35
LAKIP yang diterbitkan oleh kementrian
pendayagunaan aparatur negara RI
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.3.1 Kerangka Konseptual
Menurut Erlina 2011 menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan
faktor – faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel
– variabel penelitian, yaitu variabel bebas, dan variabel terikat. Reformasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah mengakibatkan
perubahan struktur anggaran dan perubahan proses penyusunan APBD untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik. Bentuk
reformasi anggaran dalam upaya memperbaiki proses penganggaran adalah penerapan anggaran berbasis kinerja. Anggaran menjadi suatu hal yang
sangat relevan dan penting di lingkup pemerintahan karena dampaknya terhadap akuntabilitas pemerintah, sehubungan dengan fungsi pemerintah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adanya perubahan dalam hal
pertanggungjawaban dari
pertanggungjawaban vertikal
ke pertanggungjawaban horizontal menurut DPRD mengawasi kinerja
pemerintah melalui anggaran. Akuntabilitas melalui anggaran meliputi penyusunan anggaran sampai dengan pelaporan anggaran.
Universitas Sumatera Utara
36
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai
berikut :
H
1
H
2
H
3
H
4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina 2011 “Hipotesis merupakan proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk di uji secara empiris”. Proporsi merupakan
ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, dapat disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena – fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan
Kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerja
Belanja daerah berbasis kinerja Akuntabilitas
kinerja Y
Universitas Sumatera Utara
37
sementara mengenai prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Berdasarkan dari kerangka konseptual di atas,
maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : H1 : Kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja berpengaruh secara
parsial terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Kabupaten Asahan.
H2 : Penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh secara parsial terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemeritah di Kabupaten Asahan.
H3 : Penerapan belanja daerah berbasis kinerja berpengaruh secara parsial terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Kabupaten Asahan.
H4 : Kebijakan penyusunan anggaran, penerapan anggaran dan belanja daerah berbasis kinerja berpengaruh secara simultan terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah di Kabupaten Asahan.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian