Suatu gambar piramida brand loyalty yang baik akan memperlihatkan bentuk piramida yang terbalik yang semakin ke atas
semakin melebar sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar daripada switcher Durianto, dkk, 2004. Bentuk piramida
brand loyalty Partai Gerindra Gambar 13 tidak menunjukkan bentuk
piramida yang terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa brand loyalty yang dimiliki Partai Gerindra belum kuat. Dari gambar di atas terlihat bahwa
nilai switcher Partai Gerindra termasuk nilai yang besar, dengan melihat hasil tersebut hendaknya Partai Gerindra harus dapat meningkatkan
kualitas partai dan kadernya. Disamping itu partai juga harus dapat menunjukkan keunggulan kompetitifnya untuk menghindari semakin
banyaknya pemilih yang termasuk ke dalam kategori switcher yaitu pemilih yang berpindah-pindeh karena melihat faktor tokoh politik pada
suatu partai. Bentuk piramida dari tingkat habitual buyer ke liking the brand
semakin ke atas semakin melebar sehingga membentuk piramida terbalik. Namun, pada tingkat committed buyer terlihat piramida
semakin mengecil sehingga piramida terbalik tidak sempurna. Oleh karena itu tingkatan switcher dan committed buyer harus diperbaiki oleh
Partai Gerindra.
4.8. Efektivitas Iklan Televisi Partai Gerindra
Efektifitas iklan Partai Gerindra diukur menggunakan Costumer Response Index
CRI. CRI merupakan hasil perkalian antara awareness kesadaran, comprehend pemahaman, interest ketertarikan, intentions
maksud atau terdorong untuk memilih, dan action.
Tabel 25. Jumlah responden yang sadar dan mengetahui Partai Gerindra
Awareness Jumlah responden
orang Mengetahui Partai Gerindra
175 100
Tidak mengetahui Partai Gerindra Total
175 100
Berdasarkan Tabel 25, menunjukkan bahwa 175 orang responden menyatakan mengetahui Partai Gerindra. Persentase responden yang
mengetahui Partai Gerindra mencapai 100 persen, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan promosi Partai Gerindra sudah cukup baik. Salah satu media
untuk berpromosi adalah membuat iklan pada media televisi, dengan membuat iklan pada media televisi Partai Gerindra dapat membangun brand
awareness partainya. Hal lain yang perlu diperhatikan ketika beriklan pada
media televisi adalah tingkat pemahaman responden terhadap isi pesan iklan yang disampaikan yang ditunjukkan pada Tabel 26.
Tabel 26. Jumlah responden yang memahami isi pesan iklan Partai Gerindra
Comprehend Jumlah responden
orang Memahami isi pesan iklan
160 91,43
Tidak memahami 15
8,57 Total
175 100
Pada Tabel 26, dapat dilihat bahwa dari 175 responden yang mengetahui Partai Gerindra 91,43 persen memahami isi pesan yang
terkandung dalam iklan tersebut dan sisanya 8,57 persen tidak memahami isi pesan iklan tersebut. Responden yang tidak memahami isi pesan iklan
tersebut beralasan bahwa iklan Partai Gerindra tersebut tidak jelas dan kurang memperhatikan iklan tersebut.
Setelah responden memahami isi pesan yang disampaikan oleh Partai Gerindra, selanjutnya apakah iklan tersebut mampu membuat responden
tertarik terhadap iklan Partai Gerindra. Pada Tabel 27, menunjukkan jumlah responden yang merasa tertarik pada iklan Partai Gerindra.
Tabel 27. Jumlah responden yang merasa tertarik pada iklan Partai Gerindra.
Interest Jumlah responden
orang Tertarik
97 60,63
Tidak tertarik 63
39,37 Total
160 100
Berdasarkan pada Tabel 27 bahwa 160 orang responden yang memahami isi iklan Partai Gerindra di televisi hanya 60,63 persen yang
menyatakan tertarik kepada iklan Partai Gerindra setelah mellihat iklan tersebut dan 39,37 persen lainnya menyatakan tidak tertarik pada iklan Partai
Gerindra. Alasan bahwa iklan Partai Gerindra terlalu sering ditayangkan dan isi iklan terlalu berlebihan menjadi mayoritas jawaban bagi responden yang
tidak tertarik pada iklan tersebut. Pada kategori intentions diperoleh bahwa 26 responden 26,8
merasa terdorong memilih Partai Gerindra pada pemilihan umum dan sekitar 71 responden 73,2 yang menyatakan tidak terdorong untuk memilih Partai
Gerindra setelah melihat iklan Partai Gerindra di televisi. Alasan responden yang tidak terdorong untuk memilih Partai Gerindra pada pemilu berbeda-
beda, tetapi mayoritas jawaban responden yaitu Partai Gerindra merupakan partai baru yang belum memiliki pengalaman dan belum terlihatnya program-
program dan kinerja dari partai. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Jumlah responden yang terdorong untuk memilih Partai Gerindra pada saat pemilu.
