Jenis Penelitian Jenis dan Sumber Data Tempat dan Waktu Penelitian Analisis Deskriptif

38 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Desain Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar varibel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya yaitu hubungan sebab akibat. Dalam Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh kebijakan penyusunan anggaran, penerapan anggaran dan belanja daerah berbasis kinerja terhadap akuntabilitas instansi pemerintah di Kabupaten Asahan.

3.2 Definisi Operasional

Menurut Jogiyanto 2010 “defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek perusahaan kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset. Variabel independen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi terikat, karena adanya variabel beb as”. Berdasarkan desain penelitian asosiatif kausal yang merupakan desain penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variable dependen, maka variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.2.1 Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja, penerapan anggaran berbasis kinerja, dan belanja daerah berbasis kinerja. Universitas Sumatera Utara 39

A. Kebijakan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja

Penyusunan anggaran berbasis kinerja bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi dan pengalokasian sumber daya dan efektivitas penggunaannya sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oelh pemerintah daerah sehingga dengan adanya anggaran berbasis kinerja tersebut diharapkan anggaran dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat mendukung peningkatan transparansi dan akuntabilitas manajemen sektor publik. Selain itu, anggaran berbasis kinerja memfokuskan pemanfaatan anggaran untuk perbaikan kinerja organisasi yang berpedoman pada prinsip value for money.

B. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Penerapan anggaran berbasis kinerja di Indonesia mempunyai tantangan yang tidak ringan karena berubahnya sistem penganggaran. Tantangan yang lebih berat adalah mengubah mind set tidak hanya pada lingkungan pemerintah eksekutif, tetapi juga Dewan Perwakilan Rakyat DPR sebagai lembaga legislatif. Reformasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah mengakibatkan perubahan struktur anggaran dan perubahan proses penyusunan APBD untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik. Bentuk reformasi anggaran dalam upaya memperbaiki proses penganggaran adalah penerapan anggaran berbasis kinerja. Universitas Sumatera Utara 40

C. Penerapan Belanja daerah Berbasis Kinerja

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan dalam satu tahun anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan semua penerimaan daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas merupakan kewajiban dari individu – individu penguasa yang dipercaya mengelola sumber – sumber daya publik untuk mempertanggungjawabkan berbagai hal menyangkut fiskal, manajerial dan program. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilankegagalan Universitas Sumatera Utara 41 pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Tabel 3.1 Definisi Operasional Jenis Variabel Nama Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Independen Kebijakan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Merupakan tata cara atau tahapan yang dilakukan untuk membentuk sebuah anggaran yang berlandaskan kinerja setiap individu yang bersangkutan dalam penyusunan anggaran tersebut. Variabel ini diukur dengan melihat 1 penyusunan rencana kerja pemerintah daerah; 2 penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran; 3 penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara; 4 penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD; 5 penyusunan rancangan perda APBD; dan 6 penetapan APBD. Interval Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Penganggaran Berbasis Kinerja PBK merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan Variabel ini diukur dengan melihat program, output, input, Interval Universitas Sumatera Utara 42 keterkaitan antara pendanaan dengan outputkeluaran dan outcomehasil yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Modul Keuangan Negara, 2008 : 15 kinerja individu dan jenis belanja. Penerapan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Belanja daerah merupakan realisasi belanja yang tertuang dalam APBD pemerintah daerah yang diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan. Variabel ini diukur dengan melihat program, output, input, kinerja individu dan jenis belanja. Interval Depeden Akuntabilita s Kinerja Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawab kan keberhasilankegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Variable ini diukur dengan melihat rencana strategis, rencana kinerja, kesepakatan kinerja, laporan akuntabilitas, penilaian sendiri, penilaian kinerja, dan kendali manajemen. Interval Universitas Sumatera Utara 43

