Status Sumber Daya di Kabupaten Indramayu Berdasarkan Hasil

132

6.2.7 Status Sumber Daya di Kabupaten Indramayu Berdasarkan Hasil

Skor RAPFISH dan Monte Carlo Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks kondisi dan status sumber daya pesisir dan lautan di Kabupaten Indramayu yang berada pada selang kepercayaan 95 ternyata nilai indeksnya tidak terlalu banyak berubah dari nilai semula. Perubahan yang relatif kecil dari analisis Monte Carlo, menunjukkan bahwa analisis MDS tentang kondisi dan status perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu pada taraf kepercayaan tinggi dan signifikan Tabel 11. Tabel 11 Hasil analisis Monte Carlo indeks status perikanan tangkap Kabupaten Indramayu dengan selang kepercayaan 95 Indeks Status Hasil RAPFISH 1 Hasil Monte Carlo 2 Selisih 2 – 1 Ekologi 25,27 26,34 1,07 Ekonomi 39,72 39,95 0,23 Sosial 43,10 43,61 0,51 Teknologi 38,00 38,08 0,08 Etika 29,33 30,85 1,52 Kelembagaan 37,32 37,44 0,12 133 10 20 30 40 50 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Etika Kelembagaan Hasil Rapfish Hasil Monte Carlo Gambar 31 Hasil analisis Monte Carlo indeks status perikanan tangkap Kabupaten Indramayu dengan selang kepercayaan 95 Analisis keenam dimensi menggambarkan kondisi dan status perikanan tangkap. Nilai indeksnya berturut-turut adalah ekologi 25,27, ekonomi 39,72, sosial 43,10, teknologi 38,00, etika 29,33, dan kelembagaan 37,32. Dari keenam indeks tersebut, indeks ekologi termasuk dalam kategori paling rendah, yang artinya bahwa pemanfaatan sumber daya ikan di Kabupaten Indramayu belum memperhatikan kelestarian ekosistem sumber daya. Meskipun Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang mempunyai nelayan yang banyak, namun dari segi etika terlihat belum ada keinginan yang kuat untuk membuat suatu aturan yang dapat diterapkan bersama untuk memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya nilai indeks etika yaitu 29,33. Tingginya nilai indeks ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ikan lebih mendorong peningkatan produksi tanpa memperhatikan keberlanjutan sumber daya itu sendiri. Sedangkan untuk nilai indeks sosial yang tinggi lebih 134 disebabkan oleh besarnya nilai produksi secara keseluruhan, namun besarnya nilai produksi tersebut hanya dinikmati oleh kelompok pemilik atau juragan. Dengan kata lain, kelompok nelayan buruh senantiasa akan berada dalam lingkaran kemiskinan dengan pendapatan yang rendah. Indeks dimensi teknologi masuk dalam kategori pertengahan dari nilai indeks lainnya, sehingga masih harus terus dilakukan pengawasan terhadap penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan. Secara kelembagaan, nilai indeks menunjukkan nilai yang kurang untuk tujuan penerapan hukum dan aturan dalam perikanan tangkap. Oleh karena itu perlu evaluasi terhadap kelembagaan di Kabupaten Indramayu. Hasil Kajian nilai indeks dan nilai statistik enam pilar pembangunan perikanan tangkap berkelanjutan di Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil kajian nilai indeks dan nilai statistik pembangunan perikanan tangkap berkelanjutan di Kabupaten Indramayu Dimensi dan Nilai Indeks Nilai Indeks dan Statistik Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Etika Kelembagaan Indeks 25,07 39,73 43,10 38,00 29,33 37,32 Stress 0,135 0,137 0,140 0,141 0,135 0,146 R 2 0,954 0,953 0,952 0,952 0,954 0,949 Jumlah iterasi 2 2 2 2 2 2 Sudut Rotasi o 179,916 138,575 145,286 185,359 198,616 152,299 Pada Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa nilai statistik dari keenam pilar pembangunan berkelanjutan tersebut memiliki nilai stress yang sesuai dengan mengacu pada RAPFISH yaitu lebih kecil dari 25, sedangkan tingkat R 2 menunjukkan nilai yang sangat signifikan yaitu rata-rata 0,95 dengan selang kepercayaan 95. Dengan demikian semua atribut yang menjadi indikator dalam penelitian ini dapat menerangkan kondisi dan status perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu. 135 Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka Hipotesis yang menyatakan “Pemanfaatan Sumber daya Ikan di Kabupaten Indramayu Tidak Berkelanjutan” ditolak karena hasil analisis secara keseluruhan mulai aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, etika dan kelembagaan menunjukkan pada kategori kurang berkelanjutan.

6.3 Analisis Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tangkap