Intentions jumlah responden
orang Terdorong untuk memilih
26 26,8
Tidak terdorong untuk memilih 71
73,2 Total
97 100
Tahap akhir yang menjadi harapan setiap partai setelah mereka mengkomunikasikan partainya adalah para calon pemilih menetapkan pilihan
untuk memillih partainya pada pemilu. Pada Tabel 29, dapat dilihat bahwa sebesar 14 responden 53,85 menetapkan pilihannya untuk memilih Partai
Gerindra pada pemilihan umum dan sisanya yaitu sebanyak 12 responden 46,15 responden tidak menetapkan pilihannya pada Partai Gerindra
dengan berbagai alasan. Hampir seluruh responden yang tidak menetapkan untuk memilih Partai Gerindra pada pemilu beralasan bahwa responden sudah
setia pada suatu partai tertentu.
Tabel 29. Jumlah responden yang menetapkan pilihan kepada Partai Gerindra pada saat pemilu.
Action Jumlah responden
orang Menetapkan untuk memilih
14 53,85
Tidak menetapkan untuk memilih 12
46,15 Total
26 100
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui bahwa besar Consumer Respons Index
Partai Gerindra adalah sebesar 8 persen yang diperoleh dari hasil kali antara brand awareness x comprehend x interested x
intentions x action yaitu 100 x 91,43 x 60,63 x 26,80 x 53,85.
Responden yang sampai pada tahap menetapkan pilihan untuk memilih Partai Gerindra hanya 8 persen, artinya masih ada peluang sebesar 92 persen CRI
yang masih bisa diperoleh. Faktor dominan yang menjadi penyebab masih adanya 92 persen CRI yang masih belum diperoleh oleh Partai Gerindra
adalah dalam menentukan pilihannya pada partai politik, masyarakat melihat dari program-program partai yang ditawarkan dan mayoritas responden
memilih partai yang sudah banyak berpengalaman sehingga responden yang sudah setianya pada satu partai tertentu jumlahnya besar.
Respon responden yang tidak action = aware x comprehend x interested x intentions x no action
. Besarnya respon responden yang tidak action
= 100 x 91,43 x 60,63 x 26,80 x 46,15 = 6,86. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang terdorong untuk memilih
Partai Gerindra tetapi tidak menetapkan pilihan untuk memilih Partai Gerindra pada pemilihan umum sebesar 6,86 persen.
Respon responden yang tidak intentions = aware x comprehend x interested x no intentions.
Besarnya respon responden yang tidak intentions = 100 x 91,43 x 60,63 x 73,20 = 40,58. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dilihat bahwa responden yang tertarik pada iklan Partai Gerindra di televisi tetapi tidak terdorong untuk memilih Partai Gerindra pada pemilihan
umum sebesar 40,58 persen. Respon responden yang tidak interested = aware x comprehend x no
interested. Besarnya respon responden yang tidak interested = 100 x
91,43 x 39,37 = 36. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang mengerti pesan iklan Partai Gerindra di televisi tetapi tidak
tertarik pada iklan Partai Gerindra di televisi sebesar 36 persen. Respon responden yang tidak comprehend = aware x comprehend x
no interested. Besarnya respon responden yang tidak comprehend = 100 x
8,57 = 8,57. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang sadar akan Partai Gerindra tetapi tidak mengerti pesan iklan Partai
Gerindra di televisi sebesar 8,57 persen. Nilai efektivitas iklan televisi Partai Gerindra sebesar 8 persen
merupakan nilai yang kecil bagi sebuah merek. Partai harus mampu meningkatkannya dengan cara meningkatkan brand awareness partai,
meningkatkan kualitas partai dan mampu mengkomunikasikan keunggulan kompetitifnya.
4.9. Implikasi Manajerial