Saran KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Saran hasil penelitian ini dan selanjutnya adalah : 1. Untuk memperoleh viabilitas benih yang tinggi maka benih suren sebaiknya disimpan pada kadar air awal atau tanpa penurunan kadar air serta menggunakan wadah simpan kedap uap air. 2. Untuk memperoleh benih suren yang masak fisiologis maka pengunduhan dilakukan pada saat pohon menggugurkan daun. 3. Wadah simpan besek dapat menjadi alternatif lain karena tidak ada perbedaan signifikan dengan aluminium foil, murah dan mudah diperoleh. 4. Perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan wadah simpan kedap uap air yang lebih murah dan praktis. DAFTAR PUSTAKA Balai Perbenihan Tanaman Hutan BPTH. 1999. Tata Cara Pengujian Benih. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Bandung. Balai Teknologi Perbenihan. 2000. Pedoman Standarisasi Uji Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor. Baker, F.S., T.W. Daniel dan J.A. Helms. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Terjemahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Byrd, H.W. 1983. Pedoman Teknologi Benih. Terjemahan. PT Pembimbing Massa. Jakarta. Djam’an, F.D. 1998. Penanganan Benih Suren Toona sureni Merr. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 5 No. 2 : 113-115. . 2000. Pengaruh Warna Buah dan Wadah Simpan terhadap Daya Berkecambah serta Potensi Produksi Benih Suren Toona sureni Merr. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 7 No. 1 : 1-9. . 2002. Informasi Singkat Benih Toona sureni Blume Merr. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor. Gaspersz, V. 1994. Metode Rancangan Percobaan. Armico. Bandung. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Maai, R.R. dan B.A. Suripatty. 1994. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Pometia pinnata Forst yang Disimpan dalam Kantong Aluminium Foil. Jurnal Penelitian Kehutanan Vol. II No. 2 : 23-25. Manan, S. 1976. Silvikultur. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor. . 1978. Masalah Pembinaan Kelestarian Ekosistem Hutan. Perum Perhutani. Jakarta. Mandang, Y.I. dan I.K.N. Pandit. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan. Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan. Yayasan Prosea. Bogor. Martawijaya, A. dan I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis- Jenis Kayu Indonesia. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor. Murti, D. 2000. Penggunaan Asam Benzoat Untuk Peningkatan Daya Simpan Benih Agathis loranthifolia Salisb. [Skripsi] Bogor : Fakultas Kehutanan IPB. Poulsen, K.M. 1994. Pengujian Benih. Indonesia Forest Seed Project. Indonesia. Sadjad, S. 1972. Kertas Merang Untuk Uji Viabilitas Benih di Indonesia. [Disertasi] Bogor : Fakultas Pertanian. IPB. . 1980. Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Kerjasama Lembaga Afiliasi IPB dan Proyek Pusat Perbenihan Kehutanan, Dir. Reboisasi dan Rehabilitasi. Dirjend. Kehutanan. Bogor. . 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Garsindo. Jakarta. Santoso, S. 2001. SPSS versi 10. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex Media Komputindo. Jakarta. Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta. Soetisna, U., E.S. Mulyaningsih dan S. Racmawati. 1994. Pengaruh Beberapa Media dan Waktu Penyimpanan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Matoa Pometia pinnata. Jurnal Penelitian Kehutanan Vol. II No. 2 : 7- 11. Sumarna, K. 2001. Deskripsi Empat Jenis Pohon untuk Pengembangan Hutan Rakyat. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Vol. 2 No. 1 : 11-21. Suripatty, B.A. dan R.R. Maai. 1993. Pengaruh Waktu dan Tempat Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Pometia pinnata Forst. Jurnal Penelitian Kehutanan Vol. II No. 1 : 9-11. Suryandari, E.Y. dan T. Puspitojati. 2003. Sistem Pengelolaan hutan Rakyat : Keragaman dan Kelestarian. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Vol. 4 No. 2 : 89-98. Sutisna, U., T. Kalima dan Purnadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia. Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan. Yayasan PROSEA. Bogor. Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Syamsuwida, D. 2002. Metode Alternatif Penyimpanan Benih Rekalsitran. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 3 No. 2 : 209-220. Tim Peneliti. 1991. Pengaruh Berbagai Aspek Fisiologis Terhadap Ragam Viabilitas Benih Berbagai Komoditas Kehutanan dan Pertanian Pada Berbagai Media Tumbuh dan Metode Uji. Laporan Penelitian. Jurusan Perbenihan Fakultas Politeknik Pertanian IPB. Bogor. Yulianti, B. dan E. Ismiati. 2000. Pengujian Daya Simpan Benih Khaya anthoteca pada Berbagai Periode dan Macam Wadah Simpan. Buletin teknologi Perbenihan Vol. 7 No. 2 : 32-41. Yuniarti. 2005. Pengaruh Tingkat Kemasakan Fisiologis, Periode Simpan Temporer dan Perlakuan Pendahuluan terhadap Viabilitas Benih Kepuh Sterculia foetida Linn. [Skripsi] Bogor : Fakultas Kehutanan IPB. LAMPIRAN 45 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kecambah Harian Benih Suren T. sureni

I. A0B0C0