Jadi dapat disimpulkan, orang dewasa yaitu setiap individu yang telah mendapatkan dirinya dalam situasi tertentu berkaitan dengan pekerjaan,
kehidupan keluarga, kemasyarakatan, dan lain-lain, dimana dalam situasi-situasi tersebut ternyata menyadari perlunya pengaturan baru yang sebelumnya tidak
dikenalnya sehingga banyak hal yang harus dipelajari. Menurut Lindeman dalam Uno, 2011:56-57, konsep pembelajaran orang
dewasa merupakan pembelajaran yang berpola non-otoriter, lebh bersifat informal yang pada umumnya lebih bertujuan untuk menemukan pengertian pengalaman
danatau pencarian pemikiran guna merumuskan perilaku yang standar. Dengan demikian, teknik pembelajaran orang dewasa adalah bagaimana membuat
pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata.
2.3.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
Knowles dalam Uno, 2011:58 mengemukakan beberapa asumsi atau prinsip model pembelajaran orang dewasa yang berbeda dengan pembelajaran
anakremaja, yaitu:
2.3.2.1 Kebutuhan Untuk Mengetahui
Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu. Oleh karena itu tugas utama pengajar atau fasilitator adalah membantu
peserta belajar menjadi sadar akan perlunya mengetahui atau paling tidak pengajar atau fasilitator dapat memaparkan kasus yang bersifat intelektual untuk
menunjukkan nilai dari pembelajaran yang akan dijalaninya guna meningkatkan efektivitas kinerjanya atau kualitas hidupnya. Sarana yang cukup ampuh untuk
menyadarkan akan perlunya mengetahui adalah pengalaman sesungguhnya atau
pengalaman yang dirancang untuk meniru yang sesungguhnya, dimana peserta belajar dapat menemukan kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki saat ini
dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki.
2.3.2.2 Konsep Diri Peserta Belajar Pembelajar
Secara umum orang dewasa memiliki konsep diri bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab atas keputusan yang dibuat sendiri atas kehidupannya.
Konsep diri orang dewasa tersebut kadang-kadang tidak selamanya konsisten dalam proses kegiatan pembelajaran, maka menjadi tugas pengajar atau fasilitator
untuk mengembalikan atau mengembangkan kembali konsep diri orang dewasa yang sesungguhnya.
2.3.2.3 Peranan Pengalaman Peserta Belajar
Orang dewasa memasuki kegiatan pembelajaran membawa pengalaman- pengalaman yang berbeda setiap individu. Hal tersebut memberikan implikasi
bahwa mereka adalah heterogen dari segi latar belakang, gaya belajar, motivasi, kebutuhan, minat, sasaran, dan lain-lain. Untuk itu penekanan dalam
pembelajaran orang dewasa adalah strategi pembelajaran individu yang mengutamakan teknik menggali pengalaman peserta belajar melalui diskusi kasus,
simulasi, studi banding dan lain-lain.
2.3.2.4 Kesiapan Belajar
Penentuan waktu belajar kapan, berapa lama hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan orang dewasa. Hal yang lebih penting adalah perlu
adanya ransangan terjadinya kesiapan belajar melalui pengenalan terhadap model- model pembelajaran orang dewasa.
2.3.2.5 Orientasi Belajar