (Durianto, dkk, 2003)

Agar menghasilkan iklan yang efektif, program periklanan harus disusun dengan memperhatikan lima M, Kotler dalam Durianto, dkk (2003), yaitu:

a) Mission (misi): apakah tujuan periklanan?

b) Money (uang): berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan? c) Message (pesan): pesan apa yang harus disampaikan?

d) Media (media): media apa yang paling efektif dan efisien?

e) Measurement (pengukuran): bagaimana mengevaluasi efektivitas iklan?

2.4.4. Ciri-Ciri Iklan

Menurut Kotler (2005), iklan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Penyajian publik (Public Presentation)

Iklan merupakan bentuk komunikasi publik yang paling dikenal oleh masyarakat, sehingga produk yang diiklankan tersebut memberikan penawaran yang standar karena setiap orang menerima pesan yang sama.


(32)

2. Daya serap yang tinggi (Pervasiveness)

Iklan merupakan suatu media yang mempunyai daya serap tinggi, karena memungkinkan penjual untuk mengulang-ulang pesan mereka. Pesan memungkinkan pembeli untuk membanding-bandingkan dengan tawaran dari penjual lainnya.

3. Menunjukkan ekspresi (Amplified expressiveness)

Iklan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengungkapkan produknya memalui lukisan yang indah, bunyi maupun warna. Kadang alat ini berhasil dalam pengekspresiannya tetapi meleset dari pesan.

4. Tidak melakukan hubungan langsung (Impersonality)

Iklan tidak melakukan hubungan langsung dengan konsumen, oleh karena itu konsumen tidak merasa berkewajiban untuk memberikan perhatian dan tanggapannya kepada iklan tersebut. Selain itu, iklan juga dapat digunakan untuk membangun citra suatu produk dan akan memacu penjualan produk yang cepat.

2.4.5. Klasifikasi Iklan

Tidak ada istilah tunggal, jelas dan menyeluruh yang bisa menggambarkan karakter kompleks periklanan dan fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling terkait. Periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar, seperti periklanan produk, periklanan eceran, periklanan koorporasi, periklanan bisnis-ke-bisnis, periklanan politik, periklanan direktori, periklanan respon langsung, periklanan pelayanan masyarakat, periklanan advokasi (Lee dan Johnson, 2007).

1. Periklanan produk

Porsi utama pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk presentasi dan promosi produk baru, produk yang ada, serta produk-produk hasil revisi.

2. Periklanan eceran

Periklanan ini bersifat lokal dan berfokus kepada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau dimana suatu jasa ditawarkan.


(33)

3. Periklanan korporasi

Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

4. Periklanan bisnis-ke-bisnis

Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri, para pedagang perantara, serta para profesional.

5. Periklanan politik

Periklanan politik sering kali digunakan para politisi untuk membujuk orang untuk memilih mereka.

6. Periklanan direktori

Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.

7. Periklanan respon langsung

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah di antara pengiklan dan konsumen.

8. Periklanan pelayanan masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang beroperasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan advokasi

Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klasifikasi isu sosial dan kontroversi dan menjadi kepentingan masyarakat.

2.4.6. Fungsi Periklanan

Secara umum, menurut Shimp (2003), periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Lima fungsi periklanan, yaitu: 1. Memberi informasi (informing)

Digunakan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk, dengan tujuan membentuk perminaan pertama. Tujuannya adalah agar konsumen sadar akan sebuah merek baru. Periklanan memfasilitasi pengenalan merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen. Informasi yang telah diberikan dapar berupa jenis


(34)

produk yang ditawarkan, harga, tempat pembeliaan produk dan jasa purna-jual.

2. Mempengaruhi/membujuk (persuading)

Dilakukan dalam tahap persaingan, dengan tujuan membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu. Iklan efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk yang ditawarkan. Fungsi ini dilakukan untuk membangun preferensi merek dalam benak konsumen, mendorong konsumen untuk beralih ke merek lain, dan mengubah persepsi konsumen tentang suatu merek.

