Analisis Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tangkap

135 Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka Hipotesis yang menyatakan “Pemanfaatan Sumber daya Ikan di Kabupaten Indramayu Tidak Berkelanjutan” ditolak karena hasil analisis secara keseluruhan mulai aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, etika dan kelembagaan menunjukkan pada kategori kurang berkelanjutan.

6.3 Analisis Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tangkap

Untuk melihat tingkat pemanfaatan potensi perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu, penulis mencoba melakukan analisis terhadap penggunaan alat tangkap dengan dua cara. Pertama, menganalisis semua alat tangkap yang mendaratkan ikan di Kabupaten Indramayu, baik yang beroperasi di dalam maupun di luar wilayah perairan Kabupaten Indramayu. Alat tangkap yang dianalisis yang mendaratkan ikan di Kabupaten Indramayu antara lain, yaitu purse seine, jaring insang hanyut, lampara, jaring klitik, pancing, sero, pukat pantai, dan dogol. Kedua, menganalisis alat tangkap yang mendaratkan ikan di Kabupaten Indramayu, dan hanya beroperasi di dalam wilayah perairan Kabupaten Indramayu. Adapun alat tangkap tersebut, yaitu lampara, jaring klitik, pancing, sero, pukat pantai, dan dogol. Dengan demikian, perbedaan analisis ini terdapat pada dimasukan atau tidaknya alat tangkap purse seine dan jaring insang hanyut yang merupakan alat tangkap skala besar. 1 Analisis terhadap seluruh alat tangkap yang beroperasi di dalam dan di luar perairan Kabupaten Indramayu Produksi dari masing-masing alat tangkap berfluktuasi setiap tahunnya, namun memiliki kecenderungan menurun. Meski mengalami tren penurunan, alat tangkap jenis purse seine, gillnet dan lampara masih mendominasi kegiatan penangkapan ikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. Produksi tahun 2004 136 yang dihasilkan oleh ketiga alat tangkap ini berada di atas 10.000 ton, yaitu purse seine 13.931,0 ton, gillnet 15.382,1 ton, dan lampara 11.410,3 ton. Tabel 13 Total produksi aktual tangkapan tahunan seluruh alat tangkap yang beroperasi di dalam dan di luar perairan Kabupaten Indramayu dalam ton Tahun Purse seine Gillnet Lampara Jaring Klitik Pancing Sero Pukat Pantai Dogol 1995 5.229,0 19.569,3 18.258,0 3.928,8 5.810,0 1.683,6 2.926,0 1.634,0 1996 10.283,0 46.022,4 13.582,8 982,2 4.200,7 2.005,6 5.844,3 3.477,0 1997 15.032,8 55.274,4 14.302,8 3.277,0 4.422,6 2.033,2 6.561,1 3.680,0 1998 15.288,0 12.877,5 13.659,1 4.264,0 4.212,6 1.950,4 5.978,7 3.530,0 1999 15.235,5 12.848,9 13.224,5 3.765,8 4.099,2 2.000,7 6.218,6 3.574,5 2000 16.570,1 11.891,0 13.034,7 3.028,6 4.556,0 1.864,0 5.970,6 3.364,4 2001 14.941,1 12.956,7 13.396,0 3.625,5 4.370,0 1.056,0 5.958,5 3.933,4 2002 21.191,1 19.175,1 5.276,5 1.934,8 5.013,0 36,7 3.461,2 3.638,8 2003 11.395,9 15.360,0 10.064,0 6.442,5 3.115,0 2.130,0 6.501,0 4.990,2 2004 13.931,0 15.382,1 11.410,3 5.049,9 2.488,0 2.802,1 5.221,0 2.697,5 Sumber: DKP Jabar dan Kabupaten Indramayu 1995-2004 Masih tingginya produksi ketiga alat tangkap tersebut dikarenakan purse seine, gillnet, dan lampara dijadikan salah satu sasaran dalam meningkatkan jumlah armada pada kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu. Adapun sasaran pembangunan di bidang penangkapan ikan tersebut, yaitu Dinas Perikanan Indramayu, 1995: 1 Menuju pengembangan alat tangkap dan teknik penangkapan yang produktif dengan memasyarakatkan fish finder, dan pengembangan purse seine, lampara serta gillnet. 2 Menuju pengembangan daerah penangkapan lepas pantai dengan dilengkapi alat navigasi GPS Global Positioning System dan SSB Single Side Band serta pengembangan gross tonage. Upaya tersebut merupakan modernisasi penangkapan ikan UMPAN. 3 Pengembangan sarana dan prasarana penangkapan seperti pengembangan motorisasi. 137 4 Peningkatan pelayanan dan keterampilan bagi nelayan. 