Aspek Pengelolaan Daerah Penangkapan Ikan

40 didasarkan pada tujuan sosial dan melalui penggunaan kebijakan serta perangkat birokrasi yang sesuai Charles 2001. Perikanan tangkap merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup penangkapanpengumpulan hewan dan tanaman air yang hidup di laut secara bebas. Pengembangan usaha perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan melalui penerapan teknologi yang lebih baik. Terdapat beberapa aspek yang berpengaruh dalam kegiatan perikanan tangkap untuk dikembangkan di suatu kawasan konservasi, antara lain: 1 aspek biologi, berhubungan dengan sediaan sumber daya ikan, penyebarannya, komposisi ukuran hasil tangkapan dan spesies, 2 aspek teknis, berhubungan dengan unit penangkapan, jumlah kapal, fasilitas penanganan di kapal, fasilitas pendaratan dan fasilitas penanganan ikan di darat, 3 aspek sosial, berkaitan dengan kelembagaan dan tenaga kerja serta dampak usaha terhadap nelayan, dan 4 aspek ekonomi, berkaitan dengan hasil produksi dan pemasaran serta efisiensi biaya operasional yang berdampak kepada pendapatan bagi stakeholders Charles 2001.

3.6 Aspek Pengelolaan Daerah Penangkapan Ikan

Meskipun sumber daya ikan mempunyai sifat dapat pulih tetapi mudah mengalami kemunduran akibat adanya gangguan-gangguan lingkungan termasuk kegiatan penangkapan yang berlebihan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlindungan sumber daya ikan terhadap upaya penangkapan yang lebih harus dilakukan secara seksama, dan dengan selalu mengikuti perkembangan tingkat eksploitasi dari sumber daya ikan tersebut. Pengalihan daerah penangkapan ikan perlu dilakukan apabila produksi hasil tangkapan di perairan daerah-daerah penangkapan tersebut telah melebihi 41 potensi lestari, untuk itu diperlukan daerah penangkapan baru yang belum terjangkau banyak oleh nelayan. Pemanfaatan sumber daya ikan yang berkelanjutan menuntut pemanfaatan yang tidak melebihi ambang batas dari daya replika dan reproduksi dari sumber daya ikan dalam periode waktu tertentu. Oleh karena itu, laju pemanfaatan sumber daya ikan tidak boleh lebih dari ambang pulih potensi lestari. Dalam bidang perikanan tangkap, pedoman tingkat penangkapan suatu stok ikan tidak boleh melebihi 80 dari nilai MSY. Menurut DKP 2003b, konsep dasar program sistem intensif CCRF adalah: 1 Pemeliharaan dan perlindungan ekosistem perairan. 2 Pengembangan organisasi, manajemen, dan kelembagaan. 3 Pengembangan teknologi alat penangkap ikan yang selektif dan ramah lingkungan. 4 Peningkatan pemahaman terhadap penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan. 5 Peningkatan mutu hasil perikanan. 6 Peningkatan keselamatan dan keamanan aktifitas penangkapan ikan. 7 Integrasi perikanan tangkap dengan pengelolaan kawasan pesisir. Menurut DKP 2003b, dalam pemanfaatan sumber daya ikan yang bertanggung jawab responsible fisheries harus mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian precautionary approach baik dalam pengelolaan, penelitian, teknologi, dan introduksi spesies. Dalam pendekatan kehati-hatian ini perhitungan ketidakpastian dalam sistem perikanan dan kebutuhan mengambil tindakan dengan pengetahuan yang terbatas. Maksud diberlakukannya CCRF dalam sub sektor perikanan tangkap adalah untuk menjamin konservasi, pengelolaan dan pengembangan efektif sumber daya hayati perairan melalui 42 perlindungan ekosistem dan keragaman hayati. Oleh karena itu harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : 1 Pertimbangan akan kebutuhan generasi mendatang dan menghindari perubahan-perubahan yang secara potensial tidak pulih. 2 Identifikasi sebelumnya tentang akibat yang tidak diinginkan dan langkah- langkah yang akan menghindari atau memperbaikinya dengan segera. 3 Setiap langkah-langkah perbaikan yang diperlukan harus mencapai tujuannya segera. 4 Jika dampak yang mungkin timbul dari pemanfaatan sumber daya ikan adalah tidak pasti, maka prioritas harus diberikan pada melestarikan kapasitas produksi dari sumber daya tersebut. 5 Kapasitas pemanenan dan pengolahan harus sepadan dengan tingkat perkiraan lestari sumber daya dan bahwa peningkatan kapasitas harus dipertahankan apabila produktivitas sumber daya sangat tidak pasti. 6 Semua kegiatan penangkapan ikan harus mempunyai otoritas terlebih dahulu dan mengacu pada tinjauan ulang secara berkala. 7 Perlu sebuah kerangka hukum dan kelembagaan yang ditetapkan bagi pengelolaan perikanan. 8 Penempatan yang tepat dari beban bertanggung jawab pembuktian yang memuaskan dengan cara mengikuti syarat-syarat sebelumnya.

3.7 Partisipasi Masyarakat