Epidemiologi dan Prevalensi TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trauma

Trauma berasal dari kata Yunani yang berarti luka. Pengertian luka adalah cedera yang serius pada tubuh, sering timbul dari kekerasan atau kecelakaan, atau kejadian yang menyebabkan kecacatan. Trauma dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan memerlukan suatu pengambilan keputusan perawatan dengan segera serta melakukan keterampilan perawatan yang akan mempengaruhi prognosa dari gigi tersebut. The American Trauma Society mendefinisikan trauma sebagai suatu cedera yang disebabkan oleh tekanan fisik. Trauma dapat disebabkan karena kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, tenggelam, tembakan, luka bakar, penusukan atau serangan dari benda tumpul. 10,11

2.1.1 Trauma Gigi

Trauma gigi adalah trauma yang terjadi pada mulut dan gigi, termasuk struktur mulut, seperti lidah, bibir dan pipi, merupakan cedera aksidental yang terjadi pada masa bayi, anak, remaja serta dewasa. 12,13

2.2 Epidemiologi dan Prevalensi

Kasus trauma gigi masih terabaikan, walaupun prevalensi kasus ini cukup tinggi, serta dampaknya yang sangat signifikan terhadap individu dan masyarakat. Disamping itu penurunan yang luar biasa dari prevalensi dan keparahan dari karies gigi pada kalangan anak dibeberapa negara maju, tetapi kasus trauma gigi cenderung meningkat. Melihat kecenderungan itu beberapa negara memberikan perhatian khusus pada penanganan kasus trauma gigi. 2 Distribusi kejadian pada trauma gigi bervariasi diberbagai periode kehidupan. Distribusi ini bervariasi tergantung pada lokasi, tingkat sosial ekonomi, kebiasaan dan kultur serta tergantung dengan metode dan klasifikasi yang digunakan dalam suatu Universitas Sumatera Utara penelitian prevalensi dan insiden. Hal ini berkaitan dengan beragam aktivitas sosial, olah raga dan berbagai aktivitas kebudayan yang menyebabkan terjadinya trauma gigi, bahkan di Australia terdapat perbedaan yang signifikan antar komunitas. 6 Trauma gigi yang paling sering terjadi pada gigi sulung antara usia 2-4 tahun serta pada gigi permanen 8-10 tahun. 14 Kecelakaan di dalam dan di sekitar rumah serta sekolah adalah penyebab utama dari trauma gigi dengan kondisi injuri yang berbeda-beda seperti fraktur sederhana sampai kehilangan gigi. Berbagai penelitian telah memastikan bahwa prevalensi trauma gigi, lebih tinggi pada pasien yang memiliki nilai overjet insisivus, overbite, open bite yang besar serta pada pasien kelas II divisi 1. 15 Baghdadi et.al, melaporkan prevalensi trauma gigi anak di Baghdad pada usia 6-12 tahun sebesar 7,7. Al-Sayyab melaporkan trauma gigi anterior di daerah pedesaan Irak pada anak usia 2-13 tahun sebesar 15,3 dan Al-Hayadi melaporkan prevalensi trauma gigi pada usia 4-15 tahun sebesar 29,6 di wilayah pusat Irak. 15 Insidensi trauma gigi pada usia antara 0-19 tahun di Swedia adalah 13,2 per 1000 orang dalam satu tahun. Sebanyak 14 tercatat sebagai complicated Traumatic Dental Injury TDI pada gigi permanen dengan trauma pada pulpa atau ligamen periodontal. 8 Kejadian trauma berdasarkan jenis kelamin berbeda disetiap negara, namun secara umum ditemukan bahwa anak laki-laki cenderung dua kali lebih besar dibandingkan anak perempuan. 2 Penelitian Noori dan Al-Obaidi melaporkan hal yang berbeda bahwa 50,8 trauma gigi terjadi pada anak laki-laki dan 49,2 tejadi pada anak perempuan pada usia 6-13 tahun. 15 Jokic melaporkan dari 447 pasien berusia 6- 25 tahun pada periode 2001-2006 terjadi trauma gigi pada anak laki-laki 56,2 dan 43,8 pada anak perempuan. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki lebih agresif dalam melakukan aktifitas olahraga dan kebiasaan atau permainan mereka lebih menantang, berbahaya dan berisiko tinggi. 14 Berdasarkan gigi geligi yang terlibat dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa kebanyakan trauma hanya melibatkan satu gigi permanen dan gigi yang paling sering terkena adalah gigi insisivus sentralis maksila namun terdapat kemungkinan Universitas Sumatera Utara trauma mengenai trauma lebih dari satu gigi. Noori dan Al-Obaidi melaporkan bahwa insisivus sentralis maksila merupakan gigi yang paling sering terkena trauma gigi diikuti gigi insisivus sentralis mandibula dan gigi insisivus lateralis maksila. Gigi geligi anterior disebelah kanan pada maksila lebih sering terkena dibandingkan dengan gigi disebelah kiri. 15 Ingel et.al, melaporkan bahwa dari 600 anak sekolah pada usia 11-13 tahun di Chenai, insisivus sentralis maksila merupakan gigi yang paling sering fraktur 72,2, insisivus lateralis maksila 12,7, insisivus sentralis mandibula 7,6, kaninus maksila 5,1, insisivus lateralis mandibula 1,3, kaninus mandibula 1,3. 16 Hal di atas merupakan hal yang wajar mengingat gigi insisivus sentralis maksila merupakan gigi yang paling protrusif, sehingga gigi tersebut mudah terkena berbagai objek, gigi yang pertama kali terbentur ketika jatuh dan gigi insisivus permanen maksila merupakan gigi yang pertama kali erupsi pada usia 6-7 tahun, dan gigi tersebut telah ada sejak anak mulai bermain atau melakukan aktifitas di sekolah. Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan usia dan jenis kelamin pada Sekolah Dasar di Kota Sulaimani, Irak 15 Tabel 2. Distribusi trauma gigi berdasarkan jenis dan regio gigi pada Sekolah Dasar Kota Sulaimani, Irak 15 Kelompok usia Jenis kelamin Laki-Laki, n Perempuan, n Total, n 6-7 641 16 684 17 1325 33 8-9 630 15.7 623 15.5 1253 31.2 10-11 594 14.8 555 13.8 1149 28.6 12-13 175 4.4 113 2.8 288 7.2 Total 2040 50.8 1975 49.2 4015 100 Posisi Kanan Kiri Total Kaninus Insisivus Lateralis Insisivus Sentralis Insisivus Sentralis Insisivus Lateralis Kaninus Maksila 1 0.3 3 0.9 165 49.1 131 39 11 3.3 3 0.9 314 93.5 Mandibula 1 0.3 3 0.9 6 1.8 11 3.3 1 0.3 0 0 93 38.3 Total 179 53.3 157 46.7 336 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Distribusi trauma gigi berdasarkan jenis dan regio gigi di kota Maduravoyal, Chennai India 16

2.3 Etiologi