5 Pengembangan alat tangkap ikan yang kurang produktif menjadi alat tangkap yang produktif. Sementara itu, dari seluruh jenis alat tangkap di atas, produksi dari alat tangkap gillnet telah melampaui angka potensi lestari perikanan Kabupaten Indramayu, yaitu pada tahun 1996 dengan jumlah produksi tangkapan sebesar 46.022,40 ton, dan tahun 1997 sebesar 55.274,40 ton. Angka potensi lestari perikanan Kabupaten Indramayu hingga saat ini tercatat sebesar 32.754,12 ton Dinas Perikanan Kab. Indramayu, 1998. Dengan demikian, total tangkapan gillnet pada tahun 1996-1997 telah mengalami over fishing. Secara lebih jelasnya, total produksi aktual tangkapan per alat tangkap di Kabupaten Indramayu dibandingkan dengan produksi lestari dapat dilihat pada Gambar 32. Gambar 32 Total produksi aktual tangkapan seluruh alat tangkap yang beroperasi di dalam dan di luar perairan Kabupaten Indramayu dibandingkan dengan produksi lestari dalam ton. Apabila dijumlahkan keseluruhan produksi aktual masing-masing alat tangkap dari tahun 1995 hingga tahun 2004, maka dihasilkan informasi yang tersaji pada Gambar 33. Pada Gambar 33 tersebut terlihat bahwa telah terjadi 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Purse Seine Gilnet Lampara J Kelitik Pancing Sero Pukat Dogol MSY Produksi Ton Tahun 138 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 Tahun Produksi Produksi Aktual Produksi Lestari over fishing di perairan Kabupaten Indramayu sejak tahun 1995 hingga tahun 2004. Hal ini dicerminkan dengan angka garis produksi aktual jauh berada di atas angka produksi lestari. Puncak over fishing terjadi pada tahun 1997, yang pada waktu itu dipengaruhi oleh meningkatnya harga jual ikan, seiring dengan meningkatnya nilai tukar dollar. Gambar 33 Produksi aktual semua alat tangkap yang beroperasi di dalam dan di luar perairan Kabupaten Indramayu dan produksi lestari perikanan tangkap dalam ton. 2 Analisis terhadap alat tangkap yang beroperasi di dalam perairan Kabupaten Indramayu Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa analisis kedua ini hanya dilakukan pada alat tangkap yang melakukan operasi penangkapan di dalam wilayah perairan Kabupaten Indramayu. Dengan demikian, alat tangkap purse seine dan jaring insang hanyut tidak diikutsertakan dalam analisis ini. Produksi dari masing-masing alat tangkap berfluktuasi setiap tahunnya, namun memiliki kecenderungan menurun. Meski mengalami tren penurunan, alat tangkap lampara masih mendominasi kegiatan penangkapan ikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14. Produksi tahun 2004 yang dihasilkan oleh alat tangkap lampara ini berada di atas 10.000 ton, yaitu 11.410,3 ton. Produksi Ton 139 Tabel 14 Total produksi aktual tangkapan tahunan alat tangkap yang beroperasi di dalam perairan Kabupaten Indramayu dalam ton Tahun Lampara Jaring Klitik Pancing Sero Pukat Pantai Dogol 1995 18.258,0 3.928,8 5.810,0 1.683,6 2.926,0 1.634,0 1996 13.582,8 982,2 4.200,7 2.005,6 5.844,3 3.477,0 1997 14.302,8 3.277,0 4.422,6 2.033,2 6.561,1 3.680,0 1998 13.659,1 4.264,0 4.212,6 1.950,4 5.978,7 3.530,0 1999 13.224,5 3.765,8 4.099,2 2.000,7 6.218,6 3.574,5 2000 13.034,7 3.028,6 4.556,0 1.864,0 5.970,6 3.364,4 2001 13.396,0 3.625,5 4.370,0 1.056,0 5.958,5 3.933,4 2002 5.276,5 1.934,8 5.013,0 36,7 3.461,2 3.638,8 2003 10.064,0 6.442,5 3.115,0 2.130,0 6.501,0 4.990,2 2004 11.410,3 5.049,9 2.488,0 2.802,1 5.221,0 2.697,5 Sumber: DKP Jabar dan Kabupaten Indramayu 1995-2004 Namun demikian, dari semua jenis alat tangkap di atas, tidak ada satu alat tangkap pun yang telah melampaui angka potensi lestari perikanan Kabupaten Indramayu. Angka potensi lestari perikanan Kabupaten Indramayu hingga saat ini tercatat sebesar 32.754,12 ton. Secara lebih jelasnya, total produksi aktual tangkapan per alat tangkap di Kabupaten Indramayu dibandingkan dengan produksi lestari dapat dilihat pada Gambar 34. Gambar 34 Total produksi aktual tangkapan alat tangkap yang beroperasi di dalam perairan Kabupaten Indramayu dibandingkan dengan produksi lestari dalam ton. 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 35,000.00 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun Produksi ton Lampara Jaring Klitik Pancing Sero Pukat Pantai Dogol MSY 140 Apabila dijumlahkan keseluruhan produksi aktual masing-masing alat tangkap dari tahun 1995 hingga tahun 2004, maka dihasilkan informasi yang tersaji pada Gambar 35. Pada Gambar 35 tersebut terlihat bahwa fenomena over fishing di perairan Kabupaten Indramayu sejak tahun 1995 hingga tahun 2004 terjadi secara fluktuatif. Hal ini dicerminkan dengan angka garis produksi aktual yang naik-turun diantara angka produksi lestari. Namun demikian, angka produksi aktual tidak melabung jauh di atas angka produksi lestari sebagaimana yang terjadi pada Gambar 33. Bahkan pada Gambar 35 menunjukkan telah terjadi angka penurunan produksi aktual yang tajam pada tahun 2002, yaitu sebesar 19.361,00 ton. Gambar 35 Produksi aktual seluruh alat tangkap yang beroperasi di dalam perairan Kabupaten Indramayu dan produksi lestari perikanan tangkap dalam ton.

6.4 Pengukuran Kapasitas Perikanan T angkap dengan Data Envelopment Analysis DEA