Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

14 Menurut Todaro dan Smith 2006, setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal yang telah susut atau rusak. Tetapi untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal capital stock. Jika diasumsikan bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal, atau K, dengan GDP total, atau Y, maka artinya setiap tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GDP. Jika hubungan tersebut, yang dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai rasio modal-output capital-output ratio, ditetapkan sebagai k, dan rasio tabungan nasional national saving ratio, yang ditetapkan sebagai s, merupakan persentase atau bagian tetap dari output nasional yang selalu ditabung, serta jumlah investasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total S, maka secara sederhana, kaitan pertumbuhan ekonomi, tabungan, dan investasi dalam versi model Harrod- Domar dapat dinyatakan sebagai berikut: i Tabungan S adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s, dari pendapatan nasional Y. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan yang sederhana : S = sY 2.1 ii Investasi I didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal K yang dapat diwakili oleh ∆K, sehingga persamaan sederhana yang kedua dapat dituliskan sebagai berikut: I = ∆K 2.2 Akan tetapi, karena jumlah stok modal, K, mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output, Y, seperti yang ditunjukkan oleh rasio modal-output, k, yaitu: KY = k atau ∆K∆Y = k atau, akhirnya ∆K = k∆Y 2.3 15 iii Terakhir, mengingat tabungan nasional neto S harus sama dengan investasi neto I, maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut: S = I 2.4 Dari persamaan 2.1 telah diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan 2.2 dan 2.3, juga telah diketahui bahwa: I = ∆K = k∆Y Dengan demikian, „identitas‟ tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan 2.4 adalah sebagai berikut: S = sY = k∆Y = ∆k = I 2.5 atau dapat diringkas menjadi sY = k∆Y 2.6 Selanjutnya, apabila kedua sisi persamaan 2.6 dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian dengan k, maka akan didapat: ∆YY = sk 2.7 dimana : ∆YY = pertumbuhan ekonomi s = tingkat tabungan nasional k = ICOR incremental capital output rasio, ∆K∆Y atau I∆Y Persamaan 2.7, yang merupakan versi sederhana dari persamaan terkenal dalam teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, secara jelas menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP ∆YY ditentukan secara bersama-sama oleh rasio tabungan nasional, s, serta rasio modal-output nasional, k. Secara lebih spesifik, persamaan itu menyatakan bahwa tanpa adanya intervensi pemerintah, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional akan secara langsung atau secara positif berbanding lurus dengan rasio tabungan semakin banyak bagian GDP yang ditabung dan diinvestasikan, maka akan lebih besar lagi pertumbuhan GDP yang dihasilkan dan secara negatif atau berbanding terbalik terhadap rasio modal- output dari suatu perekonomian. Menurut Harrod, pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan menjadi pertumbuhan aktual, pertumbuhan yang diinginkan, dan pertumbuhan alamiah. Pertumbuhan aktual the actual growth = ∆ adalah laju pertumbuhan sesungguhnya yang besarnya ditentukan oleh rasio tabungan-output SY dan 16 rasio tambahan kapital output ∆ ∆ . Kedua besaran ini dianggap konstan dan melalui manipulasi matematis akan sama dengan tabungan. Pada tingkat laju pertumbuhan aktual, output aktual tidak selalu sama dengan output potensial. Laju pertumbuhan yang diinginkan adalah laju pertumbuhan yang dianggap memadai guna menjamin tercapainya kapasitas penuh atau keseimbangan antara permintaan dan produksi dalam jangka panjang. Pada laju pertumbuhan ini, permintaan agregat dianggap cukup tinggi, sehingga dapat menjamin terjualnya seluruh kapasitas produksi yang ada. Dengan kata lain, output aktual akan sama dengan output potensial sehingga tidak terjadi variasi siklis dalam pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ini tercapai bila output aktual, output potensial, permintaan agregat, stok kapital, dan investasi tumbuh pada tingkat yang sama Mankiw 2007. Perekonomian dalam keseimbangan ketika laju pertumbuhan aktual sama dengan laju pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh, yaitu laju pertumbuhan ekuilibrium jangka panjang. Apabila laju pertumbuhan aktual lebih kecil daripada laju pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh, perekonomian mengalami kelebihan kapasitas yang dapat menciptakan depresi jangka panjang. Sebaliknya jika permintaan agregat tumbuh sangat cepat sehingga laju pertumbuhan aktual melebihi laju pertumbuhan yang menjamin kapasitas penuh, perekonomian mengalami inflasi jangka panjang. Harrod juga menyimpulkan teorema ketidakseimbangan disequilibrium theorem