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Erlina 2011:81 populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah seluruh staf Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK-SKPD dari 40 SKPD di Kabupaten Asahan sebagai unit analisis, sehingga dapat dijadikan sebagai responden untuk melakukan pencarian data secara primer. 3.3.2 Sampel Menurut Erlina 2011:82 sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah staf Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK-SKPD di Kabupaten Asahan sebanyak 2 orang untuk setiap SKPD. Oleh karena populasi memiliki karakteristik tugas pokok dan fungsi maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu, kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan judgment atas berdasarkan kuota tertentu. Responden dalam penelitian ini adalah staf PPK-SKPD di Pemerintahan Kabupaten Asahan. Berikut merupakan rincian data responden penelitian : Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 3.2 Data Responden Penelitian No. Nama SKPDEntitas Akuntansi 1. Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Asahan 2. Bagian Hukum Kabupaten Asahan 3. Bagian Kesejahteraan Sosial Kabupaten Asahan 4. Bagian Ekonomi Kabupaten Asahan 5. Bagian Pembangunan Kabupaten Asahan 6. Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Asahan 7. Bagian Organisasi dan Tata Laksana Kabupaten Asahan 8. Bagian Umum Kabupaten Asahan 9. Dinas Pendapatan Kabupaten Asahan 10. Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan 11. Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan 12. Dinas koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Asahan 13. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Asahan 14. Dinas Perhubungan Kabupaten Asahan 15. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Asahan 16. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan 17. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Asahan 18. Dinas Pertanian Kabupaten Asahan 19. Dinas Peternakan Kabupaten Asahan 20. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Kabupaten Asahan 21. Dinas Sosial Kabupaten Asahan 22. Dinas Tata Kota Kabupaten Asahan 23. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asahan 24. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asahan 25. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan 26. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Asahan 27. Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan 28. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Kabupaten Asahan 29. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Asahan 30. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kabupaten Asahan 31. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Asahan 32. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asahan 33. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Asahan 34. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan 35. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Asahan 36. Inspektorat Kabupaten Asahan 37. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Asahan Universitas Sumatera Utara 45 38. RSUD H. Abdul Manan Simatupang Kabupaten Asahan 39. Sekretaris DPRD Kabupaten Asahan 40. Sekretaris Korpri Kabupaten Asahan Adapun langkah-langkah pengambilan sampel dan penyebaran kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner dikirim ke seluruh anggota populasi yang menjadi responden. 2. Setelah satu minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan melakukan pengolahan data jika jumlah kuesioner yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi maka akan dicoba lagi untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner. Penjelasan atau dasar hitung kuesioner sudah dapat diolah jika jumlah kuesioner yang terkumpul sudah lebih dari 30 yaitu jika sampel yang ingin diteliti di bawah 100 maka sebaiknya diambil semua. Namun, jika penelitian dengan total populasi pegawai yang jumlahnya di atas 100 orang, misalkan 110 orang, maka nilai n = 30 batas minimal dijadikan untuk uji coba instrumen, sedangkan untuk jumlah sampel yang digunakan bisa menggunakan cara perhitungan sampel Rumus Slovin atau seluruh populasi yang berjumlah 110 orang tersebut bisa digunakan seluruhnya. Universitas Sumatera Utara 46

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data primer yang dibutuhkan dapat dari sumber asli atau tanpa perantara. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden, yaitu staf PPK-SKPD. Instrumen dalam kuesioner merupakan replikasi dari penelitian terdahulu. Asep Ginanjar Priatna, 2010, Indriana Damaianti, 2014, Robinson, 2006, dan Geisella Br Barus, 2013 dan Haspiarti, 2012.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Pemerintah Kabupaten Asahan dengan memberikan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel pada wilayah tersebut.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik kuesioner yaitu memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab yang kemudian dikumpulkan. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, oleh karena itu bentuk pertanyaan tertutup untuk pengukuran responden. Kuesioner ini menghasilkan data interval dengan menggunakan skala Likert dengan penilaian rentang skor dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu 1 sampai 5 terhadap tingkat setuju atau ketidaksetujuan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial. Universitas Sumatera Utara 47

3.6.1 Analisis Deskriptif

Statistik ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai responden yang menunjukkan tingkat pendidikan, dan lamanya bekerja. Sedangkan analisis ini berguna untuk memberikan deskriptif tentang variabel- variabel penelitian yang digunakan.

3.6.2 Uji Kualitas Datas

3.6.2.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya Ancok, 1998 : 120.. Faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain kepatuhan responden mengikuti petunjuk pengisian kuosioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi kuesioner Hakim : 1999 dalam widyastuti : 2000. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut : 1 Jika r hitung positif dan r hitung r tabel , maka butir pertanyaan tersebut valid 2 Jika r hitung negatif atau r hitung r tabel , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid 3 r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Corelation Nilai r tabel dapat diperoleh melalui df degree of freedom = n-k, dimana : Universitas Sumatera Utara 48 n = Jumlah responden k = merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variable

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Riyadi 2000 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,5 Nunnally, 1967 : 120. Langkah-langkah melakukan uji reliabilitas terhadap suatu konstruk variabel sama dengan melakukan uji validitas. Output SPSS untuk uji reliabilitas akan dihasilkan secara bersama-sama dengan hasil uji validitas.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang dilakukan untuk analisis linear regresi yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, diperlukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari : uji normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.

3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi Universitas Sumatera Utara 49 normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan dengan kriteria sebagai berikut : 1 Nilai sig atau signifikan atau profitabilitas 0,05 maka distribusi data dikatakan normal. 2 Nilai sig atau signifikan atau profitabilitas 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan cara : 1 Nilai R 2 pada estimasi model regresi. 2 Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. 3 Menggunakan variance inflation factor VIF dan nilai tolerance. 4 Multikolinieritas terjika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual atau homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara 50 dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan : 1 Titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. 2 Titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. 3 Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar. 4 Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.7 Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memiliki asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

3.7.1 Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linear berganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Persamaan regresi linier berganda yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Keterangan : Y = Akuntabilitas Kinerja X1 = Kebijakan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Universitas Sumatera Utara 51 X2 = Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja X 3 = Penerapan Belanja Daerah Berbasis Kinerja α = Konstanta ε = Error β1, β2, β3 = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

3.7.2 Uji Parsial t-test

Uji parsial t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah : H : b 1, b 2, b 3, = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. H 1 : b 1, b 2, b 3, ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpegaruh terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah : 1 H 1 diterima atau H ditolak apabila t hitung t tabel , pada α = 5 dan nilai probabilitas sebesar 0,05. 2 H 1 ditolak atau H diterima apabila t hitung t tabel , pada α = 5 dan nilai probabilitas sebesar 0,05. Universitas Sumatera Utara 52

3.7.3 Uji Simultan f-test

Uji f dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama –sama terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : H : b 1 , b 2 , b 3 , = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. H 1 : b 1 , b 2 , b 3 , ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah : 1 H 1 diterima atau H apabila F hitung F tabel, pada α = 5 dan nilai probabilitas 0,05. 2 H 1 ditolak atau H apabila F hitung F tabel, pada α = 5 dan nilai probabilitas 0,05.

3.7.4 Adjusted R

2 Pengujian adjusted R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. adjusted R 2 berkisar antara nol sampai dengan 1 0 ≤ adjusted R 2 ≤ 1. Hal ini berarti apabila adjusted R 2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R 2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila Universitas Sumatera Utara 53 adjusted R 2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh staf Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK-SKPD di Kabupaten Asahan. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah staf Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK- SKPD di Kabupaten Asahan. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bertugas di PPK-SKPD Kabupaten Asahan. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 80 kuesioner, dan adapun penyebaran serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 2015 sampai dengan tanggal 4 Agustus 2015. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 kuesioner dan jumlah yang dikembalikan 67 kuesioner. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 67 kuesioner. Gambaran mengenai data sampel ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Sampel Penelitian No Keterangan Kuesioner Jumlah Persentase 1. Kuesioner yang disebar 80 100 2. Kuesioner yang kembali 67 83,8 3. Kuesioner yang tidak kembali 13 16,3 4. Kuesioner yang dapat diolah 67 83,8 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Universitas Sumatera Utara 55

4.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah staf Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah PPK-SKPD di Kabupaten Asahan. Berikut ini deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, masa jabatan, dan pendidikan terakhir. Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 48 71,6 Wanita 19 28,4 Total 67 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sekitar 48 orang atau 71,6 responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 19 orang atau 28,4 berjenis kelamin wanita. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Jabatan Masa Jabatan Jumlah Persentase 5 Tahun 35 52,2 10 Tahun 2 3 5 Tahun 30 44,8 Total 67 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 35 orang atau 52,2 responden bekerja pada masa jabatan kurang dari 5 tahun, sebanyak 30 orang atau 44,8 responden bekerja pada masa jabatan lebih dari 5 tahun, dan hanya 2 orang atau 3 yang bekerja dengan masa jabatan lebih dari 10 tahun. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase S1 65 97 S2 2 3 Total 67 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir yang dimiliki responden terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir S2 hanya berjumlah 2 orang atau 3 , sedangkan responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 65 orang atau 97 .

4.2 Analisis Deskriptif

Pengukuran analisis deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran actual, rata – rata mean dan standar deviasi dari masing – masing variabel yaitu kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja, penerapan anggaran berbasis kinerja, penerapan belanja daerah berbasis kinerja, dan akuntabilitas kinerja disajikan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.5 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Kebijakan Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja 67 24.00 45.00 35.9104 .58811 4.81390 Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja 67 18.00 40.00 32.7164 .48905 4.00305 Penerapan Belanja Daerah Berbasis Kinerja 67 10.00 25.00 19.4776 .32418 2.65352 Akuntabilitas Kinerja 67 20.00 35.00 28.6418 .33874 2.77271 Valid N listwise 67 Sumber : Data primer yang diolah SPSS, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Variabel kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja memiliki jumlah sampel sebanyak 67, dengan nilai minimum sebesar 24,00, nilai maksimum sebesar 45,00, dan nilai rata – rata mean sebesar 35,9104 dengan standard error sebesar 0,58811 dan standar deviasi sebesar 4,81390. 2. Variabel penerapan anggaran berbasis kinerja memiliki jumlah sampel sebanyak 67, dengan nilai minimum sebesar 18,00, nilai maksimum sebesar 40,00, dan nilai rata – rata mean sebesar 32,7164 dengan standard error sebesar 0,48905 dan standar deviasi sebesar 4,00305. 3. Variabel penerapan belanja daerah berbasis kinerja memiliki jumlah sampel sebanyak 67, dengan nilai minimum sebesar 10,00, nilai maksimum sebesar 25,00, dan nilai rata – rata mean sebesar Universitas Sumatera Utara 58 19,4776 dengan standard error sebesar 0,32418 dan standar deviasi sebesar 2,65352. 4. Variabel akuntabilitas kinerja memiliki jumlah sampel sebanyak 67, dengan nilai minimum sebesar 20,00, nilai maksimum sebesar 35,00, dan nilai rata – rata mean sebesar 28,6418 dengan standard error sebesar 0,33874 dan standar deviasi sebesar 2,77271.

4.3 Uji Kualitas Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

1 8 15

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 9

PENUTUP PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG.

0 3 67

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH.

8 37 52

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014.

0 0 23

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

0 1 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Akuntabilitas Kinerja - Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasu

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

0 0 9

Pengaruh kebijakan Penyusunan Anggaran, Penerapan Anggaran dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Asahan)

0 5 12