Pematokan dan Pembentukan Lahan

45 a b Gambar 8. Kondisi existing taman sudut bagian depan cluster a dan pekerjaan pembersihan lahan pada taman sudut b

4.6.3 Pematokan dan Pembentukan Lahan

Setelah lahan yang akan ditanam selesai dibersihkan dari rumput, sampah, batu, dan puing bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pematokan. Sebelum melakukan pematokan, dilakukan pengukuran lahan terlebih dahulu. Pekerjaan pengukuran lahan bertujuan untuk memeriksa kesesuaian luasan area yang akan dikerjakan dengan gambar kerja. Hasil pengukuran yang berbeda dapat menyebabkan perubahan kebutuhan material untuk tahap pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pematokan bertujuan untuk mendapatkan titik-titik tanam pohon dan pola penanaman semak serta sebagai batas area dalam pembuatan kontur. Alat yang digunakan berupa rol meter, tali rafia, dan patok bambu yang ditancapkan pada batas-batas dan titik-titik yang telah ditentukan. Pematokan ini harus benar- benar diperhatikan karena terkait dengan jarak tanam antar tanaman. Jarak tanaman yang terlalu rapat dapat menyebabkan tanaman, khususnya pohon, tumbuh tidak optimal. Sedangkan jarak tanam yang terlalu renggang menimbulkan kesan yang gersang dan kurang asri. Titik tanam ditentukan melalui penentuan titik acuan sebagai dasar untuk mengukur jarak ke titik tanam. Setelah pengukuran dan pematokan lahan selesai dilakukan, kemudian lahan dibentuk sesuai dengan design pada gambar kerja. Pekerjaan pembentukan lahan ini antara lain adalah pembuatan konturlevel, perataan tanah, dan pemadatan tanah. Proses pembentukan konturlevel dilakukan pada beberapa bagian dari lanskap cluster ini, yaitu neighborhood park dan taman sudut. Proses 46 pembuatan kontur ini dilakukan dengan teknik cut and fill. Tanah di cluster ini cukup subur sehingga dijadikan sebagai tanah urugan di area lain. Proses cut and fill dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mengunakan cangkul, sekop, dan garpu Gambar 9. Tanah yang di-cut kemudian diletakkan di mobil pick-up untuk dibawa ke area yang membutuhkan untuk urugan. Proses fill dilakukan dengan mengurug tanah subur ke tapak. Sebelumnya, lahan harus bersih dari batu, sampah, dan puing bangunan, karena dapat mengganggu pertumbuhan akar di dalam tanah. Setelah proses cut and fill selesai dilakukan, kemudian tanah dipadatkan. Pada median jalan, taman segitiga dan welcome area, tidak terdapat bentukan kontur sehingga pembentukan lahan di area ini hanya dilakukan melalui pemadatan dan perataan tanah. Proses pembentukan lahan ini tidak dilakukan dengan menggunakan alat berat dikarenakan area yang dikerjakan tidak begitu luas. Luas taman-taman yang dikerjakan di area ini hanya berkisar antara 200-1500m 2 . a b Gambar 9. Proses cut and fill taman sudut a dan pemadatan tanah b 47

4.6.4 Penanaman Pohon