Jenis Penelitian Desain Penelitian Pelaksanaan Uji Coba

49

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya Arikunto 2010: 27. Menurut Azwar 2011: 5 penelitian kuantatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metoda statistika dan dilakukan pada penelitian inferensial dalam rangka pengujian hipotesis serta menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan hipotesis nihil.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif komparasi, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat melalui pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah terjadi dan menengok ulang data penelitian untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang mungkin terdapat disana Azwar 2011: 9. Aswarni dalam Arikunto 2010: 267 berpendapat bahwa penelitian komparatif merupakan penelitian yang dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide–ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu idea atau suatu prosedur kerja. Penelitian komparatif juga membandingkan kesamaan pandangan atau perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap suatu ide. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan self regulated learning ditinjau dari goal orientation siswa SMA N 1 Mertoyudan Kab. Magelang, maka penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif komparasi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dpelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono 2009: 38. Variabel menurut Azwar 2011: 59 adalah konsep yang mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau secara kualitatif. Arikunto 2010: 118 juga berpendapat bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing Azwar 2011: 61. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu : 1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain Azwar 2011: 62. Menurut Cozby 2009: 126 variabel yang menjadi “sebab” disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah goal orientation, di mana goal orientation merupakan variabel diskrit yang membedakan antara mastery goal dan performance goal. 2 Variabel Terikat Variabel terikat atau disebut juga variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain Azwar 2011: 62. Cozby 2009: 126 mengatakan bahwa varibel yang merupakan “akibat” disebut dengan variabel tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah self regulated learning.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional adalah sebuah definisi dari variabel dalam bentuk operasi atau teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur atau memanipulasi Cozby 2009: 107. Menurut Azwar 2011: 74 definisi operasional sebagai definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif bila mana indikator variabel yang bersangkutan tersebut tampak. Berikut adalah definisi operasional dari variabel penelitian : 1 Variabel bebas dalam penelitian ini goal orientation mengacu pada orientasi yang menjadi alasan siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan ketika mencoba berusaha yang mencakup proses dan tindakannya untuk mencapai atau memperoleh tingkat tertentu, dimana klasifikasi skala goal orientation siswa diukur berdasarkan karakteristik goal orientation menurut Ames dan Archer dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. mastery goal tujuan penguasaan. b. performance goal tujuan kinerja. 2 Variabel terikat dalam penelitian ini self regulated learning adalah usaha siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan yang dilakukan secara sistematis untuk memfokuskan pikiran, perasaan, dan perilaku pada pencapaian tujuan. Dalam penelitian ini, perolehan skor self regulated learning dibuat berdasarkan strategi-strategi untuk melakukan self regulated learning, yaitu : a. fungsi personal personal function, yang mencakup rehearsing memorizing dan goal setting planning. b. fungsi tingkah laku behavioral function, yang mencakup self-evaluating dan self-consequenting. c. fungsi lingkungan environment function, yang mencakup keeping records self monitoring, environmental structuring, dan seeking social assistance.

