6 4. Adanya taman dan tempat rekreasi dari suatu kelompok rumah yang
berdekatan. 5. Adanya berbagai fasilitas pendukung permukiman seperti tempat olah raga,
taman dan pertokoan. Sarana dan prasarana rekreasi yang ada dalam kawasan permukiman
setidaknya mampu mendukung akfifitas rekreasi yang dibutuhkan oleh penghuninya. Rekreasi tidak hanya untuk bentuk aktifitas yang menyenangkan,
tetapi juga untuk memperkaya, memperluas dan mengembangkan kemampuan seseorang untu sesuatu yang baru dan yang lebih memuaskan Nurisjah dan
Pramukanto, 1995.
2.3. Perencanaan Lanskap
Perencanaan lanskap adalah suatu perencanaan yang berpijak kuat pada dasar ilmu lingkunganekologi dan pengetahuan alam yang bergerak dalam
kegiatan penilaian atas lahan yang luas, dalam mencari ketepatan tata guna lahan di masa mendatang Rachman,1984. Perencanaan merupakan suatu proses yang
dinamis, saling terkait dan saling menunjang Gold, 1980. Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut
Simonds dan Starke 2006 terdiri dari Commission, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commission adalah tahap dimana klien
menyatakan keinginankebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulaninventarisasi
data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi, dan kendala serta
membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisa perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi
skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap
pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang
mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.
7 Perencanaan lanskap terdiri atas tahapan-tahapan proses yang saling
menyambung, dimulai dari survei sumber-sumber yang telah ada seperti keadaan Lanskap, manusia dan aktifitas pekerjaan dalam masyarakat. Perencanaan yang
baik tidak dimulai dari suatu pemikiran yang abstrak dan rencana yang dipaksakan, tetapi harus dimulai dengan pengetahuan akan kondisi awal tapak
dengan segala kemungkinannya Munford dalam Simonds,1983, Lynch 1981 menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai
dengan pemahaman terhadap orang-orang yang akan menggunakan tapak, mengenai peran yang akan mereka jalankan. Pemahaman ini berguna untuk
mengambil keputusan dan kreasi yang diciptakan pada perencanaan yang dibuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu
proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan di masa mendatang. Simonds dan Starke 2006
menyatakan bahwa ketidakberhasilan suatu rencana dikarenakan kurang mendalamnya penghayatan terhadap tapak atau feel of the land dan kurang
diperhatikannya aspek sosial khususnya pengguna.
2.4. Perancangan Lanskap