10 Pengujian Papan Partikel
Papan yang dibuat sebanyak lima belas papan. Pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel mengacu pada SNI 03.2105.1996 tentang mutu papan
partikel.
a. Sifat Fisis Papan Partikel
a. 1. Kadar Air
Contoh uji berukuran 100 mm x 100 mm yang merupakan bekas contoh uji kerapatan. Contoh ditimbang kemudian dioven dengan suhu 100-105°C.
Setelah dikeringkan dan disimpan dalam desikator, contoh uji ditimbang dan dikeringkan lagi sampai beratnya tetap berat kering tanur, dengan selang waktu
1 jam untuk setiap kali penimbangan. Nilai kadar air papan partikel dapat diukur dengan menggunakan rumus:
Kadar air = 100
× −
BKT BKT
BA
Keterangan: BA
: Berat awal gram BKT
: Berat kering tanur gram
a. 2. Pengembangan Linier dan Tebal
Contoh uji berukuran 50 mm x 50 mm, diukur dimensinya pada kondisi kering udara. Dimensi lebar diukur pada kedua sisinya kemudian dirata-ratakan,
sedangkan tebal diukur pada titik tengah contoh uji. Selanjutnya contoh uji direndam dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam, kemudian diukur kembali
dimensinya. Nilai pengembangan tebal dan linier papan dapat dihitung dengan rumus:
Pengembangan =
100
1
× −
D D
D
Keterangan: D
: Dimensi awal cm D
1
: Dimensi akhir cm
a. 3. Daya Serap Air
Pengujian daya serap air dilakukan bersamaan dengan pengujian pengembangan linier dan tebal. Contoh uji ditimbang kemudian direndam dalam
air dingin selama 2 jam dan 24 jam, kemudian contoh uji ditimbang kembali. Nilai daya serap air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Daya serap air =
100
1 1
2
× −
B B
B
Keterangan: B
1
: Berat awal gram B
2
: Berat akhir gram
a. 4. Kerapatan
Contoh uji berukuran 100 mm x 100 mm dalam keadaan kering udara ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk
menentukan volumenya. Kerapatan papan partikel dihitung dengan menggunakan rumus:
Kerapatan =
3
cm Volume
gram Berat
b. Sifat Mekanis Papan Partikel
b. 1. Keteguhan Patah atau Modulus of Rupture MOR
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine UTM. Contoh uji berukuran 50 mm x 200 mm pada kondisi kering udara
dibentangkan dengan jarak sangga 15 kali tebal minimal, tetapi tidak kurang dari 150 mm dan kemudian pembebanan dilakukan di tengah-tengah jarak sangga.
Beban diberikan dengan kecepatan 10 mmmenit sampai beban maksimum, yaitu sampai contoh uji patah. Nilai MOR dihitung dengan rumus:
MOR =
2
2 3
bh PL
Keterangan: MOR
: Modulus patah kgcm2 P
: Beban sampai patah kg L
: Panjang bentang cm b
: Lebar contoh uji cm h
: Tebal contoh uji cm
b. 2. Keteguhan Lentur atau Modulus of Elasticity MOE