3.3.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian

Hubungan antar dua variabel adalah cara umum di mana nilai-nilai berbeda dari satu variabel diasosiasikan dengan nilai-nilai berbeda dari variabel yang lain Cozby 2009: 109. Berdasarkan hipotesis penelitian, diasumsikan bahwa variabel goal orientation dapat mempengaruhi variabel self regulated learning. Hubungan antar variabel pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat self regulated learning yang dipengaruhi oleh perbedaan goal orientation individu tersebut. Hubungan antar variabel dapat ditunjukkan dalam bagan sebagai berikut : Variabel bebas : goal orientation Variabel tergantung : self regulated learning Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto 2010: 173. Definisi lain dari populasi adalah kelompok subjek yang akan diteliti atau dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan Kab. Magelang tahun ajaran 20122013 dari kelas X, XI berjumlah 415 siswa dengan rincian kurang lebih 30 siswa per kelas. Adapun gambaran jumlah 415 siswa yang terbagi menjadi dua karakteristik goal orientation sebagai berikut 1 siswa kelas X 1 terdapat 10 siswa mastery goal, 7 siswa performance goal dan 14 siswa tidak terbedakan, 2 siswa kelas X 3 terdapat 9 siswa mastery goal, 9 siswa performance goal dan 12 siswa tidak terbedakan, 3 Siswa kelas X 4 terdapat 7 siswa mastery goal, 7 siswa performance goal dan 16 siswa tidak terbedakan, 4 Siswa kelas X 5 terdapat 8 siswa mastery goal, 10 siswa performance goal dan 11 siswa tidak terbedakan, 5 Siswa kelas X 6 terdapat 7 siswa mastery goal, 9 siswa performance goal dan 14 siswa tidak terbedakan, 6 Siswa kelas X 7 terdapat 6 siswa mastery goal, 11 siswa performance goal dan 11 siswa tidak terbedakan, 7 Siswa kelas X 8 terdapat 6 siswa mastery goal, 10 siswa performance goal dan 16 siswa tidak terbedakan, 8 Siswa kelas XI IS2 terdapat 9 siswa mastery goal, 9 siswa performance goal dan 12 siswa tidak terbedakan, 9 Siswa kelas XI IS3 terdapat 6 siswa mastery goal, 11 Goal Orientation SRL siswa performance goal dan 10 siswa tidak terbedakan, 10 Siswa kelas XI IS4 terdapat 7 siswa mastery goal, 10 siswa performance goal dan 11 siswa tidak terbedakan, 11 Siswa kelas XI IA1 terdapat 10 siswa mastery goal, 6 siswa performance goal dan 15 siswa tidak terbedakan, 12 Siswa kelas XI IA2 terdapat 8 siswa mastery goal, 8 siswa performance goal dan 14 siswa tidak terbedakan, 13 Siswa kelas XI IA3 terdapat 9 siswa mastery goal, 8 siswa performance goal dan 13 siswa tidak terbedakan, 14 Siswa kelas XI IA4 terdapat 7 siswa mastery goal, 9 siswa performance goal dan 13 siswa tidak terbedakan. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat populasi secara keseluruhan terdiri dari 109 siswa mastery goal, 124 siswa performance goal, dan 182 siswa tidak terbedakan. Data tersebut terangkum pada lampiran halaman 118. Siswa kelas XII tidak digunakan karena sudah mengakhiri masa sekolah tahun ajaran 20122013. Karakteristik dari populasi penelitian ini sebagai berikut : 1. siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan Kab. Magelang Tahun Ajaran 20122013. 2. Siswa yang memiliki mastery goal. 3. Siswa yang memiliki performance goal.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi representasi atau mewakili populasi. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi Arikunto 2010: 174. Analisis penelitian didasarkan pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi maka sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya Azwar 2011: 79-80. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling berupa Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen Sugiyono, 2010: 120. Berdasarkan hasil penggolongan karakteristik goal orientation diperoleh populasi siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan Kab. Magelang tahun ajaran 20122013 yang memiliki mastery goal berjumlah 109 siswa, sedangkan siswa yang memiliki performance goal berjumlah 124 siswa. Menurut McMillan dan Sally 2011: 177 ukuran sampel penelitian komparasi minimal 30 subjek untuk masing-masing kelompok. Sampel penelitian yang akan diambil untuk masing- masing karakteristik goal orientation sebanyak 64 siswa. Pengambilan sampel dengan cara pengundian. Undian dilakukan pada siswa yang memiliki mastery goal sebanyak 109 siswa dan siswa yang memiliki performance goal sebanyak 124 siswa. Pengambilan undian dilakukan per kelas yang akan diambil 4 s.d. 5 siswa untuk masing-masing karakteristik goal orientation, dengan cara mengambil secara acak melalui nomer absen siswa-siswa per kelas. Siswa yang namanya terpanggil akan menjadi subjek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara pengumpulan data atau disebut dengan instrumen. Menurut Suryabrata 2006: 38 kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Bila alat pengambil data cukup reliabel dan valid, maka datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Pengumpul data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala psikologi, karena skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari berbagai bentuk alat pengumpul data lain seperti angket atau yang lainnya, sehingga skala psikologi dapat menggali secara dalam data yang ingin didapat. Menurut Azwar 2011: 3 karakteristik skala psikologi adalah sebagai berikut : 1 Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dan atribut yang bersangkutan. 2 Skala psikologi selalu berisi banyak item. Jawaban subyek dari satu item baru merupakan bagian dari banyak indikator mengenai atribut yang diukur sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua item telah direspon. 3 Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula. Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki empat alternatif jawaban, tanpa menggunakan jawaban netral. Pemilihan empat alternatif jawaban tanpa jawaban netral tersebut berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut Hadi, 1991: 20 : 1 Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban menurut konsep aslinya, bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu 2 Adanya pilihan tengah atau netral membuat responden menjadi ragu-ragu 3 Maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.

