20
c. Strategi dan prioritas APBD selanjutnya menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan.
d. Anggaran disusun berdasarkan program dan kegiatan yang telah direncanakan.
Penyusunan anggaran berbasis kinerja bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi pengalokasian sumber daya dan efektivitas
penggunaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sehingga dengan adanya anggaran berbasis kinerja
tersebut diharapkan anggaran dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat mendukung peningkatan
transparansi dan akuntabilitas manajemen sektor publik. Selain itu, anggaran berbasis kinerja memfokuskan pemanfaatan anggaran untuk perbaikan kinerja
organisasi yang berpedoman pada prinsip value for money.
2.1.4 Penerapan Anggaran Berbais Kinerja
Anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. APBD ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Universitas Sumatera Utara
21
APBD terdiri atas : 1. Anggaran pendapatan, terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah PAD, yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan
penerimaan lain – lain.
b. Bagian dana perimbangan, yang meliputi dana bagi hasil, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK.
c. Lain – lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana
darurat. 2. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan
tugas pemerintah di daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun
– tahun anggaran berikutnya.
Fungsi anggaran pendapatan dan belanja daerah : 1. Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar
untuk merealisasi pendapatan, dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa dianggarkan pada APBD sebuah kegiatan tidak memiliki
kekuatan untuk dilaksanakan. 2. Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
22
3. Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
penyelenggaraan pemerintah daerah. 4. Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus
diarahkan untuk
menciptakan lapangan
kerja, mengurangi
pengangguran, dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektivitas perekonomian daerah.
5. Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan – kebijakan dalam
penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasi memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah. Anggaran
berbasis kinerja
Performance Based
Budgeting merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan
berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi Bastian, 2006:171. Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan pada
konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan anggaran kinerja disusun untuk mencoba mengatasi berbagai kelemahan yang
terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan public Mardiasmo, 2002:84. Anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja
Universitas Sumatera Utara
23
akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya
perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang Bastian, 2006:275.
Mardiasmo 2004 menyatakan bahwa anggaran sektor publik pemerintahan terutama sangat penting karena :
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi menjamin kesinambungan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 2. Adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak terbatas dan
terus berkembang sedangkan sumbernya yang ada terbatas. 3. Untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab
terhadap rakyat. Anggaran kinerja adalah sistem anggaran yang lebih menekankan
pada pendayagunaan dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal. Penjelasan PP Nomor 15 Tahun 2008 pasal 8 yaitu anggaran dengan
pendekatan kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang ditetapkan. Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Suatu anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil karya output dari perencanaan alokasi biaya input yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Output keluaran menunjukkan produk barangjasa yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan masukan input yang
digunakan. 3. Input masukan adalah besarnya daya, sumber daya manusia,
material, waktu dan teknologi yang digunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan sesuai dengan masukan input yang digunakan.
4. Kinerja ditunjukkan oleh hubungan input masukan dengan output keluaran.
Penerapan anggaran berbasis kinerja di era New Public Management ditandai dengan pelaksanaan prinsip
– prinsip good government dalam segala bidang. Di bidang keuangan sektor publik, sistem manajemen kauangan yang
baik dan mampu mewujudkan prinsip – prinsip good government, termasuk
didalamnya sistem perencanaan dan pelaksanaan anggaran. Transparansi dalam proses persiapan anggaran dan akuntabilitas dan manajemen keuangan
pemerintah, tentunya akan menunjang penggalian, pengalokasian serta penggunaan sumber
– sumber ekonomi secara bertanggungjawab. Penerapan anggaran berbasis kinerja diatur dalam Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 dan diubah lagi dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Dalam peraturan ini,
disebutkan tentang penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD. Adanya RKA-SKPD ini berarti telah
terpenuhinya kebutuhan tentang anggaran berbasis kinerja dan akuntabilitas. Dimana anggaran berbasis kinerja menuntut adanya output optimal atau
Universitas Sumatera Utara
25
pengeluaran yang dialokasikan sehingga setiap pengeluaran harus berorientasi atau bersifat ekonomi, efisien, dan efektif.
Transparansi adalah keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran pemerintah, hal tersebut memberi arti
bahwa anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran
mulai perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan harus benar – benar dapat
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut,
tetapi juga berhak menutut pertanggungjawaban atas rencana maupun pelaksanaan anggaran tersebut.
Dalam penerapan anggaran berbasis kinerja, lima komponen pokok yang harus bekerja dengan baik, yaitu :
1. Satuan kerja Sebagai penanggungjawab pelaksana kegiatan untuk mencapai output
yang diharapkan dari kegiatan atau subkegiatan. 2. Kegiatan
Serangkaian tindakan yang akan dilaksanakan satuan kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk menghasilkan output yang
ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
26
3. Outputkeluaran Merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan satuan kerja.
4. Standar biaya Perhitungan biaya input dan biaya output didasarkan pada standar
biaya yang telah ditetapkan, baik yang bersifat umum maupun khusus. 5. Jenis belanja
Setiap rencana belanja harus dibebankan pada jenis belanja sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Untuk dapat menerapkan anggaran berbasis kinerja diperlukan langkah
– langkah pokok sebagai berikut : 1. Penyusunan
rencana strategi,
yang mencakup
pertanggungjawabanpelaksanaan program. 2. Sinkronisasi, yakni sinkronisasi program dan kegiatansubkegiatan.
Langkah ini dimaksudkan untuk : a. Menata alur keterkaitan antara subkegiatan, kegiatan dan program
terhadap kebijakan yang melandasi. b. Memastikan bahwa kegiatansubkegiatan yang diusulkan benar
– benar akan menghasilkan output yang mendukung pencapaian
sasarankinerja program. c. Memastikan bahwa sasarankinerja program akan mendukung
pencapaian tujuan kebijakan. d. Memastikan keterkaitan program dengan RPJM.
Universitas Sumatera Utara
27
3. Penyusunan kerangka acuan, yang menguraikan dengan jelas bagaimana program dan isinya terkait dengan upaya mencapai tujuan
kebijakan yang
melandasinya. Kerangka
acuan harus
menggambarkan : a. Uraian mengenai pengertian kegiatan dan mengapa kegiatan perlu
dilaksanakan dalam hubungan dengan tugas pokok dan fungsi. b. Satuan kerjapersonil yang bertanggungjawab melaksanakan
kegiatan untuk mencapai output dan siapa sasaran yang akan menerima layanan dari kegiatan.
c. Rincian pendekatanmetodologi dan jangka waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Uraian singkat mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan serta melengkapi dengan uraian alur pikir keterkaitan antara
kegiatansubkegiatan. e. Data input sumber daya yang diperlukan, terutama perkiraan
biayanya. f. Sistem monitoring, evaluasi hasilkeluaran dari pelaksanaan
kegiatan. 4. Perumusanpenerapan indikator kinerja
Indikator kinerja adalah bagian penting dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja. Indikator
kinerja merupakan
performance commitment yang dijadikan dasar atau kriteria penilaian kinerja
Universitas Sumatera Utara
28
instansi pemerintah. Ukuran penilaian didasarkan pada indikator sebagai berikut :
a. Masukan input yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besaran sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu,
teknologi dan sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan program dan atau kegiatansubkegiatan.
b. Keluaran output yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan produk barangjasa
yang dihasilkan
dari program
atau kegiatansubkegiatan sesuai dengan masukan yang digunakan.
c. Hasil outcome yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai berdasarkan keluaran program dan
atau kegiatansubkegiatan yang sudah dilaksanakan. d. Manfaat benefit yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat
kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah.
e. Dampak impact yaitu tolak ukur berdasarkan dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai dari manfaat.
Adapun ilustrasi dari pengukuran indikator kinerja sebagai berikut :
Tabel 2.1 Pengukuran Indikator Kinerja
Sektor Input
Output Outcome
Benefit Impact
Administrasi umum
Jumlah staf
Jumlah kertas kerja
Keputusan yang lebih
baik Terbuka untuk
didiskusikan Stabilitas
administrasi umum secara
makro
Universitas Sumatera Utara
29
Pendidikan Rasio guru
dan siswa Tingkat nilai
yang didapat Tingkat
literasi yang lebih baik
Memberikan ruang yang
lebih luas bagi siswa untuk
berekspresi Memberantas
kebodohan dan
kemiskinan
Hukum Anggaran
Kasus yang ada
Tingkat kasasi yang
rendah Bantuan bagi
terdakwa yang miskin
Jumlah kasus yang ada
berkurang
Polisi Jumlah
kendaraan polisi
Jumlah penangkapan
Penurunan tingkat
kriminalitas Penghormatan
kepada hak –
hak warga Mengurangi
angka prilaku kejahatan
Kesehatan Rasio
perawat dan
penduduk Jumlah
vaksinasi Morbiditas
lebih rendah Penanganan
yang tidak pandang bulu
Stabilitas kesehatan
secara makro
Sosial Jumlah
pekerja sosial
Jumlah anggota
masyarakat yang dibantu
Berkurangnya tuna sosial
Perlakuan yang
bermartabat kepada tuna
sosial Jumlah
pekerja sosial meningkat
5. Pengukuran kinerjaakuntabilitas kinerja Anggaran berbasis kinerja perlu didukung oleh akuntabilitas kinerja
yang menunjukkan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas keberhasilan atau kegagalan pengelolaan dan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang dilakukan secara periodik diukur dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya. Agar akuntabilitas kinerja dapat berjalan dengan baik diperlukan sistem pengukuran kinerja dan sistem pengelolaan kinerja
yang dapat bekerja secara sinergis. 6. Pelaporan kinerja
Langkah akhir
dari anggaran
berbasis kinerja
adalah pertanggungjawaban kinerja yang dituangkan dalam laporan
Universitas Sumatera Utara
30
akuntabilitas kinerja yang disusun secara jujur, objektif dan transparan. Laporan akuntabilitas kinerja menguraikan tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta berguna sebagai bahan evaluasi atau
umpan balik bagi pihak – pihak yang bersangkutan.
2.1.5 Penerapan Belanja Daerah Berbasis Kinerja