69
sedang dirasakan, ekspresinya datar, sehingga peserta satu kelompok bingung dan butuh berkali-kali ER memeragakan emosi.
Pada pertemuan ketiga, ER baru menunjukkan eksistensinya, sudah mulai berinisiatif dan percaya diri saat sesi cermin diri. Saat role play, ER sudah berani
memerankan peran penting. Ekspresinya sesuai dengan perannya.
4.6.3 Subjek Eksperimen 3 FA
Pertemuan pertama, FA merupakan subjek yang aktif dan terbuka. Dia mau menceritakan alasannya menjadi TKW dengan detail dan lengkap.
Ekspresinya pun sesuai dengan emosi yang sedang dirasakan, seperti saat bercerita alasan menjadi TKW, FA menangis karena dia merasa sedih harus
meninggalkan ibunya sendirian di rumah. Percaya dirinya pun cukup bagus, dia berani memutuskan dan memotivasi dirinya sendiri untuk berubah lebih baik lagi.
Saat role play pun, FA percaya diri untuk memerankan seorang anak yang demam tinggi dan menangis. Antusiasnya cukup tinggi, ini terlihat dia sangat
memperhatikan dan bertanya ketika ada sesuatu yang belum ia pahami. Pada pertemuan kedua, FA sangat semangat mengikuti pertemuan kedua,
ini terlihat dia mengikuti semua sesi dengan baik, memilih peran yang menantang yaitu majikan yang cemburuan dan memerankannya dengan baik sekali.
Pada pertemuan ketiga FA, mengalami penurunan semangat, setelah diberi permainan semangat dan antusiasnya kembali lagi. Sampai akhir acara, FA
peserta yang memiliki antusiasme yang tinggi.
4.6.4 Subjek Eksperimen 4 KS
70
Pertemuan pertama, KS termasuk subjek yang banyak diam saat sesi pertama. Dia hanya memperhatikan teman-temannya bercerita. Saat KS
menceritakan alasannya menjadi TKW, dia hanya bercerita singkat. Saat fasilitator memotivasinya untuk menceritakan alasannya lebih detail lagi, KS baru
mau menceritakannya lebih detail. Saat sesi role play, KS berperan sebagai pembantu. KS sangat ekspresif dan percaya diri dalam memerankan pembantu
yang galak dan agresif. Pada pertemuan kedua, KS mengalami peningkatan, bicaranya sudah
mulai banyak tanpa dimotivasi lagi oleh fasilitator. KS mengawali sesi kedua dan sangat ekspresif. Saat role play, KS sangat bagus dalam memerankan perannya.
Pada awal sesi pertemuan ketiga KS tidak bercermin lama-lama, dia mengatakan dia malu untuk menceritakan kelebihannya. KS cukup sulit untuk
menemukan kelebihannya, perlu didukung oleh fasilitator. Saat sesi role play, KS sukses memerankan perannya.
4.6.5 Subjek Eksperimen 5 KY