3.5.1 Skala Goal Orientation

Skala psikologi goal orientation ini dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana goal orientation siswa dalam pembelajaran. Skala goal orientation pada penelitian ini dibuat dalam bentuk pernyataan dengan empat alternatif pilihan jawaban, antara lain : STS Sangat Tidak Sesuai, TS Tidak Sesuai, S Sesuai, SS Sangat Sesuai. Aspek-aspek untuk mengungkap goal orientation menggunakan mastery goal dan performance goal. Mastery goal adalah orientasi siswa untuk menguasai materi pelajaran dan performance goal adalah orientasi siswa untuk mendapatkan hasil yang baik. Aitem dari skala goal orientation ini mengadaptasi skala goal orientation yang telah dirumuskan oleh Button, Mathieu, dan Zajac 1996 dan Boyle dan Klimoski 1995, dalam Breland 2001; VandeWalle, Cron, dan Slocum 2000. Aitem-aitem ketiga peneliti tersebut ditunjukkan dengan rincian matriks pada lampiran. Skala goal orientation ini disusun dengan cara membandingkan aítem- aitem yang sudah dipaparkan oleh tiga peneliti sebelumnya. Aitem-aitem tersebut digabungkan menjadi satu, dimana aítem yang memiliki maksud sama menjadi satu aítem. Berdasarkan perbandingan kumpulan matriks di atas, maka terdapat 17 aitem untuk skala goal orientation. Aspek mastery goal memiliki 7 aitem dan aspek performance goal memiliki 10 aitem. Perbedaan jumlah aitem pada kedua aspek ini didasarkan karena peneliti tidak membedakan aspek performance goal menjadi 2 karakteristik. Tabel 3.1. Blue Print Skala Goal Orientation Aspek Nomor Item Total Mastery Goals 3, 4, 6, 7, 10, 12, 14 7 Performance Goals 1, 2, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 17 10 Total 17 Pengelompokkan antara siswa yang memiliki mastery goal dan siswa yang memiliki performance goal dengan cara membandingkan kriteria kedua kelompok tersebut, di mana kriteria pada masing-masing karakteristik goal orientation siswa dibagi menjadi tiga bagian yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun perhitungan dan kriteria masing-masing karakteristik goal orientation sebagai berikut : Kelompok Mastery Goal Tabel 3.2 Kriteria Mastery Goal Interval Skor Interval Kriteria M + 1,0 Ϭ ≤ X 21 ≤ X Tinggi M – 1,0 Ϭ ≤ X M + 1,0 Ϭ 14 ≤ X 21 Sedang X M – 1,0 Ϭ X 14 Rendah Jumlah aitem : 7 Rentang Maksimum : jumlah aitem x skor tertinggi = 7 x 4 = 28 Rentang minimum : jumlah aitem x skor terendah = 7 x 1 = 7 Mean teoretis M : skor tertinggi + skor terendah : 2 : 28 + 7 : 2 = 17,5 Standar Deviasi Ϭ : skor tertinggi - skor terendah : 6 : 28 – 7 : 6 = 3,5 Kelompok Performance Goal Tabel 3.3 Kriteria Performance Goal Interval Skor Interval Kriteria M + 1,0 Ϭ ≤ X 30 ≤ X Tinggi M – 1,0 Ϭ ≤ X M + 1,0 Ϭ 20 ≤ X 30 Sedang X M – 1,0 Ϭ X 20 Rendah Sesuai dengan kriteria di atas, siswa yang termasuk mastery goal tinggi memiliki skor 21 ≤ X, siswa dengan mastery goal sedang memiliki skor 14 ≤ X 21 dan siswa dengan mastery goal rendah X 14. Siswa yang termasuk performance goal tinggi memiliki skor 30 ≤ X, siswa dengan performance goal sedang memiliki 20 ≤ X 30 dan siswa dengan performance goal rendah memiliki skor X 20. Setelah mengklasifikasikan siswa sesuai dengan kriterianya pada kedua karakteristik goal orientation tersebut, dalam diambil kriteria keputusan sebagai berikut : 1. Siswa dikatakan kelompok mastery goal, apabila kriteria mastery goal lebih dominan atau lebih tinggi daripada kriteria performance goal 2. Siswa dikatakan kelompok performance goal, apabila kriteria performance goal lebih dominan atau lebih tinggi daripada kriteria mastery goal Jumlah aitem : 10 Rentang Maksimum : jumlah aitem x skor tertinggi = 10 x 4 = 40 Rentang minimum : jumlah aitem x skor terendah = 10 x 1 = 10 Mean teoretis M : skor tertinggi + skor terendah : 2 : 40 + 10 : 2 = 25 Standar Deviasi Ϭ : skor tertinggi - skor terendah : 6 : 40 – 10 : 6 = 5 3. Siswa dikatakan tidak terbedakan atau tidak termasuk ke dalam kelompok mastery goal maupun performance goal, apabila kriteria kedua kelompok memiliki hasil yang sama.

