7 Perencanaan lanskap terdiri atas tahapan-tahapan proses yang saling
menyambung, dimulai dari survei sumber-sumber yang telah ada seperti keadaan Lanskap, manusia dan aktifitas pekerjaan dalam masyarakat. Perencanaan yang
baik tidak dimulai dari suatu pemikiran yang abstrak dan rencana yang dipaksakan, tetapi harus dimulai dengan pengetahuan akan kondisi awal tapak
dengan segala kemungkinannya Munford dalam Simonds,1983, Lynch 1981 menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai
dengan pemahaman terhadap orang-orang yang akan menggunakan tapak, mengenai peran yang akan mereka jalankan. Pemahaman ini berguna untuk
mengambil keputusan dan kreasi yang diciptakan pada perencanaan yang dibuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu
proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan di masa mendatang. Simonds dan Starke 2006
menyatakan bahwa ketidakberhasilan suatu rencana dikarenakan kurang mendalamnya penghayatan terhadap tapak atau feel of the land dan kurang
diperhatikannya aspek sosial khususnya pengguna.
2.4. Perancangan Lanskap
Rachman 1984 menyatakan bahwa perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa dengan mengakomodasikan elemen Lanskap
alami dan non-alami serta segenap kegiatan yang ada di dalamnya agar tetap tercipta suatu karya tata ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara
estetika bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia sebagai makhluk hidup lain di dalamnya. Perancangan merupakan
kegiatan pengaturan komposisi vertikal horizontal, tata bentuk, tata warna, tata tekstur, tata aroma dan tata gerak, pengaturan tata fungsi, tata bahan, tata
penggambaran dan perhitungan konstruksi, biaya, ketentuan spesifikasi dan uraian teknis serta pemilihan bahan tanaman dan bangunan.
Simonds dan Starke 2006 menyatakan bahwa terdapat sebuah prinsip yang biasa digunakan dalam merancang sebuah lanskap, yaitu dengan
mengeliminasi elemen yang buruk dan menonjolkan elemen-elemen yang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan
8 sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang
harmonis. Untuk mendapatkan hasil rancangan yang baik, maka dalam kegiatan
perancangan harus berpedoman kepada prinsip perancangan yang terdiri dari kesatuan unity, keseimbangan balance dan penekanan emphasize. Kesatuan
dapat diciptakan melalui pengulangan bentuk, penggunaan modul dan grid serta adanya tema. Keseimbangan diciptakan melalui pengulangan bentuk secara
simetri, asimetri maupun radial. Penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan letak dan kontras terhadap elemen serta variasi dalam ukuran dan jumlah elemen.
Menurut Rachman 1984, tema merupakan unsur penyatu, gradasi sebagai pencipta variasi lembut, kontras sebagai pencipta variasi semarak dan kontrol
sebagai unsur penyeimbang. Elemen-elemen perancangan harus diperhatikan untuk mewujudkan suatu
rancangan yang lengkap agar tercapai suatu komposisi yang serasi dan ideal dalam rancangan yang diinginkan. Elemen-elemen perancangan tersebut adalah
bentuk, skala, tekstur dan warna. Bentuk merupakan elemen perancangan yang memberikan kesan statis, stabil, labil, formal, informal, dan lain-lain. Skala dapat
menunjukkan perbandingan antara ruang dengan elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan jarak pandang penglihatan. Tekstur berfungsi untuk memberikan
suatu kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual. Warna berperan dalam memperjelas suatu objek, memberi kesan pada bentuk dan bahannya
Hakim, 1987.
2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap