17
3.3.7.3. Keserempakan Perkecambahan Kst
Ditentukan berdasarkan jumlah kecambah yang muncul pada saat puncak perkecambahan terjadi.
3.3.7.4. Batas 50 T
50
Perkecambahan T
50
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50 perkecambahan relatif.
3.3.7.5. Batas 80 T
80
Perkecambahan T
80
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 80 perkecambahan relatif.
Keterangan : ∑Kn : Jumlah kecambah normal yang tumbuh
∑B : Jumlah benih yang ditanam ∑K : Jumlah kecambah kumulatif
∑Km : Jumlah kecambah terbanyak yang muncul
3.3.8. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2 x 3 x 5. Faktor yang diuji yaitu: 2
tingkat kadar air, 3 tingkat wadah simpan dan 5 tingkat periode simpan. Masing- masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Tiap unit percobaan terdiri atas 100
benih. Faktor-faktor yang diuji adalah :
1. Kadar air benih
A : kadar air 11,38
A
1
: kadar air 5,64 2.
Wadah simpan B
: besek B
1
: aluminium foil B
2
: kantong terigu x100
B Km
K
ST
∑ ∑
=
18 3.
Periode simpan C
: penyimpanan 0 minggu C
1
: penyimpanan 2 minggu C
2
: penyimpanan 4 minggu C
3
: penyimpanan 6 minggu C
4
: penyimpanan 8 minggu Tabel 2. Rancangan Percobaan Pengaruh Kadar Air Awal, Wadah dan Periode
Simpan Terhadap Viabilitas Benih Suren T. sureni Merr.
TINGKAT KADAR AIR
BENIH WADAH
SIMPAN
PERIODE SIMPAN Minggu 0 C
2 C
1
4 C
2
6 C
3
8 C
4
11,38 Kondisi
benih segarKontrol
A Besek Kontrol
B A
B C
A B
C
1
A B
C
2
A B
C
3
A B
C
4
Aluminium Foil B
1
A B
1
C A
B
1
C
1
A B
1
C
2
A B
1
C
3
A B
1
C
4
Kantong Terigu B
2
A B
2
C A
B
2
C
1
A B
2
C
2
A B
2
C
3
A B
2
C
4
5,64 A
1
Besek Kontrol B
A
1
B C
A
1
B C
1
A
1
B C
2
A
1
B C
3
A
1
B C
4
Aluminium Foil B
1
A
1
B
1
C A
1
B
1
C
1
A
1
B
1
C
2
A
1
B
1
C
3
A
1
B
1
C
4
Kantong Terigu B
2
A
1
B
2
C A
1
B
2
C
1
A
1
B
2
C
2
A
1
B
2
C
3
A
1
B
2
C
4
Model Rancangan Percobaan : Model umum rancangan acak lengkap pola faktorial tersebut adalah :
Y
ijkl
= μ + A
i
+ B
j
+ C
k
+ AB
ij
+ AC
ik
+ BC
jk
+ ABC
ijk
+ δ
ijkl
Keterangan : i
: 1, 2 j
: 1, 2, 3 k
: 0, 1, 2, 3, 4 l
: 1, 2, 3 Yijkl
: Nilai pengamatan ulangan ke-l pada tingkat kadar air benih ke-i, wadah simpan ke-j, serta periode simpan ke-k.
μ : Nilai rata-rata umum
A
i
: Tingkat kadar air benih ke-i Bj
: Wadah simpan ke-j Ck
: Periode simpan ke-k
19 ABij
: Pengaruh interaksi antara tingkat kadar air benih ke-i dengan wadah simpan ke-j
ACik : Pengaruh interaksi antara tingkat kadar air benih ke-i pada periode simpan ke-k
ABCijk : Pengaruh interaksi antara tingkat kadar air benih ke-i dengan wadah simpan ke-j dan perode simpan ke-k
δijkl : Pengaruh galat percobaan periode simpan ke-k, wadah simpan ke-j,
tingkat kadar air benih ke-i, ulangan ke-l. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS
versi 10 Santoso, 2001 dan minitab 14 Gaspersz, 1994. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh perlakuan terhadap kadar air dilakukan uji lanjut Tukey dan
pengaruh perlakuan terhadap wadah dan periode simpan dilakukan uji lanjut Duncan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik
4.1.1. Kadar Air Awal
Kadar air merupakan salah satu faktor penting selama penyimpanan dan penanganan benih. Kadar air menentukan aktifitas fisiologis dan biokimia benih.
Oleh karena itu, penentuan kadar air benih menjadi suatu faktor penting pada kegiatan penanganan benih Stubsgaard, 1990 dalam Poulsen, 1994.
Dari hasil perhitungan berat benih sebelum dan setelah dioven diperoleh kadar air awal benih suren 11,38. Hasil pengukuran kadar air benih suren
disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kadar Air Benih Suren T. sureni
Kadar Air Ulangan
x ±s Rata-rata
x ±s 1 2 3
Kadar Air AwalSegar
11,62±0,08 11,36±0,17 11,16±0,38 11,38±0,06 Kadar Air Setelah
Diturunkan 5,80±0,35 5,43±0,28 5,68±0,09 5,64±0,04
Keterangan : x : rata-rata pengukuran S : simpangan baku
Pada pengujian kadar air awal benih suren diperoleh kadar air awalsegar 11,38. Selanjutnya untuk penyimpanan, kadar air awal tersebut diturunkan
dengan menggunakan desikator vakum menjadi 5,64. Kompresor menyerap kadar air benih dalam desikator, sehingga berat benih menjadi turun. Penurunan
kadar air dengan cara menghitung target berat yang sesuai dengan kadar air 5,64. Pada penelitian ini, penurunan kadar air menjadi 5,64 dengan desikator
vakum membutuhkan waktu 5 jam. Hasil penelitian Djam’an 2000 terhadap benih suren diperoleh kadar air
segar 15,79. Perbedaan kadar air awal ini dapat disebabkan oleh waktu pengunduhan yang berbeda. Pada penelitian ini, benih suren diunduh pada bulan
Mei yang memiliki kondisi tidak terjadi hujanmusim kering sehingga kadar air benih menjadi rendah. Sedangkan pada penelitian Djam’an 2000, pengunduhan
benih suren dilakukan pada bulan Maret.