3.5.2 Skala Self Regulated Learning

Skala psikologi self regulated learning dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa tinggi usaha siswa yang dilakukan secara sistematis untuk memfokuskan pikiran, perasaan, dan perilaku pada pencapaian tujuan. Dalam skala psikologi ini menggunakan empat alternatif jawaban, antara lain : STS Sangat Tidak Sesuai, TS Tidak Sesuai, S Sesuai, SS Sangat Sesuai. Sedangkan jenis pertanyaan atau pernyataan terdiri dari dua jenis antara lain: favorable dan unfavorable. Skor aitem yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4. Pemberian skor untuk pertanyaan favorable, untuk jawaban STS diberi skor 1, jawaban TS diberi skor 2, jawaban S diberi skor 3, dan jawaban SS diberi skor 4. Begitu juga sebaliknya untuk pertanyaan unfavorable jawaban STS diberi skor 4, jawaban TS diberi skor 3, jawaban S diberi skor 2, dan jawaban SS diberi skor 1. Aspek-aspek yang digunakan dalam skala self regulated learning siswa adalah 1 personal function, 2 behavior function, 3 environmental function yang diturunkan menjadi beberapa indikator rehearsing memorizing siswa berusaha untuk berlatih dan menghapalkan, goal setting planning penetapan tujuan belajar serta merencanakan urutan, waktu, dan penyelesaian aktivitas- aktivitas yang berhubungan dengan tujuan, self-evaluating siswa melakukan evaluasi terhadap kualitas atau kemajuan dari pekerjaanya, self-consequenting siswa membayangkan reward dan punishment yang didapat jika memperoleh kesuksesan atau kegagalan, seeking information siswa berusaha untuk mencari informasi lebih lengkap dari sumber-sumber nonsosial, keeping records self- monitoring siswa berusaha untuk mencatat berbagai kejadian atau hasil yang diperoleh dalam proses belajar, environmental structuring siswa berusaha untuk memilih atau mengatur lingkungan fisik sehingga proses belajar menjadi lebih mudah, dan seeking social assistance siswa berusaha mencari bantuan dari teman sebaya, guru, orang dewasa lainnya yang dianggap bisa membantu. Tabel 3.4 Blue Print Skala Self Regulated Learning Aspek Indikator Nomor Item Total F UF Personal Function Rehearsing memorizing 1,10,14,25 2,11,19,47 8 Goal setting planning 5,20,32,29 6,15,55,63 8 Behavior Function Self-evaluating 8,34,40,48 4,18,33,36 8 Self-consequenting 17,43,51,56 9,16,41,61 8 Environmental Function Seeking information 12,23,37,45 13,24,44,57 8 Keeping records self- monitoring 39,53,58,60 21,26,38,62 8 Environmental structuring 3,7,27,35 28,49,54,59 8 Seeking social assitance 22,31,42,64 30,46,50,52 8 Total 32 32 64

3.6 Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Validitas Intrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk mengukur goal orientation dan self regulated learning siswa SMA. Penelitian ini menggunakan skala dengan jumlah 81 aitem. Dua skala psikologi ini dalam pelaksanaannya telah mengalami beberapa pengembangan. Skala awal diujicobakan pada kelompok kecil subjek, yaitu 4 orang subjek yang kemudian peneliti mencoba melihat apakah aitem-aitem dalam skala terdapat kesulitan dalam penggunaan kata-kata, bahasa atau pilihan jawaban yang kurang tepat. Berdasarkan uji coba kualitatif yang dilakukan peneliti, untuk skala goal orientation menurut 4 orang siswa tidak terdapat kata atau kalimat yang sulit dimengerti. Hasil uji coba kualitatif skala self regulated learning terdapat beberapa kata dan kalimat yang kurang tepat, seperti : Tabel 3.5 Perbaikan Item Uji Coba Kualitatif No Item Lama Item Baru 1 Saya menempatkan buku-buku pelajaran di rak agar mudah menemukannya Saya menata kembali buku-buku pelajaran, setelah selesai menggunakannya 2 Setelah mendapat tugas dari guru, saya langsung mengerjakannya sesampainya di rumah Apabila mendapatkan tugas dari guru, saya langsung mengerjakannya pada hari itu juga 3 Jika saya kesulitan mengerjakan tugas dirumah, saya meminta bantuan kakak atau saudara yang mengerti Jika saya kesulitan mengerjakan tugas di rumah, saya meminta bantuan anggota keluarga yang mengerti 4 Saya menggunakan media internet untuk jejaring sosial atau game saja Saya lebih suka menggunakan media internet untuk jejaring sosial tau game daripada mencari bahan untuk materi mata pelajaran 5 Saya membandingkan nilai-nilai ujian dan tugas dengan target nilai yang sudah saya buat Saya membandingkan nilai-nilai ujian dengan target nilai yang sudah dibuat sendiri Skala kemudian direvisi kembali dengan tepat mempertahankan format 81 aitem dengan perubahan pada aitem-aitem yang dianggap kurang tepat. Skala tersebut disusun dalam bentuk booklet dan diujicobakan kepada 56 orang siswa. Pelaksanaan uji coba skala pada hari kamis 30 Mei 2013 dimaksudkan untuk mengujicobakan skala goal orientation dan skala self regulated learning yang disebarkan langsung kepada subjek penelitian yang sebenarnya. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba murni yaitu mengujicobakan alat ukur terlebih dahulu kepada uji coba yang mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian. Analisis validitas data uji coba goal orientation dan skala self regulated learning menggunakan teknik uji coba Product Moment dari Pearson, sedangkan analisis reliabilitasnya menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Versi 17.0 For Windows. Hasil uji coba yang menggunakan SPSS Versi 17.0 For Windows adalah sebagai berikut : 1. Skala Goal Orientation Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa skala goal orientation berjumlah 17 aitem yang terdiri dari 10 aitem performance goals dan 7 aitem mastery goals dinyatakan valid. Aitem dinyatakan valid apabila signifikansi aitem tersebut lebih besar dari p 0,01 atau p 0,05. Sebaliknya, apabila signifikansi aitem lebih kecil dari p 0,01 atau p 0,05 maka aitem dinyatakan tidak valid. 2. Skala Self Regulated Learning Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa skala self regulated learning yang terdiri dari 64 item terdapat 51 aitem yang valid dan 13 aitem yang tidak valid. Aitem dinyatakan valid apabila signifikansi aitem tersebut lebih besar dari p0,01 atau p0,05. Sebaliknya, apabila signifikansi aitem lebih kecil dari p0,01 atau p0,05 maka aitem dinyatakan tidak valid. Aitem yang tidak valid terdapat pada nomor 7, 8, 9, 10, 15, 18, 22, 28, 32, 34, 43, 55, dan 61. Aitem yang valid kemudian disusun kembali dan digunakan sebagai alat pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang, sehingga pada skala self regulated learning yang baru terdapat 51 aitem pernyataan. Aitem-aitem yang gugur dan yang memenuhi syarat selengkapnya dapat dilihat pada hasil uji coba dalam tabel 3.6. Tabel 3.6 Sebaran item Uji Coba Skala Self Regulated Learning Setelah Uji Coba Aspek Indikator Nomor Item Total F UF Personal Function Rehearsing memorizing 1,10,14,25 2,11,19,47 8 Goal setting planning 5,20,32,29 6,15,55,63 8 Behavior Function Self-evaluating 8,34,40,48 4,18,33,36 8 Self-consequenting 17,43,51,56 9,16,41,61 8 Environmental Function Seeking information 12,23,37,45 13,24,44,57 8 Keeping records self- monitoring 39,53,58,60 21,26,38,62 8 Environmental structuring 3,7,27,35 28,49,54,59 8 Seeking social assitance 22,31,42,64 30,46,50,52 8 Total 32 32 64 Tanda : Nomor item yang tidak valid Penyebaran butir-butir item penelitian variabel self regulated learning dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7 Sebaran Item Penelitian Self Regulated Learning Aspek Indikator Nomor Item Total F UF Personal Function Rehearsing memorizing 1,14,25 2,11,19,47 7 Goal setting planning 5,20,29 6,10 5 Behavior Function Self-evaluating 40,48 4,33,36 5 Self-consequenting 17,32,51 16,41 5 Environmental Function Seeking information 12,23,37,45 13,24,44,57 8 Keeping records self- monitoring 39,53,58,60 21,26,38,62 8 Environmental structuring 3,27,35 7,28,49 6 Seeking social assitance 31,34,42 22,30,46,50 7 Total 25 26 51