3. Mengingatkan (remainding)

Fungsi ini penting untuk dilakukan bagi produk yang sudah matang. Tujuannya adalah agar merek produk atau perusahaan tetap segar dalam benak konsumen serta untuk meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian merek tertentu yang mungkin tidak akan dipilih oleh konsumen.

4. Memberikan nilai tambah (adding value)

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Bantuan untuk mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan (assisting) Iklan dapat menjadi pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Misalnya, iklan digunakan untuk meluncurkan kegiatan promosi penjualan, iklan juga mengawali proses penjualan produk dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga dalam penjulan langsung maupun dalam kegiatan personal selling dengan pelanggan yang prospektif. Iklan juga membantu konsumen dalam mengenali kemasan dan nilai produk dengan mudah.

2.4.7. Pesan iklan

Iklan yang baik adalah iklan yang singkat, jelas, mudah dipahami, serta mengandung pengulangan kata (jika dibutuhkan). Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006), agar menghasilkan pesan yang kuat dibutuhkan


(35)

kreativitas di dalamnya. Tujuannya adalah agar pesan yang disampaikan melalui media itu dapat menarik perhatian khalayak.

Menurut Kotler (2005), sebuah pesan iklan seharusnya mampu mendapatkan perhatian (attention), mampu menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menyebabkan tindakan (action). Model pesan iklan seperti ini dikenal dengan model AIDA.

Tahap Kognitif

Tahap Afektif

Tahap Perilaku

Gambar 1. Model Hierarki tanggapan AIDA (kotler 2005)

2.4.8. Iklan Politik

Iklan politik di televisi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu iklan citra kandidat dan iklan citra institusi. Nimmo dalam Anggraeni (2004) mengemukakan bahwa iklan citra kandidat merupakan imbauan yang ditujukan untuk membina reputasi atau mempromosikan seseorang, yang menghendaki jabatan tertentu sedangkan iklan citra institusi adalah imbauan yang ditujukan untuk mempromosikan sebuah organisasi, institusi atau kelompok tertentu. Pada masa kampanye pemilu, acara televisi banyak diselingi oleh iklan citra kandidat, iklan sejenis ini dijadikan tokoh politik sebagai alat untuk mempengaruhi dan membentuk citra yang baik pada masyarakat.

Minat (Interest)

Keinginan (Desire)

Tindakan (Action) Perhatian (attention)


(36)

2.5.Kekuatan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan 2.5.1. Kekuatan Televisi Sebagai Media Iklan

Setiap media iklan memiliki kekuatan dan kelemahan, begitu juga dengan media televisi. Menurut Kasali (2007), ada beberapa hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan televisi sebagai media iklan. Kekuatan televisi sebagai media iklan antara lain sebagai berikut:

1. Efisiensi biaya

Banyak pengiklan memandang bahwa televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang melihat televisi secara teratur. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua panca indera: penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja-pekerja kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi, mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai, media sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas pengiklanan.

2.5.2. Kelemahan Televisi Sebagai Media Iklan

Adapun kelemahan yang dimiliki televisi sebagai media iklan adalah sebagai berikut:

1. Biaya yang besar

Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di televisi adalah biaya yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah, biaya


(37)

absolut membatasi niat pengiklan. Biaya produksi, termasuk pembuatan film dan honorarium artis yang terlibat, bisa menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus di ulang-ulang pada jam-jam siaran utama.

2. Khalayak yang tidak selektif

Sekalipun berbagai teknologi yang telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi, iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar tidak tepat.

