75
Pada pertemuan kedua, SL sangat menonjol dalam kelompoknya, banyak mengawali sesi, banyak berbagi pendapat dan cerita, dan masih sebagai pencair
suasana didalam kelompok. Pada pertemuan ketiga, SL semakin menonjol, menjadi ―bintang‖ dikelompoknya.
4.6.14 Subjek Eksperimen 14 UU
Pertemuan pertama, UU merupakan subjek yang sangat ekspresif dan carming. Namun saat menceritakan alasannya menjadi TKW, alasan yang
diceritakannya sedih tapi ekspresinya tidak tepat dengan emosi yang sedang dirasakannya. Saat role play, UU sangat aktif dan antusias dalam memerankan
pembantu yang kebingungan. Dia juga mengajari temannya ketika ekspresi yang ditunjukkannya salah.
Pada pertemuan kedua, UU bingung mau menceritakan apa saat sesi hear me, ekspresinya tetap seperti pertemuan pertama, dan saat role play UU sangat
percaya diri dan ekspresif dalam memerankan perannya. Pertemuan ketiga UU yang paling menonjol saat sesi cermin diri, ekspresinya tidak perlu diragukan lagi,
percaya diri dengan kelebihan-kelebihannya.
4.6.15 Subjek Eksperimen 15 WM
WM pada pertemuan pertama ini sangat pendian, pengikut, tidak banyak yang dapat digali darinya. Fasilitator sudah memotivasinya, namun tetap sama.
Teman-temannya pun ikut memotivasi, tapi tetap tidak banyak yang diceritakannya. Saat role play pun, perannya hanya diam.
Pada pertemuan kedua, WM kepercayaan dirinya mulai meningkat diikuti dengan keaktifannya mengikuti semua sesi, mulai antusias mengikuti pelatihan,
76
dan mulai menunujukkan ekspresinya saat sesi role play. Pertemuan ketiga, WM sudah aktif, terbukti dia yang mengawali dengan inisiatifnya sendiri, dan mulai
banyak bicara saat menceritakan kelebihannya.
4.6.16 Subjek Eksperimen 16 YP
Pada pelatihan pertama, YP subjek yang tidak aktif, banyak diam, tidak banyak yang dapat digali darinya. Ekspresinya pun datar. Namun saat role play,
YP cukup mengekspresikan dirinya. Namun ekspresinya lalu menurun lagi. Dipertemuan kedua, YP mulai aktif dibandingkan dengan pertemuan
pertama, dan YP mulai menunjukkan eksistensinya didalam kelompok, ketika duet dengan SM peserta yang tidak mengikuti pertemuan ketiga, mereka sangat
kompak dan serasi. Menjadi pencair suasana yang menghibur berduet dengan SM. Pada pertemuan ketiga, YP yang menjadi leader dikelompoknya, dia
banyak memberikan saran saat cermin diri dan saat sesi menceritakan kelebihan peserta, mungkin karena YP yang lebih tua dalam kelompoknya. Antusiasmenya
sangat bagus saat mengikuti pertemuan ketiga. Saat pelatihan berakhir YP juga yang berinisiatif sendiri dalam memberikan sambutan dan kesan pesan perwakilan
teman-temannya.
4.7 Hasil Manipulation Check