3.6.2 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto 2010: 168. Suatu instrumen yang sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang sahih berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas skala goal orientation dan skala self regulated learning siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan pendekatan validitas konstrak karena mengukur sejauh mana skala goal orientation dan skala self regulated learning siswa mengungkapkan konsep teoritik yang ingin diukur. Liftiah 2013: 104 menyatakan bahwa validitas konstrak ini mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan konstruksi teoritis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut. Validitas konstrak tersebut akan dianalisis secara statistika. Adapun cara pengukuran validitas tersebut adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson, karena aitem yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan korelasi antara skor aitem dan skor total aitem.

3.6.3 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 2010: 178. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil tetap saja hasilnya akan sama. Reliabilitas skala goal orientation dan skala self regulated learning siswa dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas internal karena hanya melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrumen saja. Menurut Azwar 2010: 63-64 pendekatan reliabilitas konsistensi internal bertujuan untuk melihat konsistensi antaraitem atau antarbagian dalam tes itu sendiri. Uji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, karena dalam pengambilan data menggunakan skala bertingkat sehingga skornya 1, 2, 3, dan 4. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas dengan rentang angka 0 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi, dan sebaliknya angka yang mendekati 0 berarti memiiki reliabilitas alat ukur yang rendah. Berdasarkan hasil pengujian melalui SPSS Versi 17.0 For Windows diperoleh hasil untuk reliabilitas skala goal orientation kelompok mastery goal sebesar 0,780, sedangkan skala goal orientation kelompok performance goal sebesar 0,752. Berdasarkan hasil tersebut, maka skala goal orientation secara keseluruhan dinyatakan reliabel. Tabel 3.8 Reliability Statistic Skala Goal Orientation kelompok Mastery goal Cronbachs Alpha N of Items .780 7 Tabel 3.9 Reliability Statistc Skala Goal Orientation Kelompok Performance Goal Hasil uji reliabilitas pada skala self regulated learning diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,939. Berdasarkan hasil tersebut, maka skala self regulated learning reliabel. Tabel 3.10 Reliability Statistic Skala Self Regulated Learning

3.7 Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 29 Mei 2013 diberikan kepada 56 siswa, yaitu siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan kelas X 2 dan kelas XI IS1 . Pemilihan subjek ini didasarkan pada kesamaan karakteristik populasi sebenarnya. Pelaksanaan uji coba ini menggunakan instrumen penelitian dengan jumlah total 81 aitem. Instrumen tersebut diisi dan dikembalikan saat itu juga, kemudian diolah untuk mengetahui aitem yang valid. Instrumen awal diujicobakan pada kelompok subjek yang kemudian peneliti mencoba melihat adanya kesulitan dalam penggunaan kata-kata dan bahasa yang kurang tepat dalam instrumen penelitian. Setelah aitem diperbaiki kemudian dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Cronbachs Alpha N of Items .752 10 Cronbachs Alpha N of Items .939 51

3.8 Metode Analisis Data