3. Kesulitan teknis

Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapt diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

2.6. Pengertian Merek

Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2005) dikatakan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal berikut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk membedakan dari produk lainnya. Undang-Undang di Indonesia yang mengatur tentang merek yaitu UU No.15 tahun 2001. Dalam UU No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Menurut Rangkuti (2002), merek juga dapat dibagi dalam pengertian lainnya, seperti:

a. Brand name (nama merek)

Nama merek merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan. b. Brand mark (tanda merek)

Tanda merek merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.


(38)

c. Trade mark (tanda merek dagang)

Tanda merek dagang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda merek dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek). d. Copyright (hak cipta)

Hak cipta merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

2.7. Brand Equity

Menurut Aaker (1997) brand equity (ekuitas merek) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambahkan dan mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan. Konsep brand equity dapat terlihat pada Gambar 2.


(39)

Gambar 2. Konsep brand equity (Aaker, 1997)

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2004), mengelompokkan brand equity ke dalam lima kategori, yaitu:

2.7.1. Brand Awareness (Kesadaran Merek)

Kesadaran merek artinya adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997). Menurut Rangkuti (2002), tingkat kesadaran merek secara berurutan dapat di gambarkan sebagai suatu piramida.

Penjelasan mengenai piramida brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:

Brand Awareness

Perceived Quality

Brand Association

Brand Loyalty Other proprietary

brand assets

Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat:

• Intrepetasi / proses informasi

• Rasa percaya diri dalam pembelian • Pencapaian kepuasan

dari pelanggan

Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat:

• Efesiensi dan efektifitas program pemasaran • Brand Loyalty • Harga/Laba • Perluasan merek • Peningkatan

perdagangan

• Keuntungan kompetitif Brand Equity


(40)

a) Unaware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b) Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. c) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

d) Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Gambar 3. Piramida Brand Awareness (Aaker dalam Durianto dkk, 2004) Brand Recognition

Unaware Brand Brand Recall


(41)

2.7.2. Brand Association (Asosiasi Merek)

Menurut Durianto, dkk (2004), Brand Association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.

Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2004), fungsi dari brand association adalah:

1. Membantu proses penyusunan informasi

2. Memberikan landasan penting bagi upaya pembeda suatu merek dari merek lain

3. Membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen (konsumen benefit) yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tertentu.

4. Menciptakan sikap dan perasaan positif atas dasar pengalaman merek serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi sesuatu yang berbeda.

5. Menjadi landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesuaian (Sense of fit) antara merek dan sebuah produk baru.

Menurut Durianto, dkk (2004) terdapat beberapa acuan dalam penentuan brand association, yaitu:

1. Produk attributes (atribut produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.


(1)

Lanjutan Lampiran 3.

CORRELATIONS

/VARIABLES=kader keterlibatan_wanita program

interaksi_dengan_masyarakat

bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian

penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat Total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE .

Correlations Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

[DataSet0]

RELIABILITY

/VARIABLES=kader keterlibatan_wanita program

interaksi_dengan_masyarakat

bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian

penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

30

100,0

Excluded(a)

0

,0

Total

30

100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,944

10

Correlations

1 ,382* ,629** ,514** ,617** ,500** ,745** ,513** ,670** ,502** ,732**

,037 ,000 ,004 ,000 ,005 ,000 ,004 ,000 ,005 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,382* 1 ,667** ,606** ,471** ,568** ,669** ,740** ,531** ,651** ,772**

,037 ,000 ,000 ,009 ,001 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,629** ,667** 1 ,718** ,611** ,528** ,691** ,728** ,759** ,760** ,864**

,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,514** ,606** ,718** 1 ,377* ,565** ,733** ,740** ,573** ,785** ,809**

,004 ,000 ,000 ,040 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,617** ,471** ,611** ,377* 1 ,389* ,643** ,699** ,674** ,572** ,736**

,000 ,009 ,000 ,040 ,034 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,500** ,568** ,528** ,565** ,389* 1 ,524** ,556** ,600** ,582** ,715**