yang menyatakan bahwa dalam proses pertumbuhan ekonomi terkandung unsur ketidakstabilan yang sewaktu-waktu dapat mengganggu keadaan keseimbangan equilibrium. Kesimpulan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kondisi keseimbangan jarang terjadi. Selama proses pertumbuhan ekonomi berlangsung, tidak ada kekuatan yang dapat memperbaiki kondisi penyimpangan tersebut kembali menjadi stabil atau mencapai keseimbangan. Stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang hanya dapat dicapai melalui intervensi pemerintah lewat kebijakan fiskal dan moneter untuk menanggulangi gangguan penyimpangan dan ketidakstabilan. Kedua kebijakan ini sangat berperan untuk meningkatkan investasi dalam sektor infrastruktur yang dapat meningkatkan permintaan agregat dalam jangka pendek dan memperluas 17 kapasitas produksi serta menjamin keberlanjutan proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow

Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pengembangan dari formulasi Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yaitu tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga, yaitu teknologi, ke dalam persamaan pertumbuhan growth equation. Tetapi, berbeda dari model Harrod- Domar yang mengasumsikan constant return to scale dengan koefisien baku, model pertumbuhan neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang diminishing return dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah. Sedangkan jika kedua input tersebut dianalisis secara bersamaan, Solow juga menggunakan asumsi constant return to scale. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi-rendahnya pertumbuhan teknologi itu sendiri oleh Solow diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Karena kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen, model neoklasik Solow juga disebut sebagai model pertumbuhan eksogen Todaro Smith 2006. Secara umum pemikiran neoklasik didasarkan atas asumsi fungsi produksi kontinyu yang bersifat constant returns to scale, pasar bebas yang bersaing sempurna, faktor produksi yang mobile, adanya kemungkinan substitusi antar faktor produksi, serta anggapan tabungan yang identik dengan investasi. Asumsi- asumsi tersebut mengantarkan kepada pemahaman bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan dan stabilitas pertumbuhan dalam jangka panjang. Solow menekankan pentingnya peran kemajuan teknologi dalam setiap proses produksi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sustain. Model Solow diformulasikan atas anggapan bahwa unsur waktu terkandung dalam komponen kapital, tenaga kerja dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi juga diasumsikan terkandung dalam tenaga kerja yang disebut tenaga kerja efektif effective labor atau labor augmenting. Dengan asumsi fungsi produksi bersifat constant returns to scale output akan meningkat dengan proporsi yang sama jika kapital dan tenaga kerja 18 digandakan. Dari anggapan tersebut, model Solow diformulasikan sebagai suatu hubungan fungsional dimana output per tenaga kerja efektif sebagai fungsi dari kapital per tenaga kerja efektif, yaitu: = 2.8 Dimana: y = Output per tenaga kerja efektif YAL k = Kapital per tenaga kerja efektif KAL Y = Total output K = Kapital L = Tenaga kerja A = Efektivitas tenaga kerja teknologi AL = Tenaga kerja efektif labor augmented Menurut Solow, output nasional hanya digunakan untuk dua tujuan yaitu konsumsi dan investasi. Bagian output yang digunakan untuk tujuan investasi bersumber dari tabungan. Sebagai proses akumulasi modal, satu unit investasi menghasilkan satu unit tambahan kapital baru, sedangkan kapital yang lama mengalami penyusutan. Tingkat perubahan stok kapital per unit tenaga kerja efektif merupakan selisih antara perubahan investasi aktual dengan perubahan investasi break-even. Investasi break-even adalah investasi yang diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan tenaga kerja dan teknologi serta menggantikan penyusutan sehingga jumlah stok kapital per tenaga kerja efektif yang ada tetap. Stok kapital per tenaga kerja efektif akan berada pada posisi jalur pertumbuhan ekonomi yang berimbang the balance growth path ketika perubahan investasi aktual sama dengan perubahan investasi break-even. Sebagaimana ditunjukkan Gambar 4, apabila tingkat stok kapital per tenaga kerja efektif rendah, maka investasi aktual per unit tenaga kerja efektif lebih besar dari investasi break-even dan tingkat produktivitas stok kapital per tenaga kerja efektif sangat tinggi sehingga jumlahnya meningkat ke posisi stok capital per tenaga kerja efektif keseimbangan. Sebaliknya pada tingkat stok kapital per tenaga kerja efektif yang tinggi, investasi aktual per unit tenaga kerja lebih kecil dari investasi break-even dan tingkat produktivitas stok kapital per tenaga kerja efektif sangat rendah sehingga jumlahnya menurun ke posisi stok kapital per tenaga kerja