,005 ,001 ,003 ,001 ,034 ,003 ,001 ,000 ,001 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,745** ,669** ,691** ,733** ,643** ,524** 1 ,771** ,714** ,699** ,873**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,513** ,740** ,728** ,740** ,699** ,556** ,771** 1 ,768** ,884** ,907**

,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,670** ,531** ,759** ,573** ,674** ,600** ,714** ,768** 1 ,848** ,874**

,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,502** ,651** ,760** ,785** ,572** ,582** ,699** ,884** ,848** 1 ,896**

,005 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,732** ,772** ,864** ,809** ,736** ,715** ,873** ,907** ,874** ,896** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N kader keterlibatan_wanita program interaksi_dengan_ masyarakat bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat Total kader keterlibatan_ wanita program interaksi_ dengan_ masyarakat bersih_kkn media_ informasi perhatian_ pendidikan perhatian_ pertanian penyelesaia n_masalah memperjuan gkan_rakyat Total

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(2)

Lanjutan Lampiran 3.

CORRELATIONS

/VARIABLES=kader keterlibatan_wanita program

interaksi_dengan_masyarakat

bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian

penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat Total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE .

Correlations Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

[DataSet0]

RELIABILITY

/VARIABLES=kader keterlibatan_wanita program

interaksi_dengan_masyarakat

bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian

penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

30

100,0

Excluded(a)

0

,0

Total

30

100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,945

10

Correlations

1 ,712** ,617** ,608** ,407* ,610** ,600** ,558** ,621** ,485** ,742**

,000 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,001 ,000 ,007 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,712** 1 ,565** ,623** ,511** ,656** ,503** ,401* ,587** ,460* ,725**

,000 ,001 ,000 ,004 ,000 ,005 ,028 ,001 ,010 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,617** ,565** 1 ,855** ,710** ,726** ,762** ,744** ,765** ,768** ,909**

,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,608** ,623** ,855** 1 ,674** ,729** ,742** ,679** ,667** ,712** ,880**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,407* ,511** ,710** ,674** 1 ,566** ,719** ,678** ,588** ,701** ,811**

,026 ,004 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,610** ,656** ,726** ,729** ,566** 1 ,606** ,475** ,583** ,598** ,790**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,008 ,001 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,600** ,503** ,762** ,742** ,719** ,606** 1 ,822** ,621** ,746** ,863**

,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,558** ,401* ,744** ,679** ,678** ,475** ,822** 1 ,685** ,732** ,823**

,001 ,028 ,000 ,000 ,000 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,621** ,587** ,765** ,667** ,588** ,583** ,621** ,685** 1 ,840** ,842**

,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,485** ,460* ,768** ,712** ,701** ,598** ,746** ,732** ,840** 1 ,859**

,007 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

,742** ,725** ,909** ,880** ,811** ,790** ,863** ,823** ,842** ,859** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N kader keterlibatan_wanita program interaksi_dengan_ masyarakat bersih_kkn media_informasi perhatian_pendidikan perhatian_pertanian penyelesaian_masalah memperjuangkan_rakyat Total kader keterlibatan_ wanita program interaksi_ dengan_ masyarakat bersih_kkn media_ informasi perhatian_ pendidikan perhatian_ pertanian penyelesaia n_masalah memperjuan gkan_rakyat Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(3)

Lampiran 4. Pengujian

Brand Association

Pengujian

Brand Association

Partai Gerindra

C = 2

N = 323

= 629

= 52249

=

− 1

− 1 !

! −

=

2" 2 − 1 "52249 − 2 − 1 "323

2"323 − 629

= 9,941

Derajat bebas = 2-1 = 1

= 0,05

X

2

(0,05 , 1) = 3,481

> $

%&'()

, dengan demikian H

0

ditolak

Pengujian

Brand Association

Partai Demokrat

C = 4

N = 612

= 2286

= 93730

=

− 1

− 1 !

! −

=

4" 4 − 1 "93730 − 4 − 1 "612

4"612 − 2286

= 6,963

Derajat bebas = 4-1 = 3

= 0,05

X

2

(0,05 , 3) = 7,815

< $

%&'()

, dengan demikian H

0

diterima

Pengujian

Brand Association

Partai Golkar

C = 2

N = 273

= 491

= 37529

=

− 1

− 1 !

! −

=

2" 2 − 1 "37529 − 2 − 1 "273

2"273 − 491

= 9,618

Derajat bebas = 2-1 = 1

= 0,05

X

2

(0,05 , 1) = 3,481


(4)

Lanjutan Lampiran 4.

Pengujian

Brand Association

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

C = 2

N = 280

= 504

= 39202

=

− 1

− 1 !

! −

=

2" 2 − 1 "39202 − 2 − 1 "280

2"280 − 504

= 0,071

Derajat bebas = 2-1 = 1

= 0,05

X

2

(0,05 , 1) = 3,481

< $

%&'()

, dengan demikian H

0

diterima

Pengujian

Brand Association

Partai Keadilan Sejahtera

C = 3

N = 437

= 1203

= 63723

=

− 1

− 1 !

! −

=

3" 3 − 1 "63723 − 3 − 1 "437

3"437 − 1203

= 3,704

Derajat bebas = 3-1 = 2

= 0,05

X

2

(0,05 , 2) = 5,591


(5)

Lampiran 5. Jumlah Mahasiswa IPB

JUMLAH MAHASISWA PROGRAM SARJANA BERDASARKAN SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2008/2009 SEMESTER GANJIL (keadaan 31 Desember 2008)

No.

Fakultas/Departemen

Jumlah Mahasiswa Semester dan Jenis Kelamin

Jumlah Mahasiswa

1

3

5

7

9

> 9

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L+P

A. PERTANIAN

1.

Ilmu Tanah & Sumberdaya Lahan

35

48

41

34

32

51

35

49

17

38

21

9

181

229

410

2.

Agronomi & Hortikultura

77

96

72

94

74

77

66

79

17

40

8

9

314

395

709

3.

Proteksi Tanaman

34

55

26

41

25

39

22

41

6

6

0

1

113

183

296

4.

Arsitektur Landskap

34

33

20

42

23

37

29

30

9

21

8

3

123

166

289

Manajemen Agribisnis*

0

0

0

0

0

0

0

0

10

4

4

7

14

11

25

Komunikasi & Pengembangan Masyarakat*

0

0

0

0

0

0

0

0

5

8

5

4

10

12

22

Ekonomi Pertanian & Sumberdaya*

0

0

0

0

0

0

0

0

3

11

1

1

4

12

16

Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga*

0

0

0

0

0

0

0

0

5

12

3

1

8

13

21

Pemuliaan Tanaman & Teknologi Benih*

0

0

0

0

0

0

0

0

13

29

3

7

16

36

52

Sub Total (Faperta)

180

232

159

211

154

204

152

199

85

169

53

42

783

1057

1840

B. KEDOKTERAN HEWAN

1.

Kedokteran Hewan

75

105

61

88

36

77

33

68

28

26

5

3

238

367

605

Sub Total (FKH)

75

105

61

88

36

77

33

68

28

26

5

3

238

367

605

C. PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

1.

Budidaya Perairan

39

48

31

41

44

19

37

25

24

21

8

2

183

156

339

2.

Manajemen Sumberdaya Perairan

30

45

32

29

23

39

28

34

21

26

6

2

140

175

315

3.

Teknologi Hasil Perairan

28

48

19

57

28

35

25

40

37

24

9

4

146

208

354

4.

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

42

26

27

19

20

38

32

28

14

2

6

6

141

119

260

5.

Ilmu & Teknologi Kelautan

50

25

36

28

39

24

34

25

32

18

20

11

211

131

342

Manajemen Bisnis & Ek.Perikanan & Kelautan*

0

0

0

0

0

0

0

0

6

3

2

1

8

4

12

Sub Total (FPIK)

189

192

145

174

154

155

156

152

134

94

51

26

829

793

1622

D. PETERNAKAN

1.

Ilmu Produksi & Teknologi Peternakan

90

184

37

73

44

51

42

55

21

11

22

7

256

381

637

2.

Ilmu Nutrisi & Teknologi Pakan

36

46

22

50

27

44

9

6

5

4

99

150

249

Sosial Ekonomi Peternakan*

0

0

0

0

0

0

0

0

3

5

4

5

7

10

17

Sub Total (Fapet)

90

184

73

119

66

101

69

99

33

22

31

16

362

541

903

E. KEHUTANAN

1.

Manajemen Hutan

51

63

49

56

44

50

43

48

17

12

7

3

211

232

443

2.

Teknologi Hasil Hutan

44

38

43

26

29

33

26

39

35

25

17

5

194

166

360

3.

Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata

43

60

43

60

58

25

37

45

26

17

17

5

224

212

436

4.

Silvikultur

30

39

24

24

14

38

30

21

18

24

7

3

123

149

272

Sub Total (Fahutan)

168

200

159

166

145

146

136

153

96

78

48

16

752

759

1511

F. TEKNOLOGI PERTANIAN

1.

Teknologi Pertanian

65

44

67

40

72

31

55

50

35

12

11

6

305

183

488

2.

Ilmu & Teknologi Pangan

40

71

41

77

38

71

38

70

20

22

9

4

186

315

501

3.

Teknologi Industri Pertanian

56

64

40

70

38

68

50

57

41

30

38

5

263

294

557

4.

Teknik Sipil & Lingkungan

38

22

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

38

22

60

Sub Total (Fateta)

199

201

148

187

148

170

143

177

96

64

58

15

792

814

1606

G. MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

1.

Statistik

34

43

28

39

22

38

26

35

15

25

1

2

126

182

308

2.

Geofisika & Meteorologi

28

32

27

25

19

27

26

13

14

11

17

7

131

115

246

3.

Biologi

29

72

31

67

15

74

26

59

16

39

4

10

121

321

442

4.

Kimia

31

56

30

49

17

50

27

48

23

34

17

19

145

256

401

5.

Matematika

32

39

28

45

37

26

24

42

23

8

7

2

151

162

313

6.

Ilmu Komputer

56

48

58

35

64

27

66

33

29

15

20

3

293

161

454

7.

Fisika

34

23

23

26

22

17

20

20

9

9

3

2

111

97

208

8.

Biokimia

28

46

27

36

22

32

21

35

18

12

7

3

123

164

287

Sub Total (FMIPA)

272

359

252

322

218

291

236

285

147

153

69

48

1201

1458

2659

H. EKONOMI DAN MANAJEMEN

1.

Ilmu Ekonomi

34

76

24

67

28

72

48

51

11

15

6

5

151

286

437

2.

Manajemen

30

75

27

69

52

67

44

80

16

8

8

1

177

300

477

3.

Agribisnis

38

86

39

71

33

66

30

71

0

0

0

0

140

294

434


(6)

*mahasiswa

passing out

Sumber : Sub Dit. Registrasi dan Statistik Direktorat AJMP IPB (31 Desember 2008)

Sub Total (FEM)

131

310

116

269

131

240

140

237

27

23

14

6

559

1085

1644

I. EKOLOGI MANUSIA

1.

Gizi Masyarakat

36

69

17

96

7

65

12

59

0

0

0

0

72

289

361

2.

Ilmu Keluarga & Konsumen

3

61

2

41

3

39

2

35

0

0

0

0

10

176

186

3.

Komunikasi & Pengembangan Masyarakat

33

82

17

87

29

61

46

45

0

0

0

0

125

275

400

Sub Total (FEMA)

72

212

36

224

39

165

60

139

0

0

